Bab 58-END

3.9K 252 23
                                    

Senangnya hutangku lunas... hehehe

Happy reading gaess..




"Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun..."

Naomi menegang dalam dekapan Daniel. Ternyata drama panjang ini masih belum berakhir.

"ikatan kita sudah berakhir, kau tidak bisa memaksakan kehendakmu. Dewasalah Daniel, terima kenyataan yang ada di depan matamu.."

Daniel mengeratkan pelukannya, berbanding terbalik dengan Naomi yang memasrahkan kedua tangan di samping tubuhnya. Karena kepasrahan itu, tubuhnya ikut berguncang saat Daniel menumpahkan tangisnya di bahu Naomi.

"Ini semua seperti mimpi.., dalam sekejab kau sudah hilang dari sisiku.." 

Tubuh Daniel semakin bergetar hebat dan raungannya memenuhi penjuru ruangan.

Naomi memang prihatin pada mantan suaminya tapi dia sungguh malas menenangkan pria ini. Dia tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun yang akan di jawab terus oleh Daniel dan membuat perdebatan ini tak berujung.

Orangtua Naomi hanya mengawasi dari dekat dan tak mau ikut campur meskipun hati mereka panas melihat Daniel. Pria arogan yang pintar memanipulasi. 

Naomi semakin jengah dengan posisi mereka saat ini dimana Daniel tak kunjung mengurai pelukannya. Namun setiap Naomi menggeliat, pria itu akan semakin mengeratkan pelukannya yang kian membuat Naomi sesak. Bertha yang melihat Daniel memeluk Naomi seperti seorang anak yang takut kehilangan mainan, membuat wanita tua itu menyadari sesuatu.

Dari dulu dia membesarkan Daniel tanpa kekurangan apapun. Memenuhi setiap kebutuhannya tanpa bertanya macam-macam. Daniel kecil tidak pernah merasakan penolakan. Tidak pernah merasakan berjuang untuk mendapatkan keinginannya. Karena tanpa berusaha semua sudah tersedia. Saat Daniel gagal meraih sesuatu, Bertha akan melakukan apapun agar Daniel bisa mendapatkannya. Bertha tidak pernah marah maupun menegur Daniel yang berbuat salah. Terbiasa di permudah, Daniel tidak bisa menerima hal pahit sekcil apapun dalam hidupnya.

Sebagai orangtua tentu Bertha tak ingin membuat anaknya menderita. Namun semua yang dilakukannya menjadikan Daniel seperti seorang bocah yang terjebak dalam tubuh orang dewasa. Bertha salah menerka. Disaat ada bahagia tentu ada derita. Ada kemenangan tentu ada kekalahan. Ada kaya ada miskin. Namun Bertha tak pernah memperkenalkan rasa pahit sehingga Daniel tumbuh menjadi seorang yang egois dan tak bisa menerima kenyataan jika tidak sesuai dengan alur berfikirnya.

"Daniel sudah cukup..., lepaskan Naomi nak..." Bertha mengusap punggung Daniel yang enggan untuk melonggarkan dekapannya.

"Tidak ma.., Naomi akan pergi kalau kulepaskan.."

Air mata Bertha semakin jatuh bercucuran. Diliriknya kedua orangtua Naomi yang tak bergeming seolah menghakiminya dalam diam. Bertha memang merasa sangat bersalah dan sangat kewalahan menghadapi Daniel yang seperti ini. Tapi dia sungguh malu untuk memohon pada mantan besannya. Tatapan mereka seolah menegaskan akibat dari perbuatannya.

"Daniel.., sadarlah nak kalian sudah berpisah. Lepaskan Naomi.."

Namun teriakan Daniel yang membahana mengejutkan semua orang yang berada disana.

"Tidakkk!! Tidak aku tidak mau.. Kami sudah berjanji untuk selalu bersama seumur hidup. Kami berjanji untuk tidak akan meninggalkan pasangan hidup kami. Tidak...!!"

"Tapi kau mengingkari janjimu dengan meninggalkan Naomi dan menikah dengan wanita lain... Sekarang lepaskan anakku"

Kalimat itu begitu dingin keluar dari mulut ayah Naomi. Meskipun tanpa suara meninggi seperti yang Daniel lakukan, namun cukup menghentikan kepanikan Daniel. Sorot mata itu begitu tajam menghujam mantan menantu. Membuat nyali Daniel ciut seketika karena tidak pernah melihat kemarahan yang begitu berkobar di mata mantan mertuanya.

Toxic RelationshipDonde viven las historias. Descúbrelo ahora