🌹Dua Puluh Tujuh 🌹

792 94 2
                                    

Bunga tersenyum ramah pada wanita-wanita di hadapannya. Meski hatinya tak karuan, dia mencoba untuk tenang.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanya Bunga.

Plakkkk

Bukan jawaban yang Bunga dapat, tapi satu tamparan mendarat mulus di pipinya.

"Kamu manusia apa bukan, sih. Suka banget gangguin suami orang?!" ujar Ranty sarkas. Sementara itu, Lestari hanya menonton perdebatan menantu dan selingkuhan putranya, dia akan turun tangan jika saatnya tiba.

"Eh. Pelakor! Ga ada kapok-kapoknya lu ngerebut suami orang, hah?" Ranty lalu menarik rambut panjang Bunga. "Dasar sampah!"

"A-pa maksud Anda, Nyonya? Suami siapa?" Bunga mencoba melepaskan jemari Ranty dari rambutnya, tapi wanita itu sangat kuat. Ingin Bunga melawan, tapi melihat perut Ranty yang besar, membuat Bunga takut mendorong tubuh Ranty.

"Kamu ada main 'kan dengan suami saya?" Lalu mendorong tubuh Bunga hingga jatuh kelantai. Puti yang melihat itu ingin membantu sahabatnya, tapi Bunga mengisyaratkan agar Puti tidak membantunya karena dia juga sedang hamil, takut terjadi sesuatu.

Kemudian Ranty menyuruh temannya memperlihatkan foto yang dia ambil kemarin. "Kamu 'kan yang ngejar-ngejar dokter Fabian? Dia itu suami teman saya," ujar Sukma teman Ranty.

Bunga menggeleng-gelengkan kepalanya, "Demi Allah saya tidak punya hubungan apa-apa dengan dokter itu,"

"Ingat Tuhan juga kamu? Tapi mengapa ketika kamu menerima duit dari para laki-laki dan tidur dengan mereka, kamu tidak ingat kalau itu dosa?" Sukma ini juga seorang janda, sebenarnya dia juga sering menerima uang dari para suami teman-temannya yang berhasil dia rayu, termasuk Fabian pernah dia goda, tapi pria yang berprofesi sebagai dokter itu, tidak pernah mensnggapinya.

"Mi, kita apakan wanita ini?" Ranty meminta bantuan ibu mertuanya.
Lestari kini berjalan dengan anggun mendekati Bunga.

Plakkkk

Satu tamparan kembali Bunga dapatnya, kali ini dari wanita paruh baya yang tidak Bunga kenal.

"Jauhi putra saya, Fabian. Dia sudah punya istri dan anak," ujar Lestari.

Bunga menatap wajah wanita itu intens, dia yakin kalau wanita yang menamparnya barusan ibu Fabian. Bunga melihat kemiripan di antara mereka berdua.

"Saya tidak mempunyai hubungan apapun dengan putra Anda, Nonya," ujar Bunga. 'Ya sekarang aku memang tidak punya ikatan apa-apa dengan putramu, tapi dulu aku istrinya," batin Bunga.

"Mana ada maling ngaku. Sudah jelas-jelas bukti di depan mata, kalau kamu mengejar suami saya."

"Saya berani bersumpah, saya baru bertemu dengan suami Anda, jadi mana mungkin kami punya hubungan khusus."

"Iya, karena sudah ketahuan, coba kalau tidak ketahuan, pasti akan berlanjut," Sukma ikut nimbrung.

"Saya paling tidak suka orang ketiga, jadi jangan pernah lagi menemui Fabian, atau saya menghancurkanmu," ucap Lestari lagi. Sekalian nyinggung sang menantu.

"Kalian tenang saja, saya tidak akan pernah mendekati dokter itu." Bunga perlahan-lahan bangun, kedua pipinya sudah terkena tamparan, satu dari istri Fabian, satu lagi dari ibu laki-laki itu yang berarti mantan ibu mertuanya.

"Bohong! Wanita seperti dia jangan di percaya. Dulu aja dia mengatakan begitu, tak lama kemudian mencari mangsa baru," ujar Sukma, entah mengapa dia sangat benci dengan Bunga.

"Apa yang di katakan Jeng Sukma benar, pasti setelah ini dia mencari laki-laki lain." Ranty mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Ternyata Ranty mengeluarkan sebuah gunting.

"Jangan biarkan, jalang ini, mendekati para suami teman kita yang lain." Ranty dan Sukma sudah merencanakan memotong rambut Bunga, itu sebabnya dia membawa gunting dari rumah. Lestari yang melihat itu hanya diam. Dia ingin tahu apa yang akan di perbuatan sang menantu.

"Pegang tangannya!"perintah Ranty pada kedua temannya. Lalu Sukma dan teman yang satu lagi memegangi kedua tangan Bunga.

"Apa yang ingin kalian lakukan?" Bunga sedikit ketakutan, melihat Ranty memegang gunting.

"Membuat laki-laki jijik melihatmu, haaaaa."

"Jangan!" Bunga mencoba memberontak tapi tenaganya kalah dengan tenaga dua teman Ranty.

Bersambung

Senin, 24 Jan 2022
THB

BUNGA MALAM (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