10

1.5K 149 50
                                    

Malam yang dingin dengan awan yang mendung. Dalam suasan seperti ini membuat beberapa orang enggan untuk keluar rumah dan lebih memilih bergelung dengan selimut hangat serta berbaring di kasur tercinta. Membuat sebagian orang juga malas beraktivitas dan mungkin berencana membatalkan agenda malam ini karena melihat pertanda air langit akan segera turun.

Hal itu juga yang dirasakan oleh Tenn. Tapi, itu tak bisa dilakukan karena dia memiliki jadwal malam ini. Tak biasanya ia semalas ini saat akan pergi kerja. Biasanya dialah yang bersemangat, ya walaupun tertutup dengan wajah dinginnya. Tapi kali ini Tenn malas bekerja. Boleh bolos aja nggak? Dia hanya ingin tidur bersama sang adik dengan selimut hangat yang melapisi mereka. Menghabiskan waktu dengan bergurau dan bercerita. Sungguh Tenn ingin melakukannya.

"Huh...malas..." ucap Tenn sambil melangkahkan kakinya hendak berangkat.

Sampai dia di ruang tamu, dia melihat adiknya sedang duduk di sofa entah melakukan apa.

"Tenn-nii mau berangkat?"

"Iya Riku," kata Tenn mendekati adiknya lalu mengelus Surai Crimson sang adik.

"Tenn-nii hati-hati ya, jangan lupa bawa payung sepertinya akan hujan. Tenn-nii jangan hujan-hujanan ya!"

"Iya iya adikku yang cerewet!" ucap Tenn sambil menoel hidung Riku dan terkekeh.

"Riku baik-baik di rumah ya," ucap Tenn.

"Iya Tenn-nii!"

"Ya sudah Tenn-nii berangkat dulu ya"

"Hu'um dadah," kata Riku sambil melambaikan tangan dan dibalas lambaian tangan singkat dari Tenn.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Malam ini Trigger diundang dalam acara milik Re:vale yang berupa talk show. Saat ini acara sedang berlangsung dan Trigger melakukannya dengan profesional. Keadaan diluar yang hujan deras tidak menyurutkan semangat mereka dalam menampilkan yang terbaik untuk para fans. Bahkan beberapa kali petir menyambar tidak menghilangkan fokus mereka yang ada di dalam gedung ini.

Sampai saat acara telah selesai dan sekarang mereka sedang beristirahat. Ini juga merupakan jadwal terakhir Re: vale yang artinya mereka sudah boleh bersantai.

"Ryuu, bagaimana keadaan adikmu? Dia sudah baik-baik saja?" tanya Gaku memecah keheningan.

"Eh!!! Adik Ryuu sakit?! Sakit apa? Apa parah?" tanya Momo.

"Momo tenang," peringat Yuki.

"Eh..Momo senpai...dia hanya demam kok dan sudah sembuh," kata Ryuu.

"Syukurlah," kata Gaku dan Momo bersamaan.

"Syukurlah Ryuu," ucap Yuki.

"Itu hanya demam tak perlu heboh!" kata Tenn tak peduli.

'bahkan penyakit adikku lebih parah dari itu!' lanjut Tenn dalam hati.

"Cih...hanya demam?! Jika demam dibiarkan akan semakin parah! Kau tak boleh menganggap remeh demam!" kata Gaku kesal.

"Sudah Gaku, mungkin yang dimaksud Tenn itu, itu cuma demam bukan penyakit yang berbahaya jadi tidak perlu khawatir. Itu benarkan jadi sudahlah," kata Ryuu menenangkan Gaku.

"Tapi tetap saja!" kekeh Gaku.

"Sudah sudah jangan beramtem para kohai imutku...Yuki! bantu aku tenangkan mereka!" kata Momo yang melihat Gaku yang akan memukul Tenn.

"Kau itu punya hati nggak sih? Apa sebenarnya kau itu tak punya keluarga jadi tak pernah merasa khawatir!" kata Gaku ingin memukul Tenn.

"Sudah Gaku! Itu berlebihan!" kata Ryuu berusaha mencegah Gaku memukul Tenn.

Protect My Otouto [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt