Zaujati//24

7.6K 544 3
                                    

Tiba-tiba Nana langsung memeluknya erat, entah mengapa hari ini Nana terus saja ingin berdekatan dengan suaminya.

Azam mengelus kepala lalu turun ke punggung Nana, terus seperti itu hingga Azam menyeletuk kan sesuatu.

"Yang, mandi bareng yuk" ajak Azam jahil.

Nana membuka matanya dan mengernyit. Sudah lama suaminya tak meminta hal itu, kenapa sekarang harus meminta lagi?

Nana mendonggak dan hanya tersenyum tanpa anggukan.

"Sayang?" Mata Azam berbinar-binar melihat senyuman itu.

"Hm?" Dehem Nana.

"Mandi... bareng?" Tanya Azam ragu.

"Iya..." Jawab Nana pelan.

"Beneran?!" Pekik Azam sumringah.

Nana hanya tersenyum bahagia melihat tingkah Azam yang menurutnya gemas. Seperti anak kecil di beri permen.

"Ayo.." ajak Azam semangat.

"Kemana?"

"Mandi" semangat Azam.

Nana tersenyum sembari menghela nafas " iya, tapi jangan sekarang ya" tutur Nana sangat lembut yang membuat Azam cemberut.

"Mau sekarang ayoo" rengek Azam.

Nana tertawa kecil "udah mau ashar, nanti aja ya"

Azam nampak berfikir. Memang sebentar lagi ba'da ashar, ia juga harus mengisi kajian. Baiklah, di tunda sebentar tak apa bukan? Yang penting jadi.

"Tapi janji ya?" Pinta Azam.

"Iya...."

"Oke...makasih sayanggggg. Yaudah kamu siap-siap ya. Kita sholat ashar di masjid utama, sekalian ada kajian"

"Iya"

"Yaudah sana, aku tunggu di depan"

_________________

Nana dan Azam bergandengan menuju masjid, Nana sudah memakai mukenanya dan juga cadarnya, ia akan melepasnya ketika hendak sholat saja.

Tentu saja kegiatan mereka mengundang banyak pasang mata memperhatikan.

Nana yang terus berdempetan dengan Azam dan Azam yang terus saja mencium punggung tangan Nana.

"Eh eh, itu ustadz Azam sama siapa sih? Mesra banget" bisik santriwati itu iri.

"Istrinya mungkin"

"Eh tapi masa sih? Orang gak pernah ngirim undangan juga, gak denger-denger kabar soal pernikahannya juga"

"Emang kamu siapanya ustadz Azam, mau di kabarin?"

"Ya Allah sabar, tapi kan ana secret admirer nya"

"Dih, udah punya pawang, ente gak usah ganggu"

"Eh eh ana juga liat tuh pas siang, mereka gandengan terus kaya mau nyebrang aje" celetuk santriwati yang sedari tadi diam.

"Kamu masuk aja ya, aku mau ke shaf depan" pamit Azam mengusap kepala Nana.

"Iya" kata Nana sambil tersenyum.

Nana duduk di shaf keempat, ia menyapa balik orang yang menyapanya. Nana hanya diam, ini tempat asing baginya.

Allahuakbar

Allahuakbar

Suara Adzan terdengar sangat merdu, Nana diam. Ia  mengenali suara ini. Ah ya, ternyata benar dugaannya. Ia menerka-nerka suaranya dan ternyata sang pemilik suara itu adalah suaminya sendiri.

Masya Allah Zaujati || Cinta Dalam Doa [ END ]✓Where stories live. Discover now