Everything is gonna be okey

135 32 13
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya.

Buat yang nanya, ZOAF di un-pub kenapa ? Karna ide ceritanya kupindahin ke sini. Zoaf kan tahap revisi doang dan menurutku karna terlalu banyak revisi, ceritanya jadi kayak cacat gitu. Jadi mending kuusung temanya ke sini dalam book yang lebih fresh aja pembahasannya. Okey..

Terima kasih



(Cast di desc okey, bisa nganti-ganti terus)



Warn : Data yang kupakek bukan dari analisa siapapun, kudapatkan murni dari internet dari berbagai website dan situs.

Jadi apabila terjadi kesalahan, baik dalam penjelasan, atau bagaimana dokter nanganin Maiden, mohon di maklumi.

Happy reading



.

.

.

.

Denis mengerutkan keningnya dalam. Sesuatu yang baru saja masuk ke indra pendengarannya membuat dirinya merasa aneh.

Kini ia berada di dalam ruangan dokter Steven Kim. Mendengarkan penjelasannya hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan kepada adik bungsunya beberapa waktu lalu.



Reygan.



Ya, sosok itu mengusiknya selama beberapa hari.

Pasalnya, siapa Reygan yang disebut oleh Maiden ?




"Psikosis Dok ?"

"iya. Saat seseorang kesulitan membedakan hal yang nyata dan tidak, itu tanda sederhana dari Psikosis. Berhalusinasi. Menciptakan sosok yang tidak ada seolah-olah nyata. Mendengar dan melihat apa saja yang dia lakukan."

"Maksud anda, adik saya gila begitu ?"



Dr. Steven tersenyum. Ia sudah sering menangani keluarga pasien yang terlihat 'sedikit tersinggung' dengan diagnosanya.

Dr. Steven adalah pemegang hasil diagnosa terhadap Maiden setelah sebelumnya dokter umum yang menangani pasca operasinya melihat hal unik atas pernyataan-pernyataan yang ia sampaikan setelah sadar dari komanya.

"Tenanglah Tn. Denis, jangan membuat kita terlibat kesalah pahaman disini. Kita akan sering bertemu dan mendiskusikan beberapa hal kedepannya." Senyum Dr. Steven membuat Denis sedikit enggan.




"Saya fikir, hal ini terjadi secara alamiah dan wajar untuk orang yang baru sadar dari koma. Dimana kondisi tubuh mati untuk beberapa waktu, dan otak bekerja dengan keras. Sering terjadi mis-komunikasi disini. Jadi wajar ketika seorang pasien setelah mengalami suatu tragedi lalu kemudian berimajinasi dalam tidurnya untuk beberapa waktu. Kami menyebutnya efek pasca-operasi."



Jelasnya pelan. Dan ya, Denis hanya mengangguk. Entah menyetujui, atau hanya sekedar bersikap sopan agar Dr. Steven segera mengakhiri penjelasannya dan ia bisa keluar untuk berhafas. Karna jujur, berada di depan Dr. Steven sedikit membuatnya sesak.

[FF] ICARUS •MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang