Bab 33

5 3 0
                                    

NURUL:
“Doni Kurniadi! Jangan lo ganggu lagi adek gue! Dia udah ga mau kenal sama lo lagi. Jadi gue mohon sama lo, jangan pernah cari dia lagi!” Nurul tiba-tiba mengirim pesan saat aku berusaha membujuk Audi untuk kembali padaku.

Tapi gadis pincang itu, ikut campur dan menyuruhku melupakan sahabatku sendiri.

MEMANG DIA SIAPA? DIA GAK BERHAK NYURUH GUE BABI!!

AKU:
“lo ga usah ikut campur!” balasku cetus.

NURUL:
“oh tentu saja gue ikut campur masalah adek gue itu adalah masalah gue juga!” balas Nurul menentang.

AKU:
“Itu karena gue khawatir sama dia! Gue gak mau dia aneh-aneh.” jawabku meluapkan emosiku.

NURUL:
“HARUS BERAPA KALI GUE BILANG! AUDI BISA JAGA DIRI, DIA GAK KAYAK GITU ORANG NYA. LO TERLALU BERLEBIHAN!” Nurul memberi penjelasan penuh amarah.

Sejujurnya Apa yang dikatakan Nurul juga benar, mungkin aku yang terlalu berlebihan mengkhawatirkan sahabatku. Aku terlalu banyak rasa takut pada sahabatku, karena aku pernah dibohongi seseorang dan membuat aku sulit pada sahabatku sendiri.

Maafin gue Audi! Gue selama ini gak pernah percaya sama lo. Gue terlalu takut untuk percaya, karena takut kepercayaan gue dikhianati.

Gue ternyata sahabat toxic membuat hubungan kita renggang akhirnya putus.

Gue gak mau persahabatan kita berakhir secepat ini. Maafin gue Audi.

~

AUDI:
“BACOT! NGAPAIN LO NGECHAT GUE! Udah dibilangin HP gue lagi rusak, ini gue pake hpnya bokap.” balas Audi marah saat aku mengirim pesan cukup banyak.

Bukannya mendapatkan jawaban chat dari Audi, malah dapat cacian darinya.

Aku tahu saat ini hpnya Audi rusak, tapi aku tidak tahu ternyata handphone saat ini dipake Audi bukan hpnya. Melainkan HP ayahnya.

Kupikir Audi punya HP lain, karena Audi baru menyatakan sekarang kalau HP yang dia pake saat ini adalah hp ayahnya.

AKU:
“Gue mana tau HP bokap lo? Lagian kenapa gak bilang dari awal?” balasku bertanya.

AUDI:
“Pokoknya lo gak boleh ngechat gue dulu, hpnya dipegang bokap.” perintah Audi lewat chat.

Akhirnya aku memilih mengikuti saran Audi. Aku tidak ingin berantem lagi karena hal tidak penting ini.

Setelah aku memahami, ternyata Audi bisa ku hubungi di sore hari. Berarti Audi memakai HP ayahnya diwaktu sore hari.

Tapi aku malah mengirim pesan kepada Audi saat pagi hari seperti biasanya, dan aku langsung dimarahin lagi.

~

AUDI:
"Hari ini lo jangan ngechat gue. HP lagi sama bokap.” chat Audi di pagi hari.

AKU:
“iya..” balasku.

Hatiku jadi bertanya-tanya apakah yang dibilang Audi itu benar? Apa dia membohongi aku saja?

Aku gak boleh suudzon, mungkin saja itu benar?

Aku berusaha untuk percaya pada sahabatku, karena ini sudah melelahkan buatku bertengkar lagi dengan sahabatku di bogor itu.

HARAPAN DONI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang