40; Kehidupan Pernikahan

474 99 21
                                    

"Kakak mau ikut bunda dan adik jalan-jalan sore tidak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kakak mau ikut bunda dan adik jalan-jalan sore tidak?"

Yara mengeluarkan kalimat untuk bertanya pada sang putri yang sedang asyik menonton kartun sore hari di televisi, wanita itu bertanya sambil bergerak meletakkan putranya yang masih berusia 10 bulan di stroller, bersiap untuk jalan-jalan sore di sekitar komplek rumah.

"Kartunnya sedang seru, Bun! Hari ini tidak dulu, deh!" Jawab Abel dengan fokus yang masih pada televisi.

"Ya sudah, hati-hati di rumah! Bunda jalan-jalan sebentar," Pamit Yara, meraih sebuah mangkuk bayi yang berisi buah pisang yang telah di haluskan.

"Iya."

Setelah itu Yara mendorong stroller dan keluar dari rumah, melangkah mulai dari halaman rumah menuju pagar saja sudah jauh dan cukup membuatnya lelah.

"Jalan-jalan sore, Bu?" Tanya pak Jono sekalian menyapa ketika melihat presensi sang atasan sedang berjalan sembari mendorong stroller.

Yara tersenyum lebar, "Iya, pak! Tolong buka gerbangnya, ya!" Kata Yara, tanpa banyak bicara pak Jono langsung sigap membuka pagar besar dan tinggi yang menutup rumah milik Jeka Arche, "Terima kasih, pak!" Lanjut Yara setelah pagar telah terbuka dan dirinya bisa keluar rumah.

Ketika ia keluar dari rumah, yang pertama kali di tangkap oleh kedua matanya adalah Bu Jum, itu adalah asisten rumah tangga tetangga depan rumahnya, wanita paruh baya itu terlihat sedang menyirami tanaman dengan menggunakan selang.

"Selamat sore, Bu!" Sapa Yara dengan begitu ceria, menyeberangi jalan untuk menemui Bu Jum.

Wanita yang Yara perkirakan usianya sekitar 60 tahunan itu adalah satu-satunya tetangga yang bisa ia ajak bersosialisasi. Maklum saja, rumah Jeka ini ada di perumahan super elit yang pemilik rumahnya tentu saja tak punya waktu hanya untuk menyapa tetangga, mereka selalu sibuk bekerja dan rumah hanya untuk tempat tidur saja.

"Eh, mbak Yara dan dek Al!" Sapa Bu Jum dengan senyuman ramah yang selalu membuat Yara merasa hangat, Bu Jum baik dan hangat sekali, "Makan sambil jalan-jalan sore, ya?" Lanjut Bu Jum, mematikan keran untuk menyempatkan diri bermain sejenak dengan Altair.

"Makan apa, anak ganteng?" Tanya Bu Jum, meraih kedua tangan Altair untuk di genggam, lantas mencium perut Altair, membuat si bayi yang bulan ini baru genap 10 bulan itu tertawa karena merasa geli.

"Makan pisang," Jawab Yara, bersiap untuk menyuap Altair.

"Kok tumben ndak sayur-sayuran?" Tanya Bu Jum, masih menggenggam kedua tangan mungil Altair.

"Ini untuk snack saja sebenarnya, Bu!" Jawabnya, menyuap sesendok kecil pisang ke mulut Altair.

"Nyam nyam nyam! Aduh, pintarnya anak ganteng ini!" Puji Bu Jum, berniat mengudang Altair.

"Masak apa hari ini, Bu?" Tanya Yara membuka percakapan.

"Hari ini tuan sama nyonya sedang pergi ke luar kota, jadinya masak sederhana saja untuk para pekerja. Hanya tumis kangkung dengan lauk tempe dan udang tepung!"

✓ Mi CasaWhere stories live. Discover now