Vita Kraysin gadis yang memiliki kehidupan yang buruk setelah kematian orang tuanya saat berusia 14 tahun meninggalkan harta kekayaan yang melimpah yang menjadi incaran kerabatnya yang serakah. Vita mampu bertahan sampai usianya yang ke-18 tahun mes...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Jika biasanya Eyzi akan tidak tega untuk menatapnya datar pada Merry. Kali ini pria itu benar-benar melemparkan tatapan tajam pada adik bungsunya yang sudah mencuri istrinya sampai siang datang di hari berikutnya.
Merry benar-benar manja kepada Hye tidak ingin menjauh dari gadis cantik itu. Walau sudah banyak orang yang membujuknya untuk ikut bersama mereka tapi gadis kecil itu ke ingin selalu bersama Hye.
Bahkan tidur pun ingin ditemani setiap hari, setiap malam dan itu membuat Eyzi kesal setengah mati pada adik kesayangannya itu.
Sedangkan Hye malah merasa diuntungkan dengan sifat manja Merry kepada dirinya. Dengan begitu dia bisa sedikit menghindari suaminya akhir-akhir ini menjadi sangat posesif membuat dirinya kesal.
Memanfaatkan kepolosan Merry sedikit tidak masalah bukan pikirnya puas.
Saat ini Hye sedang memiliki waktu ruang jadi gadis cantik itu tengah bersantai di bawah pohon rindang di belakang kediaman Eyzi. Tanpa ada siapapun yang mengganggunya, bahkan Zia pun dia usir.
Rasanya begitu tenang dan damai tanpa suara bising tanpa rengekan Merry dan tanpa omelan Eyzi. Semilir angin kerap kali menerbangkan beberapa helai anak rambutnya yang terjuntai di samping wajahnya.
Membuat rasa sejuk terhantar pada tubuhnya hingga gadis cantik itu memejamkan matanya. Namun ketika matanya terbuka dia menangkap sesuatu yang mencurigakan.
Kenapa selir An We mengendap-ngendap seperti itu terlihat seperti maling pikirnya aneh. Sebuah ide cantik terlintas di pikirannya dan membuat gadis cantik itu mengikuti selir pertama tersebut. Ya, karena selir kedua merupakan ibu dari Boo.
Terlihat selir An We menghampiri seseorang yang berpakaian serba hitam dengan tudung di kepalanya. Lalu mereka membincangkan sesuatu dengan berbisik-bisik sehingga Hye tidak dapat mendengarnya.
Gadis cantik itu berdecak kesal karena ketika dirinya semakin mendekat, mereka malah berpisah dengan selir An We yang memberikan sesuatu kepada orang misterius tersebut.
Sial! Umpatnya dalam hati.
Karena rasa penasarannya yang hampir menembus langit. Jadi Hye mengikuti orang tersebut dan dan menghalanginya namun sebelum itu dia menyobekkan pakaiannya lalu dibuat cadar di wajahnya.
Hye tidak ingin wajahnya dikenali orang misterius tersebut.
"Wah wah wah! Sepertinya kau mendapatkan buruan bagus teman. Beritahu aku apa yang ada di sakumu?" tanya Hye kalem tanpa memperdulikan raut wajah terkejut orang misterius tersebut.
"Siapa kau?"
Laki laki dengan suara sengaja diberatkan. Batin Hye.
"Aku hanya seseorang yang memiliki rasa penasaran yang begitu tinggi."
"Cih, aku tidak memiliki urusan denganmu."
"Oh ya? Sayangnya aku memiliki urusan denganmu."
"Pergi dari hadapanku jika tidak aku akan membunuhmu!" ancam orang pria misterius itu.
"Ow takut!" Hye memasang wajah pura-pura takut sehingga membuat pria itu tersenyum puas. "Anda kena prank!"
Bugh
Hye meniup tangannya yang baru saja menghantam wajah pria itu. Terlihat pria itu meringis dan masih sedikit kaget.
"Kau!" geram pria itu dan bangkit melayangkan pukulan kepada Hye namun ditangkis dan dihindari dengan mudah oleh gadis cantik itu.
Bugh
Hye melayangkan pukulan di perut pria itu hingga mundur dua langkah. Kemudian menarik tangannya dan membanting tubuh pria itu.
Brug
"Arrrrgh. Sial! Awas kau."
"Lemah!" remeh Hye yang membuat pria itu naik pitam.
Sebelum pria itu bangkit, Hye sudah lebih dulu melayangkan tendangan yang mengenai dada pria itu, hingga terpental menabrak pohon dengan darah yang keluar dari bibirnya.
Hye mengeluarkan sebuah belati kecil dari lipatan pakaiannya yang sering dia bawa untuk berjaga-jaga. Kemudian mengarahkannya ke leher pria itu yang membuatnya ketakutan.
"Aku sudah meminta baik-baik tapi kau ngeyel. Katakan! Apa yang yang diberikan oleh selir An We padamu!"
Pria itu hanya diam dengan tubuh yang sedikit bergetar ketika belati gadis cantik itu menggesek kulitnya hingga mengeluarkan darah segar. "Katakan! Kalau tidak belati ini akan benar-benar menembus separuh lehermu!"
"Ba.. baik. Aku akan mengatakannya tapi jauhkan dulu belati itu dari leherku!" ujar pria itu gagap.
Belati Hye pindah kedada pria itu, yang membuat pakaian yang dikenakannya sobek memperlihatkan dada bidangnya. Hampir membuat gadis cantik gitu khilaf, jika tidak ingat bahwa suaminya memiliki dada bidang yang lebih tegap dari pria dihadapannya.
"Selir An We memerintahkanku untuk mencari racun yang mematikan yang tidak memiliki penawar."
"Untuk apa?" bingung Hye.
"Untuk menyingkirkan orang-orang ke kaisaran agar putranya naik tahta."
Cih, ternyata masih ada orang yang rakus dan tamak di sini pikir Hye kesal.
"Kau akan aku bawa menghadap Kaisar!" ancam Hye padahal itu hanya taktik agar pria di hadapannya ini mengikuti keinginannya.
Pria itu langsung sujud di kaki yang membuat gadis cantik itu melongo. "Jangan.... jangan bawa aku menghadap Kaisar. Aku melakukan ini karena keluargaku membutuhkan uang, aku akan melakukan apapun asal kau tidak membawaku!" Pria itu berkata panik.
Ternyata uang bisa membuat seseorang menjadi jahat cibir Hye dalam hati. Sepertinya gadis cantik itu lupa jika dirinya mati karena sepupunya menginginkan hartanya. "Baik, tapi kau harus melakukan perintahku. Aku berjanji kau akan mendapatkan bayaran yang lebih besar daripada dari selir An We untuk keluargamu dengan uang yang halal."
"Benarkah? Apa kau tidak sedang membohongiku!" Pria itu berujar antusias.
Hye menatapnya sebal. "Aku tidak akan mengulangi tawaranku."
Pria itu menganggukkan kepalanya. "Aku akan melakukan perintahmu!"
Hye berbisik di telinga pria itu, kemudian pria itu menganggukkan kepalanya. "Katakan saja jika aku yang menyuruhmu!"
"Jika kau berkhianat, Aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia." tambah Hye dingin yang membuat pria itu meneguk salivanya kasar. Wanita dihadapannya ini sungguh mengerikan dan baik secara bersamaan.
"Baik! Tapi Aku tidak tahu namamu siapa?"
Hye menepuk keningnya. "Eun Hye. Ingat baik-baik nama itu."
Kemudian gadis cantik itu melenggang jauh dari sana meninggalkan pria itu yang kebingungan. Sepertinya dia sedikit familiar dengan nama itu, tapi siapa pikirnya.
********
Voment kalian adalah mood booster ku 😘
Semakin banyak yang baca cerita aku dan kasih dukungan baik berupa komen maupun vote.... Itu membuat aku semakin ingin buat cerita baru lagi.
jadi buat kalian yang mau dapetin cerita baru di lapak aku yang banyak kasih support ya 😅😅