Friendship

132 30 8
                                    

Jangan lupa vote, comment dan share

Happy reading

Typo bertebaran. Maklumin aja

(Cast di desc)

.

.

.

.

Dua orang laki-laki itu masih asik dengan ponsel masing-masing di depan sebuah minimarket.

Suara-suara tembakan dan bunyi ledakan keluar dari ponsel mereka masing-masing.

Sesekali kalimat umpatan keluar dengan mulus begitu saja.

Kelas akhir yang melelahkan. Mereka seharian harus fokus dengan pelajaran di dalam kelas dan sekarang ketika mereka pulang, mereka kembali bisa menekuni hal yang mereka sukai itu.

Video Game

Entah berapa lama dua orang sahabat sejak SMP itu duduk, yang jelas udara sudah semakin dingin dan mereka masih belum menyerah dengan cuaca.

Disudut gang. Di bawah tiang lampu yang terang benderang, Reygan berdiri dan memperhatikan mereka.

Kedua tangannya masih berada di dalam hoodie hitam kesukaannya. Ditambah lagi sekarang bau parfum Denis yang digunakan Maiden menempel disana.

Padahal jika boleh jujur, Reygan lebih menyukai aroma tubuh Maiden tanpa parfum apapun.

Tapi tak apa. Selagi itu Maiden, Reygan akan menikmatinya.

Sebelum sebuah rasa bersalah terbersit di dalam hatinya. Namun ia segera menggeleng keras. Bersamaan dengan seorang pengendara sedan baru saja keluar dari gang lain dengam kecepatan cukup tinggi.

Tanpa berusaha mengurangi kecepatan, atau bahkan menghindari bangku-bangku di depan minimarket itu. Seorang pria paruh baya yang mengendari mobil hitam itu, menabrak dua orang pelajar laki-laki tersebut.





BRAKKK !!!!!!!





Suasana hening seketika. Karna malam yang sudah terlalu larut, tidak banyak orang yang berkeliaran disekitar tempat itu.

Penjaga minimarket histeris dan berteriak mendatangi mereka berdua. Dan Reygan berjalan mendekat kesalah satu laki-laki yang separuh badannya sudah terlindas dengan roda sedan itu.

Satu pelajar lagi dalam keadaan tertelungkup dengan darah yang perlahan bersimbah dari tubuhnya.

Entahlah.

Laki-laki yang setengah sadar itu melihat kedatangan Reygan dengan keadaan penuh darah. Bahkan ia tidak bisa memberikan ekspresi apapun sebab tubuhnya benar-benar sudah mati rasa.

Reygan berdiri di depannya. Hanya menatapnya datar saat penjaga minimarket berusaha mengontak ambulance. Beberapa orang juga mulai datang untuk mengamankan pengendara sedan itu dengan sedikit kasar.

Reygan berjongkok tepat di depan pelajar tersebut. pandangan matanya yang kelam bahkan ia tidak merasa jijik atau ngeri dengan kedua kondisi pelajar yang mengenaskan tersebut.

Ia hanya mengelus pelipis pelajar tersebut sambil mengatakan :


"Sampaikan salamku pada Tuhan...























...Dery."










Dan pelajar yang tersebut mulai terbatuk karna mengejar nafasnya sendiri.


[FF] ICARUS •MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang