Part 35 - Mundur

113K 14.8K 3.9K
                                    

Hai, hai aku datang lagi. Ada yang nungguin?

Spam nama Jihan 👉

Spam nama Niken 👉

Spam nama Haikal 👉

Spam nama Dirga 👉

Spam PEMERAN UTAMA 👉

Jangan lupa ramaikan setiap paragraf yaa

Happy reading ❤

Semesta memaksaku melepas mu, padahal mengenggam mu saja belum.
________

"Saya ayahnya Jihan."

"Om."

"Ayah Mertua." Ini jelas Dirga yang mengatakan.

Jihan menyuguhkan tiga gelas kopi tanpa gula dan serbuk kopi atau sebut saja air putih di hadapan tiga laki-laki yang bertamu di kos kecilnya. Kripik yang Jihan beli di indoagustus harus ia relakan untuk jadi suguhan juga.

Tak lupa tahu bulat digoreng tiba-tiba yang dibawa oleh Dirga menjadi pelengkap, walau bentuknya rusak setidaknya masih dapat dimakan. Tidak seperti bubur yang Haikal bawa. Jatuh, berantakan dan berakhir di tempat sampah.

"Perkenalkan Om, saya Dirga." Dirga tersenyum kalem. Sangat tidak cocok senyuman itu ia tampilkan mengingat tingkahnya yang terkadang tidak tahu malu.

"Saya Haikal." Haikal memperkenalkan diri.

Ayah Jihan tersenyum penuh wibawa.

"Jadi siapa di antara kalian yang menjadi pacar Jihan?" tanya beliau.

"Saya!" Dirga menjawab dengan cepat. Sementata Haikal diam saja.

Jihan yang duduk di sisi Dirga mendepak bahu laki-laki itu. "Nggak usah ngaku-ngaku."

Dirga nyegir. "Calon pacar maksudnya."

Indra lihat Ayah Jihan kini beralih pada Haikal. "Kalau bukan bocah itu. Berarti kamu pacar dari anak saya?"

Haikal tersenyum tipis pada Ayah Jihan. Tidak mengiyakan, tidak juga membantah.

"Tolong tinggalkan putri saya!"

Ekspresi tenang Haikal berubah kelam.

"Jihan sudah menceritakan semua yang terjadi pada saya. Termasuk tentang utangnya. Tenang saja, utang itu akan kami bayar bagaimana pun caranya. Walau keluarga kami miskin, tapi kami masih punya harga diri. Kamu tidak bisa seenaknya pada Jihan. Mencampakkan dia begitu saja, lalu datang kembali seenaknya."

Kedua tangan Haikal terasa dingin. Untuk pertama kalinya setelah dewasa dia merasa gugup.

"Maaf," sesal Haikal.

"Kalian berdua jangan pernah menemui putri saya lagi. Laki-laki yang besar di kota memang tidak ada yang benar!" hardiknya.

Jihan diam tanpa kata-kata. Setelah semua kesedihan yang ia lalui, akhirnya ada yang benar-benar berpihak pada Jihan. Ayahnya, laki-laki hebat yang tidak akan pernah mengkhianatinya.

"Om, tidak bisa menyamaratakannya semua laki-laki jahat. Saya akui, saya pernah menyakiti hati Kak Jihan. Tapi bukannya semua orang pernah berbuat salah," jelas Dirga dengan wajah kalem.

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang