5. Maaf, Taehyung.

546 58 3
                                    

"Pergi!"

"Bilang langsung, Nggak usah minta ka Hoseok buat bujuk aku ikut liburan itu!"

"Kalau aku yang bilang, aku yang minta, kamu pasti selalu nolak, Ji!"

"Karena aku udah kasih tau alasannya!"
"Kasih permintaan apapun selain itu Taehyung, aku akan mengiyakannya..."

"Iya iya iya! Kau terus saja berbohong Park Jimin. Apanya yang mengiyakan? Kau selalu mengalah padaku seakan-akan aku anak manja!"

Taehyung berteriak tepat di depan wajah Jimin. Lantas Jimin sangat terkejut atas hal itu, hatinya terasa sangat sakit.

"Aku salah,"kata Taehyung menunduk, "Dan harusnya kau katakan, Jimin!"

"Aku, Tidak menjadikanmu sahabat hanya untuk melakukan apa yang ingin aku lakukan. Aku bersamamu untuk meraih kebahagiaan bersama, bukan hanya untukku!"

"Berhenti berpura-pura baik dan menuruti segala mauku!"

Bughh

Dinding tepat di samping kepala Jimin berhasil Taehyung pukul dengan begitu keras. Taehyung segera membelakangi Jimin, enggan memperlihatkan dirinya yang begitu rapuh saat ini.

Taehyung mati-matian menahan isakkannya agar tidak keluar. Dadanya naik-turun dan nafasnya terasa begitu sesak sekarang.

"Maaf, Jimin..."

"Taehyung, ada apa?"

Jimin menangkap mata merah Taehyung yang mengair. Sedangkan Taehyung terus berusaha untuk memalingkan wajahnya dari Jimin.

"Aku tidak mengerti ucapanmu,"kata Jimin.

"Bukan aku yang memulai... Jangan pernah menyakiti dirimu sendiri seperti itu Jimin. Kamu yang meminta semua ini, tapi kenapa kamu bersikap seakan-akan kamu yang paling terluka?"tanya Taehyung sambil menatap mata teduh milik Jimin.

"Taehyung, aku tidak mengerti. Sungguh."

Jimin sungguh tidak tau apa-apa, bahkan Jimin tidak mengerti apa yang sedari tadi Taehyung bicarakan.

"Kau lupa, ya?"tanya Taehyung.

Taehyung percaya jika semisal Jimin lupa. Memang kebanyakan seperti itu dan Jimin pasti tidak sadar sudah bicara hal yang seperti itu.

Tapi Taehyung sungguh sudah terlalu kecewa dengan dirinya sendiri yang membuat Jimin tertekan seperti itu. Taehyung tidak mau melihat mata merah milik Jimin lagi yang di sebabkan oleh Taehyung sendiri.

Kemudian Taehyung menceritakan segalanya. Tanpa menatap wajah Jimin karena tidak ingin melihat bagaimana terkejutnya wajah Jimin mendengar cerita itu.

"Saat itu aku tau bahwa kau jujur. Jadi saat itu aku memastikan kembali, namun kau lebih memilih bohong, Jimin."

"Kenapa, Jimin?"tanya Taehyung menoleh ke arah Jimin.

Jimin menggigit bibir bawahnya, menahan isakkannya yang tiba-tiba ingin keluar.

Jadi, selama ini ia yang meminta untuk akhir seperti ini, ya?
Lalu kenapa ia juga yang merasa paling tersakiti?

Taehyung, maaf.

"Aku sangat menyayangimu Taehyung."

"Tapi aku tidak ingin kau berbohong hanya untuk membuatku bahagia..."

Taehyung menjatuhkan dirinya di lantai dingin kamarnya, meruntuhkan segala pertahanan yang ia buat.

"Aku tidak bisa apa-apa tanpamu, Jimin... Aku malu akan hal itu."

Dear TaehyungWhere stories live. Discover now