Part 8

1.5K 85 3
                                    

💜Happy Reading💜

Azka dan Rhea telah berganti pakaian, mereka bersiap untuk acara resepsi pernikahan mereka, yang diadakan di hotel milik Albert.

Azka dan Rhea berjalan menuju ke atas panggung, dengan Rhea yang mengapit lengan Azka.

Rhea kesusahan saat menaiki panggung, karena gaun yang ia kenakan sangatlah berat dan panjang, serta high heels setting 10 cm yang membuat kakinya sakit. Dengan sigap, Azka membantu Rhea untuk naik keatas panggung.

"Shhh," ringis Rhea. Karena kakinya terasa sakit. Ia tidak terbiasa, menggunakan sepatu dengan hak tinggi.

"Kenapa?" Azka menoleh saat mendengar ringisan dari Rhea.

"Ah, em ... enggak papa kok Kak." Rhea tersenyum kikuh.

Azka mengangguk. "Kalau sakit, duduk aja. Gak usah sok-sokan maksain!" sinisnya.

"Iya Kak, maaf."

"Hm."

Para tamu undangan mulai naik ke atas panggung, untuk memberikan ucapan selamat kepada sang mempelai. Mereka mengundang sekitar 3000 orang, mulai dari kerabat, sahabat, rekan bisnis Azka, Albert, Ethan dan Thomas, para karyawan dan teman sosialita Arabella, Fellycia, Belinda.

"Selamat bro, atas pernikahannya. Semoga langgeng sampai maut memisahkan," ujar Bryan.

"Selamat ya. Do'a Aunty yang terbaik buat kalian," ujar Bianca.

"Makasih Uncle, Aunty atas kehadiran serta doanya," balas Azka.

"Makasih Uncle, Aunty," timpal Rhea.

"Bay the way, Morgan gak ikut?" tanya Azka.

"Ikut kok. Tapi entah kemana bocah itu sekarang, seneng banget hilang," jawab Bryan.

"Hus! Ngomongnya jangan gitu. Dia anak kamu loh," tegur Bianca.

"Hehehe maaf, sayang." Bryan cengengesan.

"Ya sudah, Aunty sama Uncle turun dulu ya. Masih banyak yang ngantri soalnya. Sekali lagi, selamat atas pernikahan kalian,"

"Iya Aunty." Bryan dan Bianca turun dari atas panggung.

Azka dan Rhea kembali menyalami para tamu undangan, mereka mendapatkan banyak ucapan selamat, do'a dan bahkan mereka juga mendapatkan banyak sekali hadiah.

Terhitung sudah sekitar 3 jam lamanya mereka menyalami para tamu undangan. Rhea merasa kakinya kebas karena terus berdiri, ia yakin kalau kakinya nanti akan lecet dan memerah. Sebenarnya, tadi sendiri tadi Azka sudah menyuruh Rhea untuk duduk, tapi gadis menolaknya, karena merasa tidak enak.

"Duduk!" perintah Azka.

"Enggak usah, kak. Aku gak papa kok, beneran deh," tolaknya.

"Lo jangan keras kepala, bisa gak sih? Jangan nyusahin gue!" geram Azka.

Rhea menunduk takut. "Maaf."

"Gue gak butuh ucapan maaf dari lo! Sekarang lo pilih duduk, atau gue patahin kaki lo!" ancamnya.

Rhea yang mendengar ancaman dari Azka pun, langsung duduk. Ia takut membangkitkan amarah pria itu, jika ia tidak menuruti perkataannya.

"Tunggu sini, gue pergi dulu!"

Rhea mendongak. "Mau kemana, kak?"

"Gak usah banyak tanya! Gue turun sebentar." Tanpa ba-bi-bu, Azka segera turun dari atas panggung.

Rhea terdiam, ia merenung sejenak. Apakah yang akan terjadi dengan rumah tangganya kelak? Jika Azka saja, bersikap seperti itu kepada dirinya.

Disisi lain, Azka menghampiri Alleta, yang sedang berbincang-bincang dengan Belinda.

Crazy Boy [END]Where stories live. Discover now