Serendipity | O2

847 154 5
                                    








Satu anak panah kembali melesat tepat pada titik hitam di tengah sasaran. Terlihat begitu mudah baginya untuk permainan kecil seperti ini. Meskipun baru beberapa bulan dia benar-benar menekuni olah raga panahan, tapi perkembangan kemampuannya begitu pesat.


Tidak ada yang tidak bisa ia lakukan. Terkenal sebagai Pure Alpha terkuat di tanah Eropa tentu saja bukan sekedar isapan jempol. Jeongguk tidak mendapatkan gelar itu tanpa alasan. Semua hal yang dia pelajari, dapat dia kuasai dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.


Membuatnya menjadi Pure Alpha yang tangguh di usianya yang belum genap 30. Ia masih 27, Alpha muda berbakat. Satu-satunya penerus ketua pack terkuat di tanah Eropa.


"Tidak bersiap untuk nanti malam?"


Jeongguk kembali melepaskan satu anak panah dan melesat sempurna untuk kesekian kalinya. Mengatur nafasnya sedikit dengan postur tubuh tegap sebelum beranjak dan duduk pada salah satu bangku kosong di samping sang adik.


"Pukul berapa?"


"Sekarang?" Satu alis Ryujin terangkat naik, melirik jam di pergelangan tangannya sekilas. "Pukul lima sore."


"Tidak. Nanti malam. Jam berapa." Jeongguk menegak sebotol air dingin yang ada di atas meja. Meminumnya hingga tandas tanpa sisa.


"Ooh, kata Mama kita berangkat pukul tujuh." Ryujin nampak menghela nafas panjang dengan punggung yang ia sandarkan malas-malasan. Menatap langit sore Korea yang berawan. "Aku tidak mengerti kenapa kau setuju menjadi tumbal bisnis Papa."


Satu alis Jeongguk naik. Kepalanya juga mendongak menatap hamparan langit. Tumbal bisnis? Tidak sepenuhnya demikian.


Orang tua mereka memang hendak melakukan pelebaran bisnis hingga ke Asia, tanah kelahiran Papa Jeon. Tidak sulit mendapatkan izin dari beberapa pack yang ada di Asia. Terlebih hal itu akan menguntungkan pihak mereka juga. Jeongguk pun sebenarnya tidak mengerti, alasan pertanyaan yang di lontarkan sang Papa hari itu. Sebelum mereka memutuskan untuk terbang ke Korea.


Dan Jeongguk juga tidak mengerti kenapa ia setuju tanpa protes sama sekali.


"Kami akan menjodohkan mu dengan putra bungsu ketua pack Pirus. Mereka memiliki seorang putra Omega. Jenis yang paling langkah. Papa ingin memiliki cucu dari garis keturunan pria Omega. Kau tidak keberatan kan, Jeongguk?"


Memangnya Jeongguk memiliki suara apa untuk menolak permintaan sang Papa. Meski bukan seorang pure Alpha, Papanya bukan orang sembarangan. Pria itu berhasil menguasai tanah Eropa di usianya yang masih muda. Dan Jeongguk begitu menghormatinya.


"Hanya ingin, dan penasaran."


Jawaban asal Jeongguk membuat sang adik mengernyit tak percaya. Melirik pada sang kakak dengan sorot penuh selidik. Kakaknya memang orang yang paling sulit Ryujin tebak.






| fin.

✔ SERENDIPITY | BOOK AWhere stories live. Discover now