Jungwoo membantu haechan berdiri, taeil langsung memeriksa keadaan haechan sedangkan yg lain memilih menjadi penonton. Haechan menendang kursi yg ada di depanya dengan kasar. Dia tidak mungkin menendang mark, itu bukan sifat haechan. Jujur haechan kecewa terhadap mark, tidak bisakah bertanya dulu 'ada apa' sebelum menghakimi. Tapi percuma, itu memang kebiasaan mark. Sejak kapan sifat mark yg itu menjadi sifat yg paling buruk di mata haechan? Sejak akhir akhir ini, jika dulu dulu haechan memaklumi dengan sifat mark yg itu, sekarang haechan sangat muak. Apa waktu tidak bisa dijadikan teman oleh mark hingga hal buruk seperti itu tidak bisa lelaki itu hilangkan.
Mark taeyong adalah dua orang yg sangat haechan kagumi tapi entah kenapa dua orang ini juga yg sering bikin haechan makan hati. Haechan heran pada dirinya sendiri, haruskah ia bangga, ketika berkali kali mark dan juga taeyong sering menyakiti hatinya tapi tidak ada rasa benci sedikitpun di hati haechan untuk keduanya. Dia hanya kesal dan itupun hanya sesaat.
Haechan punya kunci yg sangat ampuh untuk meredam emosinya. Ketika hatinya terluka yg dia tau bisa saja berujung benci, dia hanya ingin mengingat kebaikan orang tersebut sehingga rasa benci lenyap begitu saja. Itu yg ibunya ajarkan."jika seseorang yg sangat kau sayangi menyakiti perasaanmu, boleh marah, boleh kecewa tapi ingat, jangan membenci, jika perasaan benci menghampiri hatimu, jangan ingat keburukan orang tersebut, ingatlah kebaikan dia"
Kata kata itu yg selalu haechan ingat ketika dirinya dilingkupi emosi yg berlebihan.
Haechan sangat berterimakasih pada ibunya, haechan itu masih muda, labil, emosional itu biasa, tapi hebatnya haechan, dia pintar dalam mengendalikan emosinya. Ketika di rasa keadaan memanas, haechan memilih menjauh dari lingkaran tersebut, guna menghindari hal hal yg tidak di inginkan. Haechan tenang tapi akan murka jika di usik apalagi di salahkan terhadap sesuatu yg bukan sepenuhnya kesalahan dia. Apa yg taeyong lakukan? Haechan akan terima jika taeyong tidak meninggikan intonasi suaranya begitu juga dengan mark, haechan akan terima sikap kasar mark jika saja mark bertanya terlebih dahulu apa terjadi.
Haechan menjambak rambutnya dengan kasar, daritadi benaknya di penuhi dengan kejadian barusan. Dia kecewa terhadap taeyong, haechan sangat berharap, jika haechan melakukan kesalahan, taeyong dapat menegurnya dengan sikap yg lembut, sama seperti yg dia lakukan terhadap mark. Bukankah dia dan mark sama sama adiknya. Jangan salahkan haechan jika dia berpikir taeyong pilih kasih. Itu karena bukti nyata perbedaan sikap yg taeyong tunjukan untuk dia dan mark. Haechan menghela nafas, benaknya mengingat kembali perkataan taeyong tadi, kenapa harus menyinggung gelarnya sebagai maknae. Dia juga tidak ingin menjadi maknae sebenarnya. Maknae di mata fans adalah, adik yg nakal, yg menyebalkan dan selalu menyusahkan kakak kakaknya, ingin rasanya haechan berteriak pada orang yg beranggapan demikian, tidak semua maknae seperti itu.
Nama panggung yg dia terima menjadi beban tersendiri buat haechan. Dia adalah si ceria, si penghidup suasana, dia harus terus tersenyum walaupun hatinya menangis, terus menghibur walau nyatanya dia yg membutuhkan hiburan tersebut, terus memberi motifasi walau nyatanya dia juga butuh motifasi. Haechan bangga mendapat nama panggung itu tapi tidak bisa berbohong jika itu juga menjadi beban tersendiri baginya.Haechan celingukan melihat sekitar. Saat ini dia duduk di ruang latihan. Sendirian!. Bisa di pastikan hyung yg lain sedang menenangkan taeyong. Itu sudah sering terjadi. Haechan sudah kebal dengan hal itu.
Niatnya ingin makan malah hal yg tidak diinginkan malah terjadi. Mendadak perutnya kenyang.
