4. Impresi Pertama

57 41 187
                                    

Di cerita ini, namamu memiliki arti "Kehidupan", karena kehidupanku baru dimulai setelah bertemu denganmu.

- Dariku kepada Nayanika

.

.

.

Semenjak awal kami bertemu, Nayanika telah meninggalkan kesan yang begitu mendalam pada diriku, namun bukan dalam arti yang baik.

Kami bertemu sebagai sesama finalis lomba novel online tingkat SMA/MA. Pada waktu itu, seorang finalis lain bernama Hana, setelah berhasil mendapatkan nomor handphone kami semua dari grup utama, tiba-tiba saja menjadikan kami anggota grup non-formal buatannya.

Hana

| Hei! Maaf, ya, aku culik kalian tiba-tiba. Ini bukan grup resmi buatan pihak panitia, dan kalian dapat keluar kapan saja. Hanya saja, aku ingin berkenalan lebih jauh dengan kalian semua, sekaligus 'kan? Sesama penulis muda. Silakan gunakan grup ini untuk membicarakan apapun, curhat juga boleh.

Biasanya, setelah membaca pesan demikian, aku tidak akan berpikir panjang untuk langsung menekan opsi leave group yang Whatsapp sendiri terkadang tawarkan. Tetapi, pada malam itu, entah malaikat mana berbisik kepadaku, niat untuk meninggalkan grup itu tidak kunjung muncul. Bahkan, hingga sekarang pun, namaku masih ada terdaftar sebagai salah satu partisipan.

Malam yang panjang aku habiskan dengan mengawasi interaksi antar peserta. Membuat catatan sederhana di dalam memori mengenai identitas mereka, mulai dari informasi umum hingga kesimpulan kepribadian eksterior secara umum, semuanya terdata di dalam benak.

Selama beberapa hari kami bersama, tidak ada hal ganjil terjadi. Akan tetapi, semuanya menggelinding bak menuruni bukit beberapa hari setelah pengumuman nama-nama juara.

Ainun

| Di sini ada yang punya Alter Ego?

Anda

Apa itu Alter Ego?|

Rina

| Iya, apa itu Alter Ego?

Vannya

| Alter ego adalah sebuah identitas atau karakter yang merupakan bentukan dari seseorang dalam dirinya secara sadar. Karakter tersebut sering kali merupakan gambaran ideal tentang dirinya yang tidak bisa ia realisasikan. Daripada hanya mengidam-idamkannya, ia lalu 'menghidupkan' karakter tersebut ke dalam dunia nyata. Tak sedikit yang menggunakan alter ego ciptaannya untuk membantunya lebih berani menghadapi dunia.

Sumber: Hello Sehat

| Itu 'kan? Alter Ego?

Mirip identitas ganda berarti? Tetapi, lebih seperti persona? Pikirku ketika membaca penjelasan salin-tempel tersebut. Pembicaraan mengenai Alter Ego sering beredar di berbagai media sosial, walakin, aku bukanlah sosok yang begitu mendalaminya. Ketika suatu hal menjadi populer di Indonesia, apalagi jika berkenaan dengan kesehatan mental, pola pikirku dalam menanggapinya cenderung sangatlah skeptis. Masyarakat Indonesia condong tidak kritis dalam menelaah bahan bacaan. Minat baca dan haus akan pengetahuan mereka memang tinggi, sayangnya, sifat baik tersebut tidak disertai dengan diterapkannya metode berpikir kritis. Sehingga kesalahpahaman informasi, terutama mengenai psikologi, merebak layaknya jago merah ketika musim kemarau tiba.

Ephemeris VitaeWhere stories live. Discover now