8

695 50 2
                                    

Dua hari setelah gathering kami kembali bekerja. Hari ini aku berdinas pagi. Seperti biasa, jadwal shiftku sama dengan Rima dan kak Qila.

"Rima kamu nanti ikut aku pelatihan ya.." ajak ka Qila

"Serius kak? Yeaay! Senangnya" ucapnya antusias.

Aku melihatnya hanya terkekeh. Bulan lalu aku sudah mendapat kesempatan ikut pelatihan.

***

Istirahat tiba. Aku menghabiskan jam istirahatku mengisi perutku di kantin. Sendiri. Rima sedang mengikuti pelatihan dengan kak Qila. Malangnya nasibku, teman-temanku yang dinas hari ini sangat malas untuk makan dikantin.

Aku menyesap air jeruk hangatku lalu memakan siomai kesukaanku. Aku sedang malas makan berat siang ini. Toh dua jam lagi jam dinasku habis.
Aku memainkan ponselku, membuka semua aplikasi yang ku punya. Yang selalu aku pantengin adalah Path, di path lah dia selalu aktif menceritakan ke gundahannya. Sekarang aku lagi mengestalk dia. Aku bisa apa selain memantau dia dari dunia maya seperti ini?

Aku terlalu fokus pada ponselku, hingga tidak menyadari ada seseorang yang duduk dihadapanku.

"Ehem.." Dia berdehem membuatku memalingkan pandanganku kepadanya.
Aku hanya bisa menatap dia dengan pandangan yang sangat amat terkejut, mungkin bisa dibilang aneh. Bagaimana bisa di berada dihadapanku sekarang? Duduk dengan santainya sambil meminum jus mangga kesukaannya sedangkan aku disini sedang mengimbangi kerja jantungku yang mendadak berpacu lebih dari biasanya .

"Kamu nggak makan nasi?" tanyanya. Suaranya yang berat, masuk kedalam indra pendengaranku dengan merdunya.

Dengan gugup aku menjawab "ngg...nggak, aku lagi malas makan nasi kak" kutuk saja suaraku yang seperti kodok sekarang.

"Oh gituu.... Coba deh nih aku suapin, kamu harus coba, iga bakar disini enak" ucapnya sembari menyodorkan sendok yang penuh dengan nasi ke mulutku.

Aku tetap merapatkan mulutku. Gimana bisa dia sekarang malah ingin menyuapiku? Apa kata orang nanti kalau mereka melihat kedekatanku dengan dokter yang satu ini.

Dengan lancarnya mulutku berbicara "ngga mau dok,banyak orang diisini, nanti mereka salah paham" sekarang penyesalan mulai merambat dari hati menuju jantung.

"Engga apa, coba buka mulutmu sekarang. Anggap aja mereka ngontrak sama kita. Hehe" katanya tetap memaksa. Kali ini aku tidak bisa menolak. Aku membuka mulutku, lalu mendaratlah sendok berisi nasi beserta potongan daging iga. Benar. Rasanya enak. Beda dengan yang lain. Tentu saja! Arlita! Kamu menikmati makan sambil memandang wajah lelaki idamanmu.

"Gimana? Enakkan? Aku suapin lagi ya?" tanyanya sembari menyuapiku lagi. Dibilang, aku udah ngga bisa nolak lagi. Sampai habis nasi iga yang dokter riko pesan disantap oleh kami berdua.

Drt...drt...drt...
Itu suara ponselku. Aku akan mengutuk siapapun yang mengganggu acara makan siangku dengan pangeranku sekarang.

Aku membuka pesan yang masuk di ponselku.
Ternyata itu dari Risa teman dinasku hari ini, dia menyuruhku segera kembali keruang perawat, karna sudah waktunya memberikan pasien obat.

Dengan berat hati aku pamit dengan kak Riko, rasanya malas sekali untuk kembali berdinas kalau sedang bersama pangeran tampan impianku.

" eummmm dok, aku harus kembali keatas. Dokter masih mau disini?"tanyaku.

"Iyaa, aku masih mau disini dulu, kamu duluan aja. Hati-hati ya Lita" jawabnya dengan senyuman.

"Iya dok"aku berlalu dengan senyuman yang mengembang di wajahku .

For You Kak (ON HOLD)Where stories live. Discover now