✨2✨

15 11 11
                                        



"Bila tak bisa mengobati
Tolong jangan buat luka baru
Luka kemaren masih sakit "

Setibanya dirumah aku kira aku akan diintrogasi Mama ternyata enggak
Mama malah muntah muntah gak jelas awalnya aku khawatir tapi pada ahirnya aku lebih khawatir dengan hidup ku kedepannya.

15 Juni 2015
Hari dimana Mama menjalani masa kehamilan keduanya setelah mengandung ku tentunya .

"Mama udah baikan?"tanyaku sambil menatapnya

"Dewy kok kamu bau sih sana ah jangan dekat dekat"ujar Mama kesal

"Mama kenapa sih orang Dewy udah mandi juga"ucapku tak kalah kesal

"Tetap aja kamu tuh bau udah sana Mama mau makan nih"ucap Mama dengan sedikit membentak

Aku sedikit terkejut dengan kelakuan Mama karna baru kali ini dia membentak ku. Dulu ketika aku salah  dia selalu memberitahu dengan kalimat kalimat yang enak didengar namun sekarang apa yang terjadi kenapa berubah secepat ini
tak terasa air mataku tumpah sungguh hatiku terasa sakit  seperti ada duri yang menancap di hati ini

"Kok malah nangis sih cengeng
banget " ucap Mama kesal

Aku menatap mata yang selalu menatap ku dengan sayang kini tak kulihat rasa sayang itu aku hanya menatap iris mata yang begitu bengis menatapku dengan kejengkelan.Segera aku berjalan tampa menghiraukannya rasa sesak didada ini sulit untuk di bendung ingin rasanya aku mengakhiri segalanya.
Namun kenapa, kenapa setiap aku ingin melakukan itu aku seolah di ingatkan oleh Malaikat bahwa pedih nya siksa kubur lebih sakit dibanding penderitaan didunia apa aku termaksud hamba yang disayangi Allah atau aku hanya takut melakukan hal itu .
Aku sendiri bingung tiba tiba suara klakson mobil mengagetkan ku

"Dewy berangkat sama Ayah ya"ucapnya

"Aku bau"ucapku tanpa menoleh kelawan bicaraku

"Mama gak ikut kekantor kok nak ayo naik nanti telat loh"ucapnya lagi

Segera aku naik ke mobil Ayah tiri ku yah menegur tadi ialah Ayah tiriku suami barunya Mama

"Udah ada jajan belom?"tanya nya memulai percakapan

"Belom Mama gak mau dekat aku gimana mau minta"ucapaku sedikit ketus tidak sopan memang tapi emosiku belum stabil jadi wajar lah

"Ini buat kamu"ucapnya mengulurkan uang lima puluh ribu kepada ku

Aku tidak menolak uang itu aku bukan orang munafik aku membutuhkan uang .
Uang memang bukan segalanya tapi tampa uang kita akan kesulitan

"Wy Mama kamu sedang hamil jadi wajar kalo dia berubah kamu jangan ambil hati ya"ucapnya terdengar lembut ditelinga namun sakit dihati bagaimana bisa aku diam melihat perubahan Mama yang seolah tak menganggap ku anak aku hanya mengangguk kan kepalaku karna aku tak ingin banyak bicara

"Udah sampai, yang rajin ya belajar nya  "ucapnya sambil mengelus kepala ku.
Aku meliriknya dan tersenyum apa aku tersenyum tulus tidak aku hanya tersenyum guna menutupi segala luka ku .

"Cie dianterin sama bokap baru uhuyy dikasi jajan gak tuh"tanya Alia meledek

" Kek nya iya deh kan bokap baru "
seru Rara tersenyum mengejek dia melirik ku

"Kita kenal??
kek nya enggak deh sorry ya aku duluan"ucapku sinis

"Ehh maksud kamu apaan "ucap Rara tersinggung

"Bisa gak sih ngehargain orang kita nyapa kamu loh"ucap Alia kesal

"Aduh kalian kenapa sih gak usah sok dekat deh pake acara nyapa segalak lagi gak perlu lah
udah ya aku duluan mau nyari teman baru yang senasib kek aku" ucapku sambil melirik sinis kedua temanku ehh maksudnya mantan teman teman ku

Fragile HeartWhere stories live. Discover now