Break Up II

2K 120 21
                                    

Setelah sekian lama bingung mau ngelanjutin chapter sebelumnya (yang sebenernya mah pengennya berhenti di situ aja😂), tapi karena banyak yang minta untuk dilanjut... So here it is! Yang mau baca sambil denger lagunya, monggo.

.

.

.

.

Semoga suka dengan plotnya!

Happy (angsty) reading😂

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Bip bip bip

Ceklek

Pintu kamar apartment terbuka. Setelah seharian beraktivitas di gedung manajemen, Jin memutuskan untuk tidak ikut makan - makan bersama member lain, tak terkecuali Jungkook.

"Pesan takeout saja, hyung mau tidur dulu." Tanpa menunggu respon dari Jungkook, Jin pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sudah dua minggu Jin bersikap tidak seperti biasanya pada Jungkook semenjak kejadian itu.

Iya, setelah Jin meminta untuk putus, Jungkook langsung memeluknya dengan erat sambil menangis. Memohon agar Jin tidak mengakhiri hubungan mereka. Kata - kata, 'tidak Jin, aku minta maaf, dan kumohon' menggema di apartment tempat tinggal mereka berdua.

Saking eratnya Jungkook memeluk Jin, yang sama - sama dalam keadaan lelah fisik dan mental saat itu, hampir tumbang saat Jungkook makin lama mendorong tubuh Jin hingga terjatuh di sofa. Tak menunggu lama, Jungkook langsung menduduki pangkuannya, mengalungkan lengannya di bahu lebar seluas samudra.

"Please, Jin... please," kata - kata yang keluar dari mulut Jungkook terdengar kurang jelas tapi penuh dengan nada memohon. Selain karena terlalu lama dan masih menangis, dia juga menenggelamkan kepalanya di ceruk leher kekasihnya.

Bukan hanya Jungkook, Jin pun juga sama - sama menangis dengan tangan terbaring lemah di kedua sisi badannya. Tidak membalas pelukan Jungkook ataupun menenangkannya seperti yang biasa dia lakukan.

"Jin, aku mohon... itu bukan apa - apa. Kumohon, Jin.. itu hanya kecelakaan. Hanya kamu, Jin. Hanya kamu," Jungkook mengadahkan kepalanya yang bersandar di bahu Jin, menatap mata 'sang bulan' yang blur karena air mata. Tangannya mencekram baju depan Jin dengan erat sambil menggeleng - gelengkan kepalanya dengan hebat. "Hanya kamu, hanya kamu," katanya sambil terisak.

Jin hanya menutup mata, membiarkan Jungkook mengguncang - guncangnya dengan menarik kerah bajunya. Dia terlalu lelah, terlalu lelah untuk menanggapi. Hati siapa yang tidak sakit setelah kekasihnya sendiri bilang bahwa ia menyesali telah menjadi pacarnya dan pulang - pulang menemukan bekas gigitan di lehernya? Belum lagi hal - hal kecil yang Jin sendiri merasa, bahwa hanya dia yang berjuang dalam hubungan ini.

Melihat Jin-nya tidak membalas atau bertindak, Jungkook mendekatkan wajahnya dan mencium bibir ranum itu.

Asin.

Oneshot Jinkook stories | Vol. 1Donde viven las historias. Descúbrelo ahora