🌹 Sembilan 🌹

987 101 2
                                    

Flashback

Sebelas tahun lalu

Cikarang- Bekasi

Seperti biasa, rutinitas harian seorang gadis bernama Wulan Maharani atau biasa di panggil Rani / Bunga saat masih gadis adalah pergi bekerja menjadi seorang kasir di sebuah Minimarket yang ada di desanya. Sejak lulus SMP dia menekuni pekerjaan itu. Ya Rani hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama, karena tidak punya biaya untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya jadi sejak lulus SMP Rani bekerja membantu perekonomian keluarganya.

Rani hanya tinggal dengan ibu angkatnya yang bekerja jadi tukang sapu jalan di area perumahan yang tak jauh dari kampung halaman mereka. Rani memang sudah tahu kalau wanita yang selama ini merawatnya bukanlah perempuan yang melahirkan dia ke dunia. Ibu angkatnya sendiri pernah bilang kalau ibu kandung Rani sudah meninggal dunia sejak Rani masih kecil.

Minggu ini Rani  mendapatkan shif pagi, dia bekerja dari pukul tujuh pagi hingga pukul tiga sore.

"Permisi Mbak, saya mau bayar ini." Seorang laki-laki berbadan tegap berdiri di depan kasir sambil menyodorkan botol air mineral.

"Harganya 2.500, Pak," ujar kasir yang tak lain adalah Rani.

Laki-laki itu memberikan uang lima ribuan, "Kembaliannya, Pak. Terimakasih sudah berbelanja di toko kami," ujar Rani ramah seperti biasa, tapi laki-laki dengan wajah datar pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun setelah menerima uang kembalian.

"Ganteng-ganteng kok sombong banget," cetus Rani, padahal dia sudah sering menemui para pembeli yang sombong seperti laki-laki tadi, tapi baru kali dia kesal kepada pembali yang cuek.

"Ran, kamu tau ga dia siapa?" tanya teman Rani yang tiba-tiba muncul di belakangannya.

"Emang dia siapa?"

"Dia dokter baru di puskesmas kita, kamu belum tau?" Rani menggeleng. "Parah banget lu mah Ran, padahal semua orang sedang membicarakan dokter ganteng itu. Dia baru datang tadi pagi dari Jakarta. Katanya sih dia di tugaskan di desa kita."

"Lu update banget sih Wi, sampai tau sedetail itu," kata Rani pada temannya yang bernama Tiwi.

"Tiwi gitu loh," ujar Tiwi sambil menepuk-nepuk dadanya bangga.

"Udah ah ga penting, ayo kita siap-siap pulang." Waktu memang sudah menunjukkan pukul tiga kurang sepuluh menit,  tinggal beberapa menit lagi Rani dan Tiwi akan segera pulang dan akan di gantikan oleh teman mereka yang lainnya yang bertugas sore ini.

****

Saat tiba di rumah, Rani di minta menghadap pada pak Lurah di rumahnya, dia tidak tahu kenapa tiba-tiba di panggil.

"Rani, ini dokter Fabian, mulai sekarang kamu yang membersihkan rumahnya selama dia kerja di desa kita," ujar pak Lurah memperkenalkan seseorang pada Rani, mereka sudah berkumpul di rumah pak Lurah.

"Oh, jadi namanya dokter Fabian," batin gadis berusia sembilan belas tahun itu, jelas dia ingat siapa laki-laki itu.

"Baik, Pak. Mulai kapan saya harus membersihkan rumah Pak Dokter?"

"Besok aja," ucap pak Lurah. Rani dan keluarga pak Lurah memang dekat, karena ibu Rani sering mencuci baju di rumah orang nomor satu di desa itu.

"Nah, kalau ini Rani, dia yang akan membersihkan rumah Anda Dokter," ujar pak Lurah. Fabian hanya mengangguk sambil memperhatikan penampilan Rani.

BUNGA MALAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang