Pemberian

749 84 1
                                    












Namjoon kemudian meraih tangannya dan menarik Seokjin menuju sofa yang tersedia di ruangannya.

"Tunggu di sini dan jangan keluar! " pesan Namjoon. Ia mengambil jas hitam milik nya yang tersampir di kursi kerjanya dan kemudian menutupi tubuh Seokjin menggunakan jas tersebut. Setidaknya aroma milik Namjoon yang melekat pada jas tersebut bisa menetralisir feromon yang Seokjin keluarkan.
Seokjin melihat Namjoon yang pergi keluar meninggalkannya seorang diri. Namun Seokjin merasa gerah hingga ia putuskan ke toilet yang tersedia di dalam ruangan Namjoon. Ia membuka seluruh pakaiannya dan mengguyur tubuhnya dengan air. Seokjin tahu sangat tidak sopan sekali sebenarnya menggunakan ruangan Namjoon namun ia sangat terdesak saat ini.  Baru kali ini ia tidak bisa mengontrol heatnya.

Tok...tok...tok...

Terdengar pintu toilet tersebut di ketuk beberapa  belas menit kemudian.

"Seokjin, apa kau di dalam?"

Seokjin merasa lega ternyata itu adalah suara Namjoon.

"Iya.." jawab Seokjin.

"Aku membawakanmu supressant. Minumlah..."

"Tunggu sebentar.."

Seokjin kemudian mengeringkan tubuhnya menggunakan baju kaosnya. Tak mungkin ia meminta handuk pada Namjoon. Setelah itu ia bergegas memakai pakaiannya kembali dan keluar.

"Maaf harus menggunakan toilet anda,"

"Tidak apa. Cepat minumlah.." Harus Namjoon akui bahwa penguasaan dirinya sangat bagus ketika feromon Seokjin terasa begitu kuat. Kalaupun ia ingin melakukannya, setidaknya Seokjin harus tampak bergairah bukannya terlihat tak berdaya seperti sekarang.
Dengan cepat, Seokjin menelan butiran pil supressant tersebut.

"Apa anda membelikan saya supressant?"

"Menurutmu? Tentu saja daripada feromon mu makin menyebar di sini,"

"Maaf . Ini pertama kalinya saya merasa kan seperti ini. Maaf merepotkan anda, presdir."

"Sudahlah. Setidaknya apa kau lebih  baik sekarang?"

Seokjin menganggukkan kepalanya. Ya demi omeganya itu, Namjoon pergi ke apotek terdekat dan membeli supressant dengan kualitas yang paling bagus.

"Ambil saja . Harganya tak seberapa." Ya sebagai orang kaya tentu saja harga supressant itu tak memberatkan kantongnya. Seokjin merasa tak enak hati dengan ucapan Namjoon tersebut. Jujur saja sudah sekian tahun lamanya Seokjin tak merasakan rasanya di berikan sesuatu oleh seseorang.   Seokjin jadi  teringat akan masa lalunya, ketika di panti dulu. Tentang seorang anak kecil yang suka memberinya sesuatu.

"Terimakasih," hanya itu yang mampu Seokjin ucapkan.

"Kau bilang ini pertama kalinya kau mengalami heat seperti ini? memangnya biasanya seperti apa?" Jujur saja sebagai Alpha , Namjoon tak begitu mengerti dengan siklus heat para omega.

"Ya pokoknya sudah ada tanda-tandanya. Tidak mendadak..." Seokjin rasa feromon Namjoon lah yang memancing siklus heatnya datang secara mendadak. Seokjin agak risih menceritakan detailnya.

"Jam berapa kau pulang? Kau yakin masih bisa bekerja ? " Namjoon tetap tak mengerti jadi ia mengalihkan dengan pertanyaan lain.

"Jam 4 , pesdir... ya saya akan tetap bekerja. Saya merasa lebih baik sekarang."

"Baiklah terserah mu saja,"

"Apa.. Feromon saya masih tercium?" Seokjin memberanikan diri bertanya.

Aku yang tak di inginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang