19; Bantu Saya

715 145 46
                                    

Hari minggu, hari yang biasanya Yara gunakan untuk bermalas-malasan karena minggu lah hari dimana ia libur dari pekerjaan, kini ia gunakan untuk membuat harinya lebih produktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari minggu, hari yang biasanya Yara gunakan untuk bermalas-malasan karena minggu lah hari dimana ia libur dari pekerjaan, kini ia gunakan untuk membuat harinya lebih produktif. Setelah pulang dari kantor kemarin malam, ia berdecak miris melihat keadaan rumahnya yang sudah mirip dengan kapal pecah, apalagi bagian dapur.

Jadi, minggu pagi-pagi sekali Yara sudah beranjak dari ranjangnya, padahal biasanya ia bangun hampir pukul 12 siang kalau hari minggu. Ia memulai kegiatan membersihkan rumahnya dengan pekerjaan yang begitu dasar, yaitu menyapu dan mengepel. Setelahnya ia membersihkan segala sudut rumah, kaca, televisi, lemari, dan apapun yang bisa ia jangkau menggunakan lap basah yang sudah ia semprotkan cairan pembersih debu sebelumnya.

Hingga tepat pada pukul 9 pagi, Yara sudah berkacak pinggang di ruang tamu, dengan nafas tersengal ia menatap seisi rumahnya dengan senyuman bangga, ia telah selesai membersihkan rumahnya hingga jadi kinclong dan bersih sedemikian rupa.

Ah, bangga sekali ia pada dirinya, padahal biasanya malas-malasan!

Sembari mengusap peluh yang menetes dimana-mana, Yara membawa langkahnya keluar dari rumah, menghirup udara pagi hari bukan hal yang tak baik, jadi ketika ia sampai di halaman depan rumahnya, Yara menarik napas dalam-dalam dengan mata terpejam, menikmati segarnya udara kota yang tak terlalu bersih melewati indera penciumannya.

Melihat tanaman-tanaman milik sang mendiang ibu membuat Yara mengulas senyuman sedih, ia berjongkok di taman depan rumahnya dan meraba berbagai jenis tanaman itu, ada yang masih segar, ada juga beberapa yang sudah layu. Yara kadang juga suka lupa menyirami tanaman-tanaman ini, tapi untung saja akhir-akhir ini sedang musim hujan, jadi walau ia tak menyirami pun tanaman akan dapat asupan gratis dari langit.

Karena seharian kemarin tidak hujan dan rerumputan kering, Yara langsung beranjak menarik selang yang tergulung rapi di dalam garasi kosong sembari memutar keran, membiarkan air mengalir dengan segarnya menuju tanaman-tanaman itu.

Yara melamun sejenak sembari menggerakkan selang ke kanan dan ke kiri agar aliran airnya rata, sejemang ia mengingat tentang bagaimana bahagianya ia dan keluarganya dulu, dimana setiap minggu pasti mereka punya waktu luang untuk keluarga. Kalau dulu ditanya hari apa yang Yara sukai, maka Yara akan menjawab hari minggu karena hari minggu adalah hari dimana ia, sang ibu, dan Jeno bisa berkumpul dengan ayahnya yang super sibuk mengurus perusahaan.

Biasanya keluarga kecil Tama melakukan liburan kecil ketika hari minggu tiba, pergi ke taman kota, ke perpustakaan kota, atau ke mall. Pokoknya mereka harus bersenang-senang dan memiliki waktu yang berkualitas dengan keluarga. Tak jarang juga mereka hanya menikmati hari minggu di rumah, seharian berkumpul di ruang tamu dengan banyak sekali makanan di atas meja dengan serial televisi untuk anak-anak yang disiarkan dari televisi.

Ah, betapa rindunya Yara dengan hari minggu dulu.

Hari minggunya kini berbeda, ia bangun sendirian dengan suasana rumah yang sepi pula. Tak ada lagi teriakan sang ibu yang membangunkannya untuk sarapan dengan menu spesial yang disajikan tiap minggu, tak ada lagi seruan ayahnya yang selalu marah kalau Yara malas mandi di hari minggu, dan tak ada lagi suara teriakan Jeno yang kalau bermain robot dan mobil pasti suaranya memenuhi seisi rumah. Sekarang hanya tinggal dirinya seorang di rumah ini, ditemani rasa sepi dan suara jarum jam.

✓ Mi CasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang