05

100 10 3
                                    

"Psst psst kana.."

Bisik seseorang dari luar kelasnya saat kbm berlangsung, Kana yang awalnya fokus mencatat materi di papan jadi celingukan setelah mendengar seseorang memanggilnya meskipun lirih

"Heh-"

Panggilnya lagi, dan Kana mendapati seorang Aya di balik jendela tepat samping tempat duduk Kana

Kana yang menemukan itu mengerutkan keningnya, ada apa dengan temannya satu ini. Namun Kana tak ambil pusing, ia kembali memfokuskan diri

Mungkin dengan merampungkan catatannya dahulu lalu dia bisa keluar kelas dengan alibi ke toilet setelah ini

"Lama banget lo dipanggil bukannya nyaut"

Oceh Aya saat posisi keduanya berada di samping aula, aman dari pandangan guru-guru yang sedang mengajar

"Lo aneh"

Aya yang sibuk memperhatikan apa posisi mereka benar-benar aman, tidak menghiraukan ucapan Kana dan malah menarik Kana menuju belakang Aula

Kana yang ditarik secara tiba-tiba oleh Aya reflek memegang tangan Aya yang menarik tangannya guna mengatur keseimbangan

Tidak tau dan tidak menyangka ada siapa saja di belakang aula, Hidup Kana seperti sehabis dijatuhi batu lalu disemprot air kran

"Waduh apanih dateng-dateng malah gandengan"

Alias kurang beruntung

"Tuhkan apa gue bilang, kalo sama Aya berasa uji nyali tau"

"Lo ngomong sekali lagi, pantat lo rata Gal"

Gala mendelik, Aya cantik lucu tapi serem

"Aya"

Jerry, yang tadi keberadaannya membuat Kana terheran-heran, sejak kapan anak ini keluar kelas?

"Apa?" Saut Aya sedikit ketus, salahkan Gala

"Lo lebih prefer gramed apa perpus?"

"Salah, gue lebih suka ke timezone"

Obrolan singkat yang keluar dari topik yang tidak direncanakan membuat Gala menggeleng dan langsung ambil aksi

"Jadi tujuan gue manggil lo semua disini, teruma lo Kana. Ini mengenai festival seni kita 25 hari lagi, dan kenapa gue ngajak Jerry? Karena gue dapet informasinya ini dari dia terutama bokapnya"

Gala dan Jerry membeberkan fakta yang sedikit mengejutkan secara bergantian

Meskipun begitu, Kana dan Aya keduanya merespon dengan muka datarnya. Kana yang menyenderkan badannya ditembok disamping Aya yang mendudukan dirinya dikursi sisa, yang memang sengaja ditempatkan di belakang aula

Ditambah permen milkita yang menangkring dimulut Aya, menambah kesan watadosnya

"Watados apaan, modelan kayak bayi gitu" elak Gala, padahal 15 menit yang lalu dia bilang kalau Aya ini menyeramkan

"Terus, kalo kaya gini kita bisa apa? Itu udah urusan orang gede"

Kana yang realistis 8 detik yang lalu

"Bokap lo gak ngabarin pak brata emang Jer?"

"Harusnya sih udah, gue semalem dengerin mereka lagi ngobrol gitu di telfon"

"Idih nguping ya lo!"

Aya mendorong lengan Jerry pelan sambil mengatakan itu

"Tapi disini yang paling pasti, lo bertiga tetep ikut ni lomba apa kaga?"

Pandangan Kana berubah lurus ke depan, Aya yang menopang dagunya dan Gala yang terlihat sedang bergelut dengan pikirannya

"Tapi nih ya Jer-"

"HEH KALIAN BEREMPAT NGAPAIN DISINI??"

"Mampus"







Jerry, Gala, Kana, Aya sekarang duduk rapih di kantin sekolah. Saat ini jam istirahat berlangsung, jadi mereka bebas berkeliaran tanpa sembunyi-sembunyi

"Stres emang, hampir aja tadi gue gak nafas 2 hari"

Gala terlihat mengatur nafasnya, sesekali menyeruput es jeruk didepannya

"Hah maksud lo?"

"Mati suri?"

"Sinting"

Respon tidak sinkron dari Aya dan Jerry membuat mereka berdua melakukan perdebatan kecil yang lagi-lagi membuat Kana sebagai penonton

"Ya lagian ketua kelas lo random bener"

Dan untungnya diantara mereka ber-4 masih ada 1 orang yang pikirannya tidak terkontaminasi oleh bakteri gadanta nya Gala Jerry dan Aya

Our one and only saviour, KANA

"Gue laper, lo pada mau pesen juga apa terus ribut doang disini?"

Ketiganya menoleh ke Kana, lalu memberi respon yang berbeda-beda. Dengan Jerry yang langsung berdiri untuk mengikuti Kana, Gala yang memilih untuk menitip, dan Aya yang pamit untuk menemui kembaran Gala, si Gale

"Rames satu, es lemontea satu, sama mie lidinya dua rebu ya Na. Nih duitnya, ntar kalo ada kembalian lo mintain makaroni aja"

"Pas bego duit lo"

Ucap Jerry mewakili hati kita semua




"GALE!" Dengan suara yang menggelegar di penjuru ruang kelas, Aya memasuki salah satu kelas yang merupakan bukan kelasnya sendiri

"Tuman"

"Ke kopsis sekarang, kaos penjas lo berlobang"

(*koperasi siswa)

Tanyakan kenapa Gale harus ke perpustakaan dengan alasan kaosnya yang berlobang,

Ulah Gala, tentu saja bukan Aya

Tapi Gale ini tipe manusia yang bodoamat sama apapun, wajahnya terlalu datar, terlihat seperti tak punya emosi

Tapi faktanya dia punya hati yang lembut

"Besok aja lah, males banget hari ini"

Salah satu sifat Gale yang membuat Aya maupun orang tuanya menggelengkan kepala yaitu ngeyel

"Lo kalo ngomong gitu, gue buang semua file game lo di hardisk ps2 gue"

Bingo!!! Aya tau kelemahan Gale

Akhirnya Gale menurut, sedikit terpaksa karena ia harus mengukur baju, menulis alasan membeli baju lagi, dan terakhir setor tanda tangan

Katanya,"gue bukan seleb bukan orang terpandang, perasaan tiap mau apa-apa harus ngasih tanda tangan melulu"

"Anak pinter!"

Ucap Aya sambil menggandeng tangan Gale seperti anak tk pulang sekolah

Dari kelas Gale - sampai ke depan kopsis

Malu, ya jelas. Tapi demi file game kesayangannya, Gale mampu menahan rasa malunya dan memasang muka datar andalannya





"Na, yakin lo masih mau lanjut?"

Jerry membuka obrolan dengan menanyakan hal yang sama ke Kana. Dan dengan santainya Kana menjawab

"Liat nanti"



[ K A N A ]

KANA | KJK LOCALWhere stories live. Discover now