ARA 1

1 2 0
                                    

Cerita ini udah dari lama mau aku up ke wp, tapi takut gak ada yang suka.

Aku harap, kalian suka yah!
Oh iya, sampaikan pendapat kalian tentang cerita ini yah gyus!

Happy Reading!!

“Woii!!” teriak seorang pria berseragam sekolah kepada seorang gadis yang sedang makan di kantin sekolah.

Namun sang gadis hanya menoleh sebentar, lalu melanjutkan aktifitas makannya.

“Sombong amat lu!” ucap pria itu sambil berjalan ke arah gadis yang sedang menikmati makanannya.

Pria itu pun duduk di depan gadis itu dan langsung mengambil alih sendok dan garpu gadis yang sedang di makan itu.

Gadis itu hanya menatap malas pria yang ada di depannya itu.

Slurrpp!

“Eeekk, alhamdulillah. Makasih ya Ra." ucap pria itu kepada gadis yang bernama Ara.

“Hmm.”

Itulah Ara, seorang gadis yang mandiri, dia hanya tinggal sendirian. Bukan karena tidak mempunyai orang tua, tetapi dia dibuang oleh ayah dan ibunya sendiri. Kemudian dia tinggal bersama neneknya dan tak selang beberapa lama neneknya pun meninggalkannya ke surga. Dari sini dia menjadi mandiri, dan mulai mengumpulkan uang untuk dapat bertahan hidup.

Sekarang dia menjadi wanita yang dapat menghasilkan uang sendiri. Dan pekerjaannya sekarang adalah pembalap motor yang terkenal, tapi tak ada seorang pun yang tau tentang itu, karena dia tak pernah membuka helmnya selama belum sampai di rumahnya.

Oke gyus. Back to topik!

Ara pergi membeli sebotol air dan langsung berjalan ke kelasnya.

“Hufftt!"

Ara menghelas nafasnya dan membuka ponselnya.

Ting!

Satu pesan masuk.  Ia membukanya.

[Ada yang nantangin. 10 juta. Terima atau tolak?]

Ara mulai mengetik dan memencet tombol kirim.

[Terima.]

Ia pun meletakkan ponselnya dan menidurkan kepalanya di atas mejanya, kemudian memejamkan matanya.

Siswa/i sudah mulai memasuki kelas dan tak lama terdengar bell yang membuat Ara membuka matanya.

Seorang guru masuk dan pembelajaran dimulai.

Beberapa menit kemudian terdengar bell pulang sekolah. Semua siswa/i bersorak dan langsung memasukkan buku buku mereka ke dalam tas masing masing.

Skip!

Brumm!

Brumm!

3 2 1 Mulai!

Sebuah kain dinaikkan dan kedua motor langsung menancapkan gasnya.

Terlihat dua motor yang sedang dalam kecepatan di atas rata-rata. Satu motor memimpin dan satunya lagi ada di belakang. Motor yang ada di belakang terlihat lebih santai daripada motor yang ada di depan. Tapi, saat garis finish mulai terlihat, motor yang ada di belakang langsung menancap gasnya dan akhirnya dia memimpin jalan dan melewati garis finish terlebih dahulu.

Queen Queen Queen!!!

Seperti itulah teriakan penonton. Mereka bersorak atas kemenangan orang yang di sebut Queen itu. Yah, dia seorang wanita.

Hadiah pun diberikan kepada yang menang.

“Makasih." ucap sang wanita yang dipanggil Queen itu.

Dia pun pergi ke arah motornya.

Tiga laki-laki berjalah ke arahnya.

“Selamat yah Queen!" ucap mereka memberikan selamat.

“Thanks."

“Traktirannya mana Queen? Hehe." ucap salah satu dari pria itu.

“Alah lu mah minta traktiran terus!" balas pria yang lainnya.

“Ehehehe. Sekali-kali Van."

“Sikili-kili Vin. Tiap Queen menang juga lu minta traktiran."

“Iyakah? Kok gue gak ingat?"

“Kalian bisa diem gak?" tanya pria yang sedari tadi diam, namanya Vano.

“Siap bos!" balas keduanya.

Queen yang melihat itu hanya terkekeh.

“Ada yang sakit gak Ra?" tanya Vano sambil melihat Queen dengan khawatir. Yah, Queen itu adalah Ara.

“Gue fine kok Bang." balas Ara dengan tersenyum.

“Syukurlah."

“Ayok! Katanya tadi mau ditraktirin." ucap Ara sambil memakai helmnya.

Revan dan Rio langsung berlari ke arah motor mereka setelah mendengar Ara mengatakan traktir.

Vano yang melihat itu hanya tertawa dan menaiki motornya.

Mereka pun pergi ke penjual bakso favorit mereka.

Setelah sampai, Revan dan Rio langsung pergi memesannya dan menghampiri Vano dan Ara yang sudah duduk.

Pesanan mereka sudah datang dan mereka pun mulai menyantap bakso mereka dengan nikmat.

“Ara bukan?"

Ara dan tiga kawannya menoleh ke arah seorang pria yang seumuran dengan mereka. Mereka mengernyit.

“Siapa?" tanya Ara.

“Teman kelas kamu." balasnya sambil tersenyum.

“Gue gak kenal."

“Aku duduk di depan kamu. Masa gak kenal?"

“Gak."

“Emmm Mungkin kar---"

“Ini dek!" potong penjual bakso itu sambil menyodorkan satu kantong bakso.

“Eh iya Pak. Ini uangnya."

“Aku duluan ya Ra!"

Dia pun pergi.

“Kenal Ra?"

“Gak Bang."

Merekapun kembali memakan bakso mereka.

...

Maaf kalau banyak typo yah manteman><

Jangan lupa vote!

ARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang