04

46 11 0
                                    

petikan gitar, sorakan penonton, serta alunan lagu yang bersiul dari bibir menghibur cakrawala langit sore.

Jalanan Tokyo pada sore hari seperti biasa ramai oleh orang yang berlalu lalang, karna kota ini merupakan kota hidup selama 24 jam tanpa henti.

menonton perfomance street band pada sore hari merupakan salah satu alternatif hiburan di kala sedang luang ketika berada di pusat kota, itulah yang di lakukan [name] saat ini. menikmati lagu yang di bawakan oleh band tersebut, sekali-sekali ia ikut bernyanyi mengikuti sang vokalis sebagai penonton.

Asyik menikmati tanpa memperhatikan sekitar, [name] terhuyung kebelakang oleh orang yang menyelak ke depan dan juga menggantikan posisi dirinya hingga ia tak sengaja menabrak orang yang berlalu lalang.

" aduh maaf." ia membungkukan badannya namun betapa terkejutnya ketika melihat sosok yang ditabraknya, yaitu orang yang tadi pagi membuat harinya sangat buruk.

[name] menatap geram pria yang di hadapannya, sosok yang di tatap hanya menaikan alisnya yang kemudian berlalu meninggalkannya seperti hanya angin berlalu, yang membuat wanita itu tambah geram.

name berjalan dan menarik legan pria yang berlalu itu hingga membuat sang empu menoleh

" wah setelah membuat pagi hariku menjadi buruk sekarang kau sudah lupa dengan orang yang-ah sungguh mengesalkan!." ketus [name] dengan menekankan dua kata terakhir tak lupa tatapan sinis di berikan oleh pria bersurai muggle rosy itu.

" hah?." Pemuda itu menaikkan kedua alisnya membuat [name] tak dapat berkutik namun ubun-ubun nya sudah terkontaminasi oleh emosi yang ia ingin lontarkan kepada pria tersebut.

" Oii haruchiyo!."

Seorang pemuda bersurai silver panjang memanggil seraya menghampirinya. Ia mencengkram kerahnya.

" kemana saja kau bodoh! Setelah mengacaukan meeting dengan klien, kau pergi seenaknya?! Berani-beraninya kau! Akan kubunuh kau bajing-." Koko yang sedang melontarkan semburan emosinya hingga membuat kericuhan disekitarnya. terdiam sejenak menyadari kehadiran seorang wanita yang menempel kepada rekan kerjanya itu dengan mengcengkram lengannya, namun yang dilihat Koko lain hal yaitu ''menggenggam", dikarenakan tangan wanita yang mungil di selimuti oleh lengan coatnya.

" wah wah apa-apaan ini-apakah ini Sanzu Haruchiyo yang aku kenal? Berkencan dengan seorang jalang innocent-AHHAHAAHHA ku pikir kau hanya tertarik pada bos dan tidak tertarik pada wanita manapun."

Kencan!? Beribu pertanyaan terukir di benaknya, namun ada satu hal yang membuat wanita itu seperti melewatkan sesuatu.

JALANGGG?!!

" apa yang kau katakan barusan?!." ucap [name] dengan nada rendah mengintimidasi

" ah sumimasen, tidak peduli siapapun engkau tapi berhati-hatilah dengan partner kencanmu ini, dia orang yang sangat gila." ujar Koko, [name] tertawa sekilas

" Kencan? Apa ini terlihat kencan di matamu HAH?!." [Name] menarik dasi pria yang ia cengkram barusan yang sontak membuat pria itu terengah.

Koko sontak terkejut melihat tingkah wanita tersebut, namun tak lama ia tertawa terbahak yang membuat [name] menganggapnya gila, tapi lain halnya dengan Sanzu. ingin sekali ia lenyapkan manusia maniak uang itu dengan ratusan ton heroin.

" aku tidak tau apa yang sedang kalian lakukan dan juga tidak peduli-tapi teruslah beri bajingan ini pelajaran." ujar Koko.

" Apakah dia temanmu?." tanya [name]

" aku malas mengakuinya, tapi ya begitulah." Jawab koko

" Beri tahu temanmu ini untuk menjadi pria yang beretika baik ketika telah menabrak seseorang-dengan menumpahkan noda di pakaiannya."

" Noda? Apakah itu darah atau muntahannya ketika mabuk?." Tanya Koko.

" Kopi." Ketus [name] dengan menunjuk noda di pakaiannya yang sedikit memudar.

Mendengar itu Koko terkekeh, " kau memperkeruh masalah hanya untuk seutas noda seperti ini?." Koko mengeluarkan dompetnya

" Baiklah ambil ini sebagai kompensasi dan urusan kita selesai." Koko memberikan debit card kepada [name].
" Disini ada 50jt yen." lanjut koko

alih ingin menerimanya namun gengsinya meronta. tidak mungkin ia menjual harga dirinya seharga 50jt Yen walau nominalnya bisa membuat dirinya menjadi sultan dadakan.

ia cukup berpikir keras akan tawaran ini hingga membuat pemuda bersurai silver panjang berdecak sebal menunggunya.

" Duh lama banget sih cuman terima doang apa susahnya coba." Batin koko

Sanzu jengkel melihat kedua orang yang salah satunya tidak dikenalinya ini. ia bukan jengkel karna mereka bertengkar melainkan ia merasa diperlakukan seperti tawanan saat ini.

" AHAHHAHA." Kedua pria yang dihadapannya hanya menatap [name] dengan datar.

" bukankah ini terlalu berlebihan?." [Name] memperhatikan Koko dari atas sampai bawah dengan sinis. " Sepertinya-." ucapnya terpotong

" Sepertinya kau yang terlalu berlebihan? Hanya karna masalah noda yang tampak tidak terlihat saja kau memperkeruh perkaranya-setidaknya kami berusaha untuk bertanggung jawab, tapi kau seolah ingin membesarkan masalah ini." Sanzu mengambil debit card dari tangan Koko dan meletakkan di tangan wanita itu. " terimalah ini-saat ini hatiku sedang tidak kacau, jika sampai aku melihat perangaimu lagi, akan aku pastikan kau tidak akan selamat. Ingatlah itu!." Kedua pemuda itu pergi meninggalkan [name] yang membeku dengan menggenggam debit, ia masih mencerna kejadian barusan. Tampaknya bumi sedang menghajarnya habis-habisan hari ini hingga membuatnya terpuruk.

" DASAR BAJINGAN ARGHHHHHH!."

yap pada akhirnya ia mengeluarkan emosinya yang berada di ujung tanduk. para manusia yang berada disekitarnya hanya menoleh sesaat dan lanjut berlalu.

Di sisi lain Koko sangat kesal dengan Sanzu. Ia masih tidak terima uang 50jt yen nya lenyap hanya untuk seutas noda, padahal jika wanita tadi menolaknya ia sangat senang karena dirinya tidak akan rugi. Memang awalnya dia yang menawarkan debit nya kepada wanita itu, namun ketahuilah itu hanyalah sebuah formalitas agar dirinya terlihat seperti konglomerat.

ponselnya berbunyi dan tertera nama Haitani Tertua disana, ia segera mengangkatnya.

" dimana kau?." ucapnya spontan tanpa salam

" Shinjuku bersama Sanzu, ada apa?."

" kebetulan kau bersamanya, cepatlah datang ke markas-kita akan memulai rapat saat kalian sudah sampai." Ran menutup ponselnya sepihak.

" bos akan memulai rapat, kita langsung balik saja." ucapnya kepada Sanzu dan di angguki olehnya. mereka pun pergi ke markas.

siluet jingga berganti menjadi hitam di langit sebagai penutup jurnal hari ini.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Dec 19, 2021 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

lampauOnde histórias criam vida. Descubra agora