CHAPTER.14

437 44 3
                                    


📚Happy Reading📚
________________________________________________

"Papa ...."

Jungkook terpekik kaget mendapati presensi pria paruh baya yang datang dan masuk ke dalam ruangannya.

Hyungsik melangkah pelan, sembari mengulas senyum di wajahnya yang mulai mengeriput. Jungkook melirik sekilas ke arah Yoongi dan Elsa secara bergantian.

Yoongi faham, dengan segera membawa Elsa untuk keluar, wanita itu membawa gelengan pelan, lalu Jungkook memberinya tatapan cukup tajam.

"Keluarlah, pergilah belanja. Jangan membuat kekacauan, ada Papaku di sini." Jungkook berbisik, saat Elsa dan Yoongi berjalan melewatinya.

Padahal Elsa ingin sekali menjadikan ini sebagai kesempatan untuk dirinya, tetapi mendapatkan tatapan Jungkook, dia memilih menurutinya.

Masih ada banyak waktu untuk meluluhkan Jungkook, fikirnya. Lagipula, di suruh belanja siapa yang tidak mau. Elsa, bisa membeli apapun yang ia suka.

Hyungsik tidak menyadari semuanya, pria itu menyapukan penglihatannya pada ruangan Jungkook, sembari menautkan tangannya di belakang punggungnya.

Yoongi membungkuk sopan saat melewati Hyungsik, pria paruh baya itu sedikit tersenyum, tetapi sedikit mengernyit saat melihat Elsa, wanita itu tersenyum merekah sekali. Namun, setelahnya Hyungsik tidak ambil pusing, karena kepalanya jauh lebih pusing memikirkan anak laki-lakinya yang entah ada di mana sekarang.

"Papa, ayo masuk. Duduklah," ajak Jungkook setelah memastikan pintu ruangannya tertutup sempurna.

"Hm." Hyungsik berdehem lalu mengiyakan ajakan Jungkook. Keduanya duduk bersebelahan.

"Tumben sekali Papa datang ke sini, ada apa? Ada masalah? Bagaimana keadaaan Mama?" tanya Jungkook mengawali percakapan.

Sejujurnya, Jungkook juga merasa gelisah, karena mendapati Papa tirinya tiba-tiba datang ke kantornya. Apalagi selama kurang lebih dua minggu ini, dia belum sempat berkunjung ke rumah besar. Di tambah lagi dengan masalahnya dengan Erika.

Tidak mungkin juga dia kesana sendirian, pasti Mamanya akan menanyakan tentang Erika. Jungkook tidak akan bisa menjawabnya, Mamanya akan dengan mudah mengetahui jika dia berbohong.

Jungkook belum siap jika semua orang tau, akan apa yang terjadi pada rumah tangganya, ini semua juga gara-gara malam sialan di Jerman itu.

"Kabar Mamamu baik. Ya, baik dalam arti seperti yang kamu tau sendirilah. Pulanglah, ajak Erika sekalian, Mamamu pasti akan sangat senang," balasnya pelan. Hyungsik tersenyum tipis, bingung juga kalau mau to the point membicarakan maksud dan tujuannya datang ke kantor Jungkook.

Jungkook mengangguk, gugup.

"Hm, maaf kalau selama beberapa minggu terakhir ini belum bisa ke sana. Erika sedang tidak enak badan, jadi aku tidak mungkin datang sendirian. Mama pasti mengomel jika tidak mengajak Erika, haha ...." Jungkook tertawa lirih. Cukup sumbang, begitu juga dengan Hyungsik yang menimpalinya.

Sejujurnya, di antara keduanya tidak terlalu dekat, pernikahan Hyungsik dan juga Hyuna, Mamanya Jungkook, terjadi tiga tahun yang lalu.

Terlebih lagi insiden Jimin yang hampir memperkosa Erika. Sungguh, Hyungsik benar-benar malu dengan kelakuan anak kandungnya itu.

Selama ini, yang ia tau, Jimin adalah anak yang pendiam dan tidak suka bergaul dengan banyak orang, cukup tertutup. Hyungsik bahkan sampai saat ini masih tidak percaya, kalau anaknya sampai bertindak ceroboh, hingga melecehkan istri dari saudara tirinya sendiri.

🔞KARMA is REALWhere stories live. Discover now