Zaujati//29

6.4K 433 10
                                    

Tandai typo.

Kalo gk nyambung maaf² aja ye, gtau lgi soalny.

Happy reading.

Vote coment✨

"mau kemana Na?" Tanya Kia saat melihat Nana berpakaian rapih sedang menuruni tangga.

"Keluar sebentar"

"Mau kemana?!" Kia menahan pergerakan Nana.

Nana menghembuskan nafasnya"ke supermarket depan"

"Mau beli apa? Biar gue yang beli"

"Aku aja, misi" Nana hendak melangkahkan kakinya lagi namun Kia menghadangnya lagi.

"Yaudah, tapi di anter sama dia ya" tunjuk Kia pada Zain yang sedang duduk di depan rumah Nana bersama Nisa.

Tadi Zain, Ilham dan Daril berkunjung ke rumah Nana, tentu bersama Rama. Namun Ilham dan Daril sedang keluar mencari sesuatu dan Rama kembali ke kantornya. Kini Bisa lah yang menemani Zain mengobrol.

Nana hanya mengangguk dan mengikuti Kia yang berjalan menghampiri Zain dan Nisa.

"Kak Zain" panggil Kia. Zain dan Nisa menoleh.

"Iya?"

"Bisa antar Nana?"

"Nana mau kemana?" Tanya Nisa melihat penampilan Nana yang rapih.

"Supermarket depan umi"

"Saya ambil mobil dulu" ujar Zain berdiri langsung melangkah menuju mobilnya.

"Nana!" Teriak Kia membuat langkah Zain terhenti dan menoleh kebelakang.

Zain yang terkejutpun langsung menoleh kebelakang, betapa terkejutnya ia melihat Nana yang sudah terkulai di pangkuan Kia.

"Astaghfirullahalazim Haina kenapa?" Panik Zain ikut berjongkok di hadapan Kia.

"Tadi pingsan tiba-tiba" entah Kia tak bisa mengatakan apapun lagi.

"Zain, tolong angkat Nana. Bawa ke rumah sakit" titah Nisa juga panik.

"Baik Bu" Zain langsung mengangkat tubuh Nana dan melajukan mobilnya di atas rata-rata untuk menuju rumah sakit.

____________________________

"Selamat mbak, saat ini mbak sedang mengandung anak kembar" ujar dokter wanita yang memeriksa Nana.

"Mengandung?" Lirih Nana memegang perutnya yang rata.

"Benar mbak. Saat ini usia kandungan mbak sudah empat Minggu" tuturnya sambil tersenyum.

"Kalau begitu saya tinggal ya mbak, harus banyak-banyak istirahat. Tidak boleh kelelahan dan jangan banyak pikiran ya mbak" tuturnya setelah itu ia melenggang pergi meninggalkan Nana sendirian yang terbaring.

Entah harus bahagia atau apa. Satu sisi dirinya memanglah sangat bahagia mengetahui bahwa ada janin yang hidup dalam rahimnya. Namun di sisi lain juga ia sedih karena suaminya belum di temukan, jika anak ini lahir? Ia tak mau bayinya ini terlahir tanpa keberadaan ayahnya di sampingnya nanti.

Lamunan Nana terbuyar karena ada yang masuk ruangan nya.

"Sayang? Kamu?...?" Lirih Nisa berkaca-kaca mengelus perut Nana.

Nana tersenyum dan mengangguk.

"Alhamdulillahirabbil'alamin" Nisa meneteskan air mata bahagia nya lalu kencuim pucuk kepala Nana.

Masya Allah Zaujati || Cinta Dalam Doa [ END ]✓Where stories live. Discover now