Break Up (End)

2.4K 123 21
                                    

Hai, author kembali! Kangen ga? Xixixi. Maaf yaa baru update lagi. Sampe ada yang ngedm saking gapernah up, huhu maapkeun. As an apology, author update 1500+ kata buat kalian! Semoga kuat bacanya hahaha.

Happy reading!

.

.

.

.

Jin dan member lain sedang berada di dorm, entahlah belum ada yang mau kembali ke rumahnya masing - masing setelah latihan hari ini. Padahal ujung - ujungnya, satu persatu masuk ke kamar kesayangan mereka di gedung besar itu. Tak terkecuali, Jin.

Menatap figur ironman di mejanya sambil berbaring di tempat tidur, Jin jadi ingat bagaimana Jungkook suka menyelinap ke kamarnya di malam hari. Tidak bisa tidur katanya.

Jin menghembuskan napas dengan berat,

'Hyung, boleh aku masuk?'

'Jiminie? Ada apa?' Tak langsung menjawab pertanyaan hyung tertua, Jimin mendudukan dirinya di ujung kasur milik Jin.

'Hyung tidak apa - apa?'

'Hyung baik kok,' ada senyum kecil yang terterah di wajahnya, tapi seperti ada sesuatu yang hilang di sana.

Kebahagiaan.

'Hyung tahukan aku sayang Jungkook?' Tanyanya hati - hati.

Jin hanya menganggukan kepala, memalingkan wajahnya ke dinding putih yang warnanya kian memudar.

'Hyung juga tahukan aku sayang hyung sama seperti aku sayang dengan Jungkook dan member lain?'

Senyap.

Jin tersenyum getir, 'jujur, hyung tidak tahu Chim. Hyung cemburu padamu, tahu? Kau bisa pulang ke Busan kapanpun bersamanya, main skating, jalan - jalan berdua, dia juga memberikan hadiah hanya untukmu. Kau juga sadar kan GCF nya dominan berisi wajahmu?

Apalagi omongan - omongan army di luar sana. Entahlah Chim, hyung ingin lepas saja. Mungkin memang diri hyung tidak cukup untuk Jungkook yang- '

'Hyung, aku tahu mungkin kelihatannya Jungkook memberikan segalanya untukku, tapi rasa sayangnya padaku berbeda dengan rasa sayangnya padamu hyung. Aku ini kakaknya. Setiap aku sedang bersamanya, dia selalu bercerita banyak tentangmu hyung dan tak pernah sekalipun dia tidak pernah lewat menyebut namamu. Dia menangis saat mengatakan hal yang seharusnya tidak dia katakan hyung. Dia menyesal." Jimin memegang tangan Jin untuk menenangkannya.

"Hyung, lewat tatapan mata Jungkook saja, orang - orang tahu bahwa hyung adalah dunianya. Aku tahu, Suga hyung tahu, Namjoon hyung tahu, semua member tahu, bahkan non-army sekalipun tahu hyung. Mereka tahu hyung dan Jungkookie punya ikatan yang sangat spesial."

Jimin tahu, bukan hanya karena insiden gigitan leher itu yang membuat Jin merasa diujung tanduk, tapi rasa iri yang terlalu lama dipendam dan komunikasi antar mereka berdua yang tidak sejalan.

Jin menggeleng - gelengkan kepalanya, 'Hyung tidak tahu harus bagaimana sekarang Chim. Hyung tidak kuat lagi.. hyung ingin berhenti saja..'

.

.

Masih memandang figur yang sama setelah Jimin memeluknya dan keluar kamar sebelum mengatakan, 'ini hubungan kalian dan bukan aku yang menjalankan. Apapun keputusan hyung nanti, aku akan selalu ada untuk kalian berdua. Tapi aku mohon hyung, pikirkan keputusan itu dengan baik. Kalian sama - sama saling mencintai dan aku juga para member bisa melihat itu.'

Oneshot Jinkook stories | Vol. 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang