30; Kamu Bau

605 121 39
                                    

"Selamat pagi, cantik!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat pagi, cantik!"

Yara mengulum senyuman manis pada sosok Jeka yang terlihat berkutat di dapur dengan apron di tubuhnya, menambah kesan hot pada tubuh pria itu. Wanita itu mendudukkan dirinya sendiri di kursi meja makan sembari menunggu Jeka menyiapkan sarapan untuknya. Sejak ia hamil, Jeka memang selalu membatasi pekerjaan Yara dan sebisa mungkin membantu Yara mengurangi beban dalam tugas pekerjaan rumah. Seperti memasak, mencuci baju, sampai mencuci piring Jeka lakukan untuk meringankan beban Yara.

Ceritanya bermula dari Yara yang beberapa minggu lalu terjatuh karena mengepel. Jatuhnya tidak parah, beruntung ada meja di dekat Yara berdiri, sehingga Yara tak jatuh langsung mengenai lantai. Ketika Jeka tahu bahwa Yara hampir terjatuh, akibat diberitahu oleh salah satu pekerja di rumah, Jeka langsung murka dan marah sekali pada Yara. Pria itu membentak Yara dan memarahi Yara, bukan maksudnya jahat, ia hanya terlalu khawatir dan kalut sampai memarahi dan membentak istrinya.

Bayangkan saja kalau Yara jatuhnya keras hari itu? Duh, Jeka tak mau membayangkannya, tapi coba bayangkan saja! Apa yang akan terjadi? Iya kalau hanya pendarahan, kalau lebih parah dari itu bagaimana?

Mulai hari itu, Jeka menetapkan aturan bahwa Yara tak boleh menyentuh apapun yang berhubungan dengan pekerjaan rumah, mulai dari memasak, mengepel, menyapu, mencuci piring, mencuci baju, dan apapun itu yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan rumah. Karena Yara tak ingin Jeka merekrut pembantu rumah tangga, maka Jeka memutuskan bahwa dirinya lah yang akan menggantikan tugas Yara selama istrinya hamil. Tak apa, lagipula dia juga sudah biasa melakukan pekerjaan rumah selama ia hidup.

"Pagi! Masak apa pagi ini, ganteng?"

"Tentu saja harus yang sehat untuk calon ibu dan peanut!"

Yara tertawa kecil hingga hidungnya mengerut saat mendengar bagaimana Jeka memanggil si jabang bayi dengan sebutan peanut. Itu terdengar lucu di telinga Yara, tapi Yara menyukai panggilan Jeka pada calon bayi mereka, jujur saja.

"Salmon kukus dengan tumis brokoli dan tofu!" Lanjut Jeka, terdengar masih sibuk karena suara tabrakan antara spatula dan teflon masih memenuhi suara di ruangan ini.

"Kau juga makan salmon dan tumis brokoli?" Tanya Yara.

Bisa Yara lihat suaminya itu mengangguk sebelum berkata, "Cantik, susunya ada diatas meja pantry!"

Tanpa berkata apapun Yara bangkit dari duduknya dan melangkah menuju pantry untuk menengguk segelas susu hamil rasa madu yang sudah Jeka buatkan pagi ini. Jeka ini suami terbaik sekali, kadang sampai membuat Yara merasa tak enak dan bersalah karena membiarkan Jeka melakukan apapun sendirian. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau Yara hendak membantu malah dimarahi dan diberi omelan panjang lebar oleh suaminya itu.

"Besok jadi kontrol ke dokter, 'kan?" Tanya Jeka, membalik tubuhnya setelah mematikan kompor.

"Iya, jadi! Mau ikut?"

✓ Mi CasaWhere stories live. Discover now