5

728 75 0
                                    

Mata arziano kini perlahan-lahan terbuka di pandangannya cuman terlihat ashel yang sedang berada disebelahnya sedangkan mas agung sedang duduk di sofa , arziano pun melihat tangannya digenggam lembut oleh ashel sedangkan tangan satunya ada infus yang berada di atas tangannya.

" dimana aku? " tanya arziano sambil merubah posisi nya menjadi duduk.

" jangan banyak gerak zi " ucap ashel yang khawatir dengan arziano.

" kamu di rumah sakit zian " ucap mas agung yang langsung berdiri menghampiri arziano.

" kok aku bisa disini? " tanya arziano dengan kebingungan.

" aku tadi sama mas agung ke rumah kamu eh didepan pintu rumah kamu aku dan mas agung liat kamu tergeletak tak berdaya jadi langsung kita bawa ke rumah sakit " ucap ashel yang langsung melepaskan genggaman tangan arziano.

" tumben nih aku kamu " ledek arziano sambil menatap ashel.

" apa sih lebay lu cuman sebut aku kamu gitu aja " ucap ashel sambil memutar malas bola matanya.

" lama lama gw jitak nih anak " batin arziano sambil menatap ke belakang ashel.

" apa lu liat liat , suka lu ye " ucap ashel dengan nada yang agak marah sedikit.

" kepedean banget sih elu jadi cewe gw lagi ngeliat suster didepan pintu tuh " ucap arziano sambil menunjuk kebelakang ashel dan bener saja ada suster yang membuka pintu kamar inap arziano.

Suster itu memeriksa kondisi arziano melalui alat alat rumah sakit yang dipasangkan dibeberapa tubuh arziano. Beberapa jam berlalu orang tua arziano sama sekali tidak datang untuk melihat keadaan arziano.

" mas agung? orang tua zian kok ga kesini ya? " tanya ashel yang penasaran kenapa orang tua arziano gak datang untuk menjenguk arziano.

Mas agung sempat terdiam sangat lama hingga mas agung menghela nafas dengan berat.

" orang tua zian ga pernah peduli dengan keadaan zian mau dia terluka , dan sakit pun mereka ga peduli " ucap pelan mas agung dengan ekspresi wajah kasian dengan keadaan arziano.

Ashel yang mendengar kan jawaban dari mas agung langsung menatap arziano yang lagi tertidur nyenyak . Kini jam menunjukkan pukul 7 malam , gracio kini terbangun tatapan nya tertuju pada langit langit kamar inap rumah sakit. Dirinya merubah posisi menjadi agak duduk sedikit.

" astaga nih anak masih disini " batin arziano sambil menatap ashel yang sedang tidur sambil menggenggam  tangan arziano.

Tiba tiba terdengar suara hujan yang turun begitu deras disertai dengan beberapa suara petir yang membuat arziano gak tenang dengan suara petir itu. Seketika arziano berteriak hingga membangunkan ashel , arziano langsung memeluk ashel.

" ehh kenapa zian? " tanya ashel yang khawatir dengan arziano yang tiba tiba memeluk dirinya.

" petir shel , petir " ucap arziano dengan nada takut .

Ashel melepaskan pelukan arziano , arziano kini agak tenang karena ashel mencoba menghiburnya . Ashel pun bertanya kepada arziano kenapa dirinya bisa takut petir. Arziano pun menceritakan kejadian 11 tahun yang lalu disaat arziano berumur 6 tahun.

Flashback on!

Suara hujan deras dan disertai dengan beberapa suara petir membuat arziano takut , arziano kecil sedang melihat ayahnya sedang memukuli dan menendang mama kandungnya . Mama arziano sampai terjatuh tersungkur didepan pintu kamar tidur arziano , arziano melihat darah yang mengalir dari hidung mamanya .

" mama... " panggil pelan arziano yang melihat mamanya mengeluarkan darah dari hidung nya.

" arziano jaga diri ya " ucap pelan mamanya arziano yang sudah lemas .

Lelah [ END ]Место, где живут истории. Откройте их для себя