Satu nama yg terlintas di benaknya saat ini. Ibunya. Dia harus menelpon ibunya, setidaknya itu mampu membuat perasaannya tenang.🌿🌿🌿
Benar dugaan haechan, semua mengerumuni taeyong saat ini, tapi bukan seperti yg haechan pikirkan. Doyoung sedang menceramahi taeyong saat ini, mark juga kena semprotan doyoung."tidak bisakah hyung bicara lembut pada haechan, dia sama seperti mark"
"doyoung, kalau kau ingin menceramahiku lebih baik kau keluar dari kamarku sekarang, kau membuat kepalaku makin pusing"
Doyoung menatap taeyong kesal "aku tidak tau apa yg dipikirkan haechan saat ini tentangmu, sikapmu benar benar menyedihkan hyung, bukan haechan yg harus mengendalikan emosinya tapi kau!" ujar doyoung pedas.
"dam kau mark, lain kali jangan ikut campur kalau kau tidak tau apa apa, kau sudah lama mengenal haechan tapi sikapmu seperti orang yg baru mengenal haechan dan satu lagi, sejak kapan kau menjadi kasar seperti tadi"
Doyoung melihat dan mendengar semuanya tadi. Dari haechan meneriaki yuta sampai mark mendorong haechan.
Mark hanya menunduk ketika doyoung mengomelinya sedangkan taeyong memilih menulikan telinga. Doyoung tidak perduli mereka mendengarnya atau tidak, setelah mengatakan itu doyoung langsung keluar. Haechan tidak akan ke meja makan lagi, doyoung akan membawa makanan untuk anak itu.Doyoung heran melihat kamar haechan yg kosong. Lalu doyoung menuju ruang musik, sama, tidak ada haechan di sana. Doyoung tau tempat terakhir yg sering haechan datangi. Ruang latihan.
Doyoung menghentikan langkah ketika sampai di pintu ruang latihan, haechan sedang menelpon seseorang. Doyoung tidak berniat menganggu, dia memilih menunggu. Hampir 10 menit doyoung menunggu, doyoung menajamkan pendengarannya ketika tidak mendengar suara lagi. Sepertinya haechan sudah selesai menelpon. Doyoung mendorong pintu itu menggunakan kakinya karena tangannya membawa makanan.
Tatapan keduanya bertemu."kau mau melewatkan makan siangmu? "
Haechan tidak menjawab, doyoung meletakan baki di depan haechan "makanlah" perintah doyoung.
Haechan menatap makanan itu tanpa minat "aku tidak lapar hyung"
Satu jitakan doyoung hadiahkan untuk haechan "jangan macam macam, jadwalmu sangat padat, jangan menghukum tubuhmu"
Haechan masih belum menyentuh makanannya membuat doyoung kesal tapi juga khawarir.
"kau harus makan, nanti kau sakit" ujar doyoung lembut.
Haechan masih diam, perhatian kecil ini entah kenapa membuat haechan menjadi cengeng. Tiba tiba merindukan neneknya, merindukan ibunya, merindukan keluarganya di jeju.
Haechan menunduk, menyembunyikan matanya yg berkaca kaca, doyoung menatap haechan iba, mendekati anak itu lalu memeluknya."menangislah kalau kau ingin menangis" ujar doyoung lembut sembari mengusap kepala haechan.
Tidak terdengar tangisan dari mulut haechan tapi bahu haechan bergetar. Dia menangis dalam diam, dalam dekapan doyoung.
Hati doyoung sangat sakit melihat haechan seperti ini. Dia sangat menyayangi haechan, seperti adik kandungnya sendiri. Anak ini jarang menunjukan kerapuhannya.Tiga orang yg berdiri di pintu mendadak membeku. Ini pertama kalinya mereka melihat haechan seperti itu. Anak itu selalu menunjukan keceriannya selama ini.
Jaehyun menatap taeil dan juga yuta "kalian melihatnya? Ini pertama kalinya dia seperti itu"
Yuta tersenyum tapi matanya ikut berkaca kaca. Kenapa dia merasa sedih melihat haechan seperti itu sedangkan taeil merasa cemburu kepada doyoung, haechan menunjukan itu di depan doyoung padahal selama ini haechan selalu bersikap manja padanya.
TBC
Lanjut gak ni??????????????

YOU ARE READING
MAKNAE LEE HAECHAN (markhyuck) END✔
FantasyCerita tentang Lee haechan, maknae NCT127, tentang hubungan persahabatannya dengan mark, dimana haechan hanya ingin mark bersikap sama padanya, mark adalah segalanya bagi haechan setelah keluarganya tapi sikap kasar mark seringkali membuat haechan...