78. Genggaman tangan (Mingi POV)

84 29 0
                                    

• Round 3 rules :




°

°

°

°

°

°

°

°


Sabtu, 2 Januari 2021







18:00









"Yunho-ya, aku rasa akan jatuh pingsan sebentar lagi."

"Kenapa memangnya? Kau takut dengan wahana rumah hantu? Bukannya kau terlihat gagah sekali saat permainan babak kedua tadi, seolah-olah kau tidak takut dengan apapun?"

"Aku tidak takut dengan manusia."

"Lalu kau takut dengan hantu?"

"Aku tidak takut dengan hantu."

"Lantas kau takut dengan apa?"

"Aku takut dengan iblis."

"Inikan rumah hantu, bukan rumah iblis. Apa yang perlu kau takutkan?"

"Bolehkah aku pulang saja?"

"Mana bisa begitu! Permainan ini harus dimainkan seluruh peserta tim! Lagipula, kita masih beruntung karena San-ssi kelompok ini mendapatkan giliran pertama."

"Tetap saja matahari sudah mulai tenggelam."

"Jika kau memang setakut itu, pejamkan saja matamu selama berada di wahana rumah hantu ini."

"Lalu bagaimana caraku berjalan jika aku menutup kedua mataku?"

"Buka matamu sedikit, lalu genggam tanganku."

"Menggenggam tanganmu? Seperti ini?"

"Ya, seperti ini dan jangan melepaskan tautan tangan kita hingga akhir permainan babak ketiga."

Ku eratkan tautan tanganku dengan Yunho, jantungku berdetak tidak karuan. Bukan! Bukan karena aku menggenggam tangan Yunho, tapi karena beberapa saat lagi kami akan memasuki wahana rumah hantu. Sekali lagi ku tegaskan WAHANA RUMAH HANTU! Aku hampir pingsan saat Ha Jiwon-ssi mengumumkan permainan yang akan kami mainkan di babak ketiga. Apakah aku benar-benar tidak boleh menyerah saja kali ini, aku lebih baik terleiminasi sekarang daripada harus masuk ke wahana ini. Ku rasa sepuluh juta yang aku dapatkan di babak sebelumnya sudah cukup untukku membetulkan beberapa peralatan yang rusak di studio kecil milikku.

"Kalian serius bermesraan disaat seperti ini?"

"Bukan begitu, Wooyoung-ssi. Mingi sangat takut dengan wahana rumah hantu, aku takut dia tiba-tiba jatuh pingsan di tengah permainan. Bukankah akan repot jika kita harus membopong tubuh Mingi selama sisa waktu pertandingan?"

"Mingi-ssi, kau benar-benar setakut itu dengan wahana rumah hantu?"

"Y-ya, seperti itulah."

"Dengan tubuh tegap dan tinggi seperti itu? Kau takut dengan hantu?"

"Yak! Apa hubungannya takut dengan hantu dan tubuh yang tinggi, Wooyoung-ssi?"

"Ya, tidak ada sih. Oke, aku minta maaf jika sudah berbicara keterlaluan."

"Tidak perlu meminta maaf kau juga sebenarnya tidak salah."

Akhirnya kami memasuki wahana rumah hantu ini, aku tidak berani menatap kearah lain selain tanah yang aku pijak. Suara dari mesin-mesin menyeramkan yang ada disini mulai menyapa telingaku. Ku buang rasa takutku jauh-jauh walaupun itu sulit. Tanganku masih menggenggam tangan Yunho dengan erat, ku lirik sekilas wajah Yunho yang berdiri di sampingku. Sepertinya dia tidak ada ekspresi ketakutan sedikitpun di wajahnya, seolah-olah dia sudah sangat sering memainkan permainan ini. Sebenarnya aku agak sedikit malu karena terlihat seperti orang yang tidak berguna di babak ketiga ini, tapi aku juga tidak bisa menghilangkan rasa takutku terhadap hantu dalam hitungan detik.

"Sepertinya aku berhasil menemukan kunci yang pertama."

Suara Choi San menyapa gendang telingaku, tentu saja aku hanya mengira-ngira. Aku tidak mau memandang ke sekitar, takut tiba-tiba tubuhku limbung lalu jatuh pingsan. Jika dalam waktu kurang dari lima menit kami sudah berhasil menemukan kunci bukankah itu artinya kami mungkin saja menemukan semua kuncinya sebelum waktu permainan babak ini berakhir. Semakin cepat peserta lain menemukan kunci, maka semakin cepat aku dapat keluar dari tempat ini. Untuk babak ini aku benar-benar menyerahkannya kepada peserta yang lainnya. Sekarang aku harus fokus menjaga tubuhku agar tidak jatuh pingsan di tengah permainan, dan berakhir menyusahkan peserta yang lainnya.










-Mingi POV end-












~tbc~











***









Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian 🙏





Jackpot || ATEEZ OT8 AU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang