Chapter 24 : Chanyeol

1.4K 181 19
                                    

《《《PRESENT》》》


Kesembuhan Chanyeol tidak serta merta ikut menyembuhkan retak dalam rumah tangganya. Seakan mereka orang asing Chanyeol secara tidak sengaja serius menghindar dari Luhan, begitu demamnya turun Chanyeol segera menyibukkan diri pada urusan kantor. Mengabaikan petuah Luhan untuk tidak langsung memporsir tenaganya yang baru saja pulih, Chanyeol mengabaikan Luhan dengan hanya bermodalkan kalimat 'tak apa-apa'. Pergi pagi pulang malam, kadang tak pulang sama sekali salam sehari. Begitu pulang pun hampir berpapasan saja jarang terjadi.

Tidak ada yang mau duduk hangat mendinginkan kebekuan antara keduanya. Chanyeol menghindar, Luhan menutup mulut dari sekedar bertanya. Tidur bersama disatu ranjang  adalah saling memunggungi, adapun kontak fisik terjadi, hanya dilakukan begitu lalu tanpa kesan berarti. Senyum getir punya Luhan dibalas senyuman memaksakan dari Chanyeol.

Keharmonisan? Jangan tanyakan pada mereka ke mana perginya, sifat alamiah sepasang manusia yang disatukan dalam ikatan rumah tangga itu lenyap keberadaanya. Melupakan mereka nampak serasi diawal-awal pernikahan kini asing merayap memenuhi permukaan. Entah bagaimana Chanyeol mulai kehilangan nyaman berada di rumahnya sendiri.

Menjadikan kantor keluarga Park, tempatnya sering melarikan diri dari ketidaknyamanan meniti hari.

Keadaan pagi itu hilir mudik karyawan dan petugas kebersihan ditiap lantai kantor. Sibuk pada tugas masing-masing namun tetap menjunjung tata krama begitu bertemu sesama, menunjukkan hormat bila petinggi kantor seperti Chanyeol memperlihatkan diri.

Lengang kaki panjangnya melangkah, angkuh dagu terangkat mengabarkan secara tidak langsung ia tak tersentuh. Chanyeol lebih dari cukup membuktikan sempurna itu seperti apa. Berniat memasuki lift, pegawai yang lebih dulu menunggu bergegas membukakan jalan untuk Chanyeol. Membiarkan lift terbuka dan Chanyeol masuk seorang diri. Ada senyum serta sapaan diberikan para pegawai, biasanya Chanyeol membalas dengan hal sama, akan tetapi kali ini berbeda. Chanyeol tak berkutik, menjawab sapaan, atau bahkan sekedar tersenyum.

Begitu pintu lift tertutup, para pegawai saling pandang, membisik-bisikkan sifat bos mereka berbeda akhir-akhir ini.

Lift terbuka setelah berhasil membawa Chanyeol ke lantai tujuan. Menuju ruangan dengan mengabaikan lagi sapaan ramah tamah pegawai yang berpapasan dengannya.

Di depan ruang kerjanya, baru akan memegang kenop pintu malah dikejutkan ia dengan pintu ruangan lebih dulu terbuka. Terburu-buru Seorang office boy sambil membawa seember air bekas pell keluar, kejadian tak terhindarkan dimana si office boy menabrak Chanyeol. Tidak sampai terjatuh namun air bekas pell terciprat mengenai pakaian kerja Chanyeol.

Office boy terperanjat kaget. Segera menurunkan ember bekas pellnya, menuduk dalam mengucapkan maaf.

Chanyeol mengepalkan kedua tangan, tulang pipinya menonjol mengeras. Suara gemerutuk rahang saling beradu penanda betapa emosi pria tinggi itu meluap.

"Kurang ajar! Apa kau tidak menggunakan matamu dalam bekerja?" umpatnya dengan suara rendah namun penuh penekanan ditiap kata.

"Maafkan saya Tuan. Saya benar-benar minta maaf .... "

"SIALAN!"

Jas kerjanya ia tanggalkan dari badan, melempar jas tersebut mengenai wajah si office boy. Minim aba-aba satu kepalan tangan mendarat ke wajah laki-laki berusia lebih muda itu. Office boy malang terjerembab kebelakang, belum diberi waktu memahami sakit dari pukulan, tendangan mendarat di atas perutnya. Office boy tak mampu berdiri menahan sakit, terjatuh merintih memeluk perutnya. Kejadian itu tak pelak mengundang karyawan lain mendekat begitu mendengar keributan. Berbondong-bondong berkumpul menyaksikan seorang bawahan disiksa atasan tanpa kenal ampun.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang