Yes, I like you !

169 31 11
                                    

Jangan lupa vote, comment dan share

happy reading

Typo bertebaran
Maklumin.

.

.

.

.

.

Maiden kecil, berumur 12 tahun merapikan dasi hitamnya yang sedikit tidak nyaman.

Tapi tentu dia tidak dapat memprotes ketika pagi-pagi sekali Eomma mengenakan setelan hitam dan memaksanya memakai setelan jas berwarna hitam juga.

Ia bertanya-tanya siapakah yang meninggal. Tapi melihat tidak adanya Denis Hyung dan Dhika Hyung dirumah, membuat Maiden mengurungkan pertanyaannya.

"Denis hyung dan Dhika Hyung dimana Eomma ?" Tanya Maiden kecil.

Eomma mengembangkan senyumnya sambil menata rambut putra bungsunya.

"Mereka sudah di rumah Axel sejak tadi malam. Kita saja yang tinggal menyusul sekarang"

"Eomma. Siapa yang meninggal ? Apa kita akan menyusul Axel juga ?" Tanya Maiden polos.

Eomma mengelus rambut Maiden dan turun ke pipinya.



"Kita akan berada di rumah Axel hari ini. Luxia Noona, membuat Axel menangis seharian. Karna itu tugasmu sekarang, adalah membuat Axel tersenyum dan hibur dia. Apa kau mengerti ?"

Maiden yang semula tidak mengerti kemudian mengangguk paham.






...







"Hai"





Axel menoleh menatap Maiden yang baru saja masuk kedalam kamar kakak perempuannya.

Axel sendiri, dia hanya duduk diam diatas kursi belajar kakak perempuannya dengan menatap foto keluarga yang tergantung di depannya.

Maiden berdiri disebelah Axel kecil yang matanya terlihat sembab.



"Apa kau sedih ?" Tanya Maiden dan mendapat anggukan kepala dari Axel yang matanya kembali mulai berkaca-kaca.

"Aku juga sedih." Ucap Maiden merangkul bahu Axel.

"Luxia Noona meninggal Mai" Ucap Axel yang akhirnya memecahkan tangisnya di dalam pelukan Maiden.




Maiden yang tidak tau harus melakukan apa hanya mengelus punggung Axel dan ikut menangis disana.

"Eomma menyuruhku untuk menghiburmu. Tapi aku malah membuatmu menangis sekarang." Ucap Maiden sesenggukan dibahu Axel.

"Kurasa Luxia Noona tidak mau jika kita bersedih seperti ini. Jadi ayo berhenti." Maiden melepaskan pelukannya lalu mengusap pipi Axel kasar.



Axel jugaa melakukannya pada pipi Maiden untuk menghapus air mata bocah itu.

Tapi hal itu membuat mereka berdua tertawa tapi kemudian menangis lagi.

"Jangan menangis" Ucap Maiden.

"Kau juga bodoh" Axel masih saja menghapus air mata Maiden di wajah anak itu.




"Yak ! Ingusmu !" Axel memukul kepala Maiden ketika ingus Maiden keluar dan mengenai tangannya.

"Ingusmu juga keluar !" Maiden tidak mau kalah dengan menaikkan sedikit suaranya bahkan memukul lengan Axel cukup keras.

Mereka berkali kali melakukan hal konyol itu.

Tapi kemudian mereka tertawa bersama.














[FF] ICARUS •MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang