88. Janji (? POV)

76 28 2
                                    

Kamis, 24 Desember 2020









21:00








Pemandangan malam sebelum natal memang yang terbaik! Ku tepuk-tepuk pelang kedua telapak tanganku yang mulai terasa kebas karena dinginnya udara malam bulan Desember. Ku pandangi bintang-bintang yang bertaburan di angkasa sana, mataku mencoba untuk merekam setiap pemandangan yang ada di atas sana.

"Kau sudah menunggu lama?"

"Tidak juga."

"Tidak juga dari mana? Sepertinya kau sudah kedinginan."

"Hei, coba potret aku di sini! Pastikan bulannya terlihat!"

"Baiklah, berdirilah di sana."

"Apakah bulannya terlihat?"

"Ya, bulannya terlihat dengan jelas. Satu... dua... tiga."

"Bagaimana hasilnya?"

"Bagus sekali. Sekarang kau harus gantian memotretku!"

"Berdiri di tempatku tadi."

"Di sini?"

"Benar, di sana. Satu... dua... tiga..."

"Bagaimana? Bagus tidak hasilnya?"

"Tentu saja bagus! Siapa dulu yang memotretnya?"

Kamipun tertawa lepas, rasanya akhir-akhir ini aku susah sekali bertemu dengannya. Aku akui pekerjaanku cukup menyita waktuku, tapi akhir-akhir ini dia lebih sibuk daripada aku. Apa yang sebenarnya sedang dia kerjakan?

"Bagaimana harimu?"

"Aku baik-baik saja. Lalu, kau?"

"Cukup baik, tapi aku akan cukup sibuk bulan depan. Maafkan aku yang mungkin akan sulit menyisihkan waktu untuk kita berdua."

"Tidak apa-apa, akhir-akhir ini aku juga sibuk menyiapkan sesuatu."

"Apa? Untuk kejutan ulang tahunku? Bukannya itu masih sangat lama?"

"Untuk apa aku menyiapkan ulang tahunmu di bulan Desember?"

"Lalu kau sedang menyiapkan apa?"

"Ini."

"Undangan?"

"Apa kau diam-diam berkencan dengan orang lain dan akan menikah dengannya? Lalu, ini undangan pernikahanmu?"

"Tentu saja bukan! Kau kan kekasihku satu-satunya! Jangan mengada-ada!"

"Undangan acara taman hiburan?"

"Ya, kau harus datang ke acara itu!"

"Jangan bilang ini taman hiburan di kota itu? Jadi benar kau anak pemilik taman hiburan itu?"

"Bukannya aku sudah pernah mengatakannya padamu?"

"Aku kira kau bercanda waktu mengatakan itu, ternyata sungguhan?"

"Kau harus membantuku!"

"Membantumu apa?"

"Tidak ada sebenarnya, cukup datang saja ke acara itu."

"Kau mau aku datang ke acara seperti itu?"

"Ayolah, sekali ini saja. Aku mohon!"

"Kau sedang tidak menyembunyikan sesuatu dariku bukan?"

"Apa? Aku tidak menyembunyikan apapun darimu!"

"Kau pikir aku tidak tahu! Kita sudah berkencan lebih dari empat tahun, aku sudah hafal kebiasaanmu."

"Kebiasaanku?"

"Ekspresi wajahmu tidak bisa membohongiku."

Bukannya menjawab pertanyaanku dia justru mencium bibirku, mau tidak mau aku membalas pangutannya. Sudah berapa lama aku tidak pernah berduaan dengannya seperti ini? Tapi aku rasa ada yang aneh dari sikapnya beberapa hari belakangan ini. Ada apa dengannya? Apakah dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku?

"Baiklah aku akan menghadiri acara ini, tapi kau harus berjanji padaku untuk tidak melakukan hal-hal yang aneh-aneh!"

"Ya, aku janji."

Dia memberikan jari kelingkingnya, sebagai tanda perjanjian. Baiklah aku akan menuruti permintaannya kali ini, walaupun hatiku tidak yakin dengan keputusanku saat ini. Semoga saja dia menepati janjinya untuk tidak melakukan hal-hal yang bodoh. Perasaanku tidak enak, entah mengapa aku merasa akan terjadi sesuatu yang buruk.








-? POV end-

















~tbc~











***














Mungkin kalian sudah ada yang sadar dengan alur sesungguhnya cerita ini?

kalian juga sudah bisa menebak dua orang yang ada di part sebelum ini.

kalau kalian bingung coba kalian lihat awal-awal part cerita ini.








Jangan lupa untuk tinggalkan jejak kalian 🙏




Jackpot || ATEEZ OT8 AU [✓]Where stories live. Discover now