12 - Darah Kedua

1.2K 139 7
                                    

Btw, cerita ini punya cover baru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Btw, cerita ini punya cover baru. Wkwk 😆

💀💀💀

Liburan yang dijanjikan Leo bukanlah omong kosong semata, ia benar-benar mempersiapkan segalanya. Ia memesan tiket pesawat sejak jauh-jauh hari. Bahkan sudah memesan hotel untuk lima hari di sana. Mereka hanya tinggal menunggu waktu untuk berangkat saja. Wanita mana yang tak senang dengan laki-laki sebaik Leo.

Tapi Nessa sebaliknya. Bukannya senang, ia justru tampak kesal sepanjang hari. Selama seharian Nessa memasang wajah cemberut yang membuat Leo sedikit cemas. Seharian penuh Leo terus berpikir dan mengoreksi dirinya. Apakah ia berbuat atau mengatakan sesuatu yang membuat Nessa marah? Tapi tidak, tidak ada sama sekali. Semuanya baik-baik saja. Tapi sikap Nessa tiba-tiba saja berubah.

Sambil duduk menonton televisi, Leo masih tidak tenang dan terus memikirkan soal tingkah Nessa yang terasa janggal. “Nessa!” panggil Leo dari depan televisi. Ia yang tak tahan dengan sikap aneh pacarnya pun memutuskan untuk bertanya langsung ke Nessa. Di samping itu Leo juga khawatir ada masalah yang disembunyikan Nessa darinya. Sehingga membuatnya terbebani sendiri.

Tak berselang lama, Nessa datang dengan wajah cemberutnya. Ia berdiri tak jauh dari Leo yang bersandar di sofa. Dengan setelah celana pendek dan kas berwarna kuning kusam. Mata mereka saling bertatapan, tapi tatapan Nessa sangat tak bersahabat.

“Kenapa?” tanya Leo sambil membenarkan posisi duduknya. “Kamu aneh deh seharian ini,” tambah Leo.

“Aneh gimana?” tanya Nessa sambil membuang muka.

“Sebentar lagi kita mau berangkat liburan lho. Kamu kenapa pasang muka cemberut gitu terus sih? Aku ada salah? Aku bikin kamu kesel? Atau gimana? Coba ngomong biar masalah selesai, aku gak mau ya kalau nanti kita berangkat ke Lombok, wajahmu masih kaya gini,” kata Leo menjelaskan.

Nessa menghela nafas. “Kamu masih gak sadar juga?” tanya Nessa.

Leo menggeleng. “Enggak, coba sadarkan aku,” katanya.

Nessa menyilang kedua tangannya di depan dada, wajah kesal terpasang di wajahnya. “Malam selasa kamu ke mana?” tanya Nessa.

“Malam selasa?” tanya Leo. Kemudian ia mulai berpikir dan mengingat-ingat. Sampai akhirnya ia sadar, malam selasa yang di maksud Nessa adalah malam saat ia membunuh Nadine. Sadar akan hal itu, Leo pun mulai gugup. Melihat itu Nessa semakin yakin.

“Tuh, kan. Kamu aja gugup begitu, emang dasar laki-laki ya. Gak bisa ditinggal sebentar aja,” kata Nessa yang mulai marah.

Akan tetapi Leo kembali menggelengkan kepala dan mencoba mengelak. “Aku gak ngerti maksudmu apa? Aku gak ngapa-ngapain kok malem selasa,” kata Leo mencari alasan.

“Jangan bohong!” bentak Nessa yang seketika membuat Leo kaget. Selama berpacaran, baru kali ini Nessa membentaknya sedemikian keras. Semakin memperjelas betapa marahnya wanita itu. Leo menatap Nessa dengan tatapan bingung.

Jerat Maut Perjanjian Setan (TAMAT) Where stories live. Discover now