42. Gara-gara tulisan

2.2K 170 6
                                    

Cowok itu tiba-tiba muncul di hadapanya sambil tersenyum. Ingin tahu reaksi Zisel? Dia terdiam dengan wajah pucat. Perlahan matanya bergerak meneliti cowok itu dari atas hingga bawah, senyumannya juga mulai terbit. Lama sekali Zisel tidak melihatnya.

Selanjutnya?

Entahlah, Zisel terbangun karena alarm ponselnya.

Cuman mimpi ternyata. Andai nyata, gue mau peluk lo se erat-eratnya.

Zisel cepat-cepat membuka aplikasi notes di ponselnya. Gara-gara tulisan ini, Rhys berhasil hadir di mimpinya setelah berpisah 5 tahun lamanya.

Iya, sudah 5 tahun lamanya Rhys dan Zisel tidak berjumpa dan tidak saling bertukar kabar.

Sekarang dia ingin membaca kembali tulisan yang dia tulis kemarin. Yang niatnya hanya iseng.

Rhys di sana lagi ngapain, ya?

Rhys di sana lagi ngapain, ya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dear penyebab luka

Sebelum tidur gue selalu merenung sejenak, menyempatkan diri menemui teman setia. Bintang di langit yang paling terang. Entah kenapa saat gue natap langit malam ingatan tentang kita selalu terputar ulang.

Malam ini, mulut tak berhenti mengeja nama lo berharap di sana lo dengar. Tidak, kali ini tidak ditemani playlist yang gue buat sehari setelah mendengar kabar lo pergi, playlist yang selalu gue putar karena di dalamnya terkumpul lagu yang mengingkatkan betapa beruntungnya gue bisa mengenal lo. Btw, playlist itu udah gue hapus dari lama. Kabar gembira, tangis kini bukan menjadi penghantar tidur gue.

Selamat malam dari orang yang pernah bersamamu 5 tahun yang lalu.

Ditulis pada tanggal 17
Pukul 10 malam
Ditemani ribuan bintang.

Senyumnya perlahan pudar. Dia mengangkat sedikit kedua kakinya sebagai tumpuan untuk menenggelamkan wajahnya.

Tuhan, hilangkan perasaan ini perlahan. 5 tahun ini sudah cukup untuk menikmati luka.

•••

Selama 5 tahun ini Zisel menjalankan pengobatan untuk kesehatan mentalnya. Awal-awal jadi mahasiswa baru penyakitnya ini menjadi lebih parah dan lebih intens.

Disaat itulah papanya memaksa Zisel untuk berobat karena daridulu dia tidak mau untuk berobat dengan alasan malu. Dia hanya berpegang yakin bahwa dia akan sembuh dengan sendirinya. Padahal itu salah besar. Dia sangat butuh penanganan khusus.

Tentu penanganan pasien kali ini dengan dokter Lexi. Dokter penyelamat Zisel dikala itu. Masih ingat?

Tidak hanya menjadi seorang dokter, dia juga menjadi teman Zisel yang paling dekat sejak itu. Mereka berdua sering keluar bareng, bahkan Zisel tidak memanggilnya lagi dengan sebutan dokter, melainkan Lexi.

OWNER KOS [END]Where stories live. Discover now