🌹Dua Puluh Satu🌹

844 109 8
                                    

Hari ini Bunga berencana menemui Mami di tempat wanita itu, dia akan melunasi sisa hutangnya sekalian pamit. Ya Bunga sudah memutuskan  berhenti bekerja di kelab malam. Dia dan Puti sepakat membuka usaha bareng. Nantinya mereka akan mendirikan toko kue kering tak jauh dari kediaman Puti tepatnya di kawasan Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

"Sayang, Bunda ada urusan sebentar, Bunda keluar dulu, oke?" ujar Bunga pada putranya.

"Bukannya Bunda kerjanya pindah? Kok masih kerja malam hari?" Bunga memang sudah bercerita pada Abi kalau dia sudah tidak bekerja malam hari, dia akan kerja hanya di waktu siang saja.

"Bunda bukan mau kerja kok, Bunda mau ketemu teman. Sebentar doang, tapi kalau Bunda telat, kamu tidur aja ga usah nunggu Bunda."

Abi mengangguk mengerti, " Siap Bundaku yang cantik," ujar Abi lalu mencium tangan ibunya.

"Bu saya pergi sebentar, ya. Kalau ada apa-apa langsung hubungi saya."

"Iya, hati-hati di jalan." Bu Dewi adalah orang pertama yang mendukung Bunga keluar dari tempat itu, dia bahkan menawarkan diri ikut bekerja dengan Bunga nanti di toko kue, kebetulan dia bisa membuat berbagai macam kue kering dan kue basah.

Bunga akan pergi ke tempat Mami menggunakan taksi online yang sudah dia pesan, jarang-jarang dia naik taksi, tapi karena ini hari terakhirnya mengunjungi tempat kerjanya, Bunga ingin merasakan naik mobil yang ber-ac, biasanya dia pergi kerja dengan naik angkot yang membuatnya kadang harus berdesak-desakan dengan penumpang lain.

Selama perjalanan Bunga jadi kepikiran David, sudah dua minggu ayah satu anak itu belum menemuinya. Kata Tasya papanya sedang pergi ke luar negeri. Apa dia mulai ada rasa dengan David? Kenapa jadi kepikiran laki-laki itu terus? Akhir-akhir ini memang David gencar mendekatinya dan Bunga mulai terbiasa dengan keberadaan David, makanya ketika duren itu pergi, Bunga merasakan ada yang kurang. Bunga segera menepis pikirannya, dia tidak pantas untuk orang seperti David Kamil.

****

Di belahan negara Indonesia yang lain.

Fabian sudah tidak tahu lagi harus ngomong apa, akhir-akhir ini dia dan Ranty sering berantem, ada aja hal sepele yang mereka ributkan. Fabian tahu istrinya sedang hamil, hormon kehamilannya yang sering membuat emosi wanita itu naik turun, tapi Ranty kadang keterlaluan. Yang paling membuat Fabian jengkel adalah bumil satu itu sering menuduh Fabian main di belakangannya, mempunyai wanita idaman lain, jika Fabian pulang telat sedikit saja, Ranty langsung menuduhnya yang tidak-tidak. Padahal Ranty yang sering mengunjungi kekasih gelapnya jika Fabian pergi ke rumah sakit. 

"Kamu mau kemana, Mas? Ini udah malem, baru aja pulang masa udah mau pergi lagi," ujar Ranty.
Seperti saat ini mereka baru saja bertengkar, dan Fabian memilih keluar, ingin mencari angin segar.

"Aku keluar dulu, sampai kamu merasa lebih tenang dan sudah bisa mengendalikan emosimu. Aku ga mau terjadi apa-apa pada kandunganmu, jika masih di sini aku juga ikut emosi," ujar Fabian lalu pergi meninggalkannya Ranty di kamarnya.

Hari ini Fabian ada operasi mendadak, membuatnya telat pulang kerumah. Begitu tiba di rumah, sang istri bukannya menyambut dia dengan senyuman, malah menuduh suaminya jalan-jalan dengan salah satu perawat baru yang membantu Fabian di rumahsakit. Memang ada rumor yang mengatakan kalau Fabian dan perawat itu dekat, dan menjalin hubungan, itu yang membuat Ranty selalu curiga pada sang suami. Padahal Fabian dan perawat itu dekat hanya sebatas rekan saja, lagipula perawat itu sudah punya tunangan, tidak mungkin mereka mengkhianati pasangan masing-masing.

*****

"Apa kabar?" tanya Fabian lalu duduk di samping sahabatnya. Ya Fabian memilih pergi untuk bertemu dengan sahabatnya, kebetulan laki-laki itu mengajak Fabian makan malam bersama.

BUNGA MALAM (END)Where stories live. Discover now