BAB 26

147 11 0
                                    

HOWARD SECARA SPESIFIK meminta acara di rumah pemakaman dibuat tertutup, hanya untuk para eksekutif perusahaan dan teman-teman pribadi yang akrab.

Pemakamannya sendiri lebih terbuka. Yoona tidak sadar seberapa terbuka sampai limusin yang membawa keluarga mendekati gereja. Motor-motor polisi yang mengawal terpaksa dipakai untuk menyibakkan lalu lintas ke tempat-tempat parkir di sekitar yang sudah penuh sesak. Meskipun banyaknya pelayat terasa mengharukan dan menunjukkan betapa ayahnya dihormati banyak orang, Yoona gentar memikirkan harus melalui misa dan semua acara sesudahnya.

Dia, Olivia, Steven dan William dibawa masuk ke gereja lewat pintu samping dan diantar ke ruang duduk, tempat mereka menunggu sampai lonceng gereja berdentang menunjukkan pukul dua siang, kemudian mereka masuk ke ruang utama dan duduk di baris depan.

Selama misa, Yoona mencoba berkonsentrasi mendengarkan himne-himne yang dinyanyikan, naskah-naskah suci dibacakan, dan pidato-pidato tentang ayahnya serta hidupnya yang mengesankan, tapi semua itu tercampur aduk. Di atas segalanya, ada fakta bahwa ayahnya telah tiada dan dia mengecewakan sang ayah.

Dan kalau dia membunuh Yuri, berarti dia melakukan dosa besar.

Mereka berempat dibawa ke luar lebih dahulu daripada yang lain. Ketika mereka memasuki limusin, Steven berkomentar tentang kamera-kamera TV dan para reporter yang ditahan di balik barikade di seberang jalan. "Kulihat Baekhyun di antara kerumunan itu."

Yoona melihat pria tersebut dan fotografer andalannya. "Asal dia menjaga jarak saja."

"Kurasa gerombolan kuda liar sekalipun tak sanggup mengusirnya."

Mula-mula Yoona mengira Olivia juga mengomentari Baekhyun, tapi dia kemudian menyadari ibu tirinya melihat ke arah pintu utama gereja, tempat orang-orang keluar dan menuruni tangga.

Laki-laki itu pasti tampak menonjol dalam kerumunan mana pun, namun dia kelihatan sangat menarik dalam setelan jas hitam dan kemeja krem. Tentu saja dia takkan pernah menuruti tata krama sepenuhnya, dan memang itulah yang terjadi saat ini. Dasinya di ikat longgar di bawah kerah yang terbuka dan rambutnya dibiarkan apa adanya, tak diatur-atur, seperti juga dirinya. Tampak janggut berusia sehari di dagunya.

Melihat pria itu membuat jantung Yoona berdebar tak keruan.

Bibirnya menipis membentuk garis muram saat dia menuruni anak-anak tangga gereja. Ketika tiba di dasar, dia berhenti dan berdiri diam di sana, menatap tajam kaca belakang limusin, meski Yoona tahu dia tak mungkin bisa melihat ke balik jendela-jendela lapis film gelap tersebut.

Yoona berpaling dan menatap ke luar jendela seberang. Tetapi, beberapa menit kemudian, waktu limusin akhirnya bergerak meninggalkan gereja, dia tidak bisa menahan diri untuk menoleh ke belakang. Taehyung masih di sana, memandang mereka.


××××

SETELAH UPACARA PEMAKAMAN, lebih dari lima ratus orang datang ke resepsi di country club. Howard mengatakan siapa pun yang mau boleh datang, karena dia tidak ingin ada yang terlewat waktu daftar tamu disusun.

Tak satu pun anggota keluarganya suka dengan keputusan itu, tapi mereka dengan tabah berjejer di foyer klub dan menyambut para tamu yang berdatangan. Steven dan William pindah ke bar begitu sudah terasa pantas menurut etiket. Yoona tetap di samping Olivia beberapa saat lebih lama, tapi ketika dia ditarik para anggota klub bridge-nya, Yoona juga meninggalkan tempatnya.

Yoona berjalan ke bar dan bergabung dengan Steven serta William di meja pojok. William berdiri saat dia mendekat dan menarikkan kursi baginya.

"Kami tidak sanggup lagi menghadapi acara membosankan ini," ujar Steven. "Kalau sekali lagi saja kudengar 'Darlin', aku turut berduka cita, tabahkan dirimu', aku akan gantung diri."

LOW PRESSURE (REMAKE) Where stories live. Discover now