BAGIAN 30

1.9K 408 77
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum Wr Wb

Tumben si Author Up siang :v

Ganggu enggak nih Up siang-siang
Kalau ganggu skip aja!

__________

"Kalian berdua ngapain?"

"Ya Allah, Daku tidak lihat, mata abdi ternodai, Gusti." Zayn mengalihkan wajahnya.

Tidak terjadi apa-apa sebenarnya hanya saja Zayn terjatuh di samping Aina terlihat seperti berpelukan. Mendengar itu Zaid dan Aina langsung berdiri. Mata Zafran menelisik menatap tajam Zaid dan Aina. Membuat keduanya terlihat gugup dan panik.

"Panggil Kang Zainal sekarang, Yan!" Tegas Zafran, Zayn hanya mengangguk kemudian berlari keluar memanggil Kang Zainal.

"Wal, tetap awasi mereka!" Titah Zafran, Ia langsung menarik tangan Zalfa untuk masuk ke kamar. Tanpa memberi sepatah dua patah apapun dengan Zaid dan Aina. Zaid lalu duduk di sofa ruang tamu, Ia menyugar frutasi rambut kepalanya. Seharusnya Ia mencegah Aina untuk masuk ke dalam rumah, bahkan tak usah membukakan pintu.

====

Kini Aina, Zaid beserta Syawal dan salah satu pengurus keamanan pondok Putra berkumpul di ruang tamu Gus Zafran. Syawal yang menjadi saksi mata kejadian itu, dan Kang Pengurus tersebut mendapat laporan dari santri yang lain kalau Aina masuk ke ndalem Gus Zafran, dalam keadaan hanya Gus Zaid saja di rumah tersebut.

Aina dan Zaid sama-sama memasang wajah cemas. Semoga tidak ada fitnah yang keji. Syawal duduk dibawah dengan Aina yang menggenggam erat tangganya. Kena masalah baru jadi anak baik iya Aina.

Tidak berselang lama keluar Zafran dan Zalfa, dan dibelakangnya si tengil yang sedari tadi tidak kuat menahan tawa, dia memang perusak suasana.

"Suka gue kalau lihat orang di sidang sama Gus e." celetuk Zayn, Zafran langsung menoleh menatap tajam Zayn. kini Zaid bisa merasakan juga rasanya di sidang. Zalfa dan Zafran duduk di sofa, sementara Zayn lesehan duduk di sebelah Kang Zainal pengurus keamanan.

"Bi, ini enggak seperti yang kalian pikirkan." Ucap Zaid, keringat dingin mengucur di pelipisnya.

"Beneran Om, itu kesalahpahaman." Ucap Aina membela diri.

"Terus kenapa kalian berduaan di dalam rumah seperti itu?" Zafran menatap dingin anaknya tersebut.

"Aina yang memaksa masuk ke dalam."

"Kalau sejak awal dia mempersilahkan Says dengan ramah tidak akan seperti ini, Om."

"Kamu yang memaksa masuk, kenapa menyalahkan Saya?" Zaid terlihat kesal, kenapa disituai seperti ini Aina malah menuduhnya. Aina mengalihkan wajahnya dari Zaid melihat tatapan Zaid yang begitu tajam.

"Siapa saja yang melihat ini, Kang?" tanya Zafran kepada Kang Zainal.

"Ada beberapa santri yang melihat Aina dan Gus Zaid masuk ke dalam rumah hanya berdua, Gus." Tentu ini adalah kekawatiran terbesar Zafran. Ia pastikan masalah ini sudah terdengan ke telinga santri yang lain, dan bisa saja ini berdampak buruk untuk Zaid dan nama pesantren itu sendiri, yang notabenenya Zaid putra dari Gus Zafran.

"Aina harus tetap di sidang, dan beri takzir sesuai peraturan yang ada, Wal." Ucap Zafran, ini hukuman akibat Aina melanggar peraturan dan menelusup ke kawasan santri putra tanpa izin pengurus pondok.

"Dan kamu Zaid..." Zafran menatap tajam mata putranya itu, "Kamu harus siap dengan kosikoensi ke depannya."

Zaid mengernyitkan dahinya, Ia bingung apa maksud ucapan dari Zafran, "Maksud Abi?"

Janji Syawal #1 (End)Where stories live. Discover now