Bagian 34 [Perasaan aneh]

947 54 5
                                    

Tanpa terasa kehamilan Zahra sudah memasuki bulan ke dua membuat Zahra kembali lagi mengalami yang namanya morning sickness. Seperti pagi ini Zahra merasakan perutnya yang kembali bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu.

"Huueeekk hueekk"

Arkan yang mendengar suara berisik dari kamar mandi membuka matanya dan melihat Zahra yang sudah tidak berada di sampingnya. Ia pun langsung menghampiri Zahra dengan perasaan khawatir.

Melihat Zahra yang berdiri di depan wastafel, Arkan pun perlahan berjalan ke arah Zahra dan memijit tengkuk istrinya.

"Sana mas, ini jorok!" suruh Zahra mengusir Arkan.

Arkan tidak memperdulikan ucapan Zahra yang menyuruhnya menjauh, ia masih terus berusaha memijit tengkuk Zahra.

"Udah mendingan?" tanya Arkan melihat istrinya itu ya ng sedikit menjauhi wastafel dengan muka yang sudah pucat.

Zahra hanya menjawab anggukan, Arkan yang melihat Zahra sangat pucat ia merasa tidak tega pada istrinya itu. Dengan sekali gerakan, Zahra sudah berpindah ke dalam gendongannya.

"Mass, Zahra masih bisa jalan" protes Zahra dengan suara yang lemah. Ia hanya tidak ingin merepotkan Arkan.

"Sutttt, udah kamu diam aja yah. Mas ngga tega ngeliat kamu" ucap Arkan lembut yang membuat Zahra diam dan tidak protes lagi.

Setelah itu Arkan pun meletakkan Zahra ke atas ranjang mereka secara perlahan. Arkan pun mengambil minyak kayu putih untuk mengoleskan keperut Zahra.

"Sini biar mas olesin" Arkan sudah mengulurkan tangannya untuk menyingkap piyama yang di pakai Zahra. Namun Zahra menahan tangan Arkan.

"Biar Zahra aja mas yang olesin" pinta Zahra

"Udah sini mas aja, kamu diam aja yah" Arkan kembali mengulurkan tangannya mengoles perut Zahra secara perlahan. Zahra yang merasakan tangan Arkan mengelus perutnya membuat rasa mualnya perlahan menghilang di gantikan rasa nyaman.

"Kita ke rumah sakit yah?" ucap Arkan tiba-tiba masih merasa cemas melihat wajah istrinya yang masih sangat pucat.

"Gak usah mas, Zahra udah mendingan lagi pula mas kan mau ke kantor pagi ini"

"Yakin? Mas gak mau kamu kenapa-kenapa"

"Iya mas gak papa, mas usapin gini aja mualnya udah ilang kok" ucap Zahra tersenyum meyakinkan Arkan yang terlihat khawatir.

Arkan yang mendengar itu balas tersenyum dan ikut membaringkan tubuhnya disisi Zahra dengan tangan yang masih mengelus lembut perut Zahra.

"Loh kok malah tiduran lagi? Mas kan harus ke kantor?"

"Mas jadi malas Ra mau ke kantor" ucap Arkan memejamkan matanya.

"Loh kok gitu?"

"Hm" balas Arkan dengan gumaman yang membuat Zahra terdiam.

Zahra sebenarnya sedikit merasa aneh dengan sikap Arkan yang begini. Arkan seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat. Tapi, Zahra belum berani menanyakan hal yang mengganggu pikiran suaminya itu dan membiarkannya saja hingga Arkan sendirilah yang cerita padanya.

"Yaudah deh kalau gitu Zahra buat sarapan dulu yah mas"

Bukannya menjawab Zahra, Arkan malah semakin mengeratkan pelukannya dari samping.

"Sayang" panggil Arkan masih memeluk Zahra dari samping.

"Iya mas?"

"Gimana kalau kita gak usah pergi ke acara resepsi Reyhan sama Najwa nanti malam?"

Suami Pilihan Abi |TAMAT|Where stories live. Discover now