III

26 6 2
                                    

03. Para Penyintas




"Apa yang..oh, wow!" Will membulatkan mulutnya tatkala mendapati mayat seorang pria di depan pintu.

Kyle yang masih berganti pakaian menoleh ke arah Will yang berdiri di ujung pintu. "Tidak ada apa-apa, cuma Undead." Kata Kyle.

"Ya, aku tahu. Ngomong-ngomong aku menemukan sesuatu yang menarik di bawah. Cepatlah, bantu aku!" Ujar Will kemudian beranjak dari sana.

Kyle memakai jaket jeans hitam yang ditemukannya di lemari si pemilik toko senjata itu. Setelahnya turun ke lantai bawah mengikut perkataan kakaknya.

"Disini!" Suara Will terdengar dari balik pintu paling belakang.

Kyle berjalan mengikuti suara Will menuju ruangan itu. Di dalam garasi itu tampak Will sedang mendorong sebuah tabung gas besar mendekati mobil hitam yang terparkir di sana.

"Mobil? Bukannya di luar juga banyak? Kenapa harus ini?" Tanya Kyle.

"Bung, yang ada di luar sana itu adalah rongsokan. Tapi yang ini, sebuah mobil baja! Tolong bawa benda yang di sana kemari!"

Kyle menoleh sesuai arah yang di tunjuk Will. Ada beberapa pelat besi bertumpuk di sudut garasi itu. "Bagaimana aku bisa mengangkat benda itu?"

"Seret saja, apa susahnya?"

Kyle menghela napasnya panjang. Ia mencoba menarik salah satunya, kemudian menarik pelat baja puluhan kilogram itu susah payah.

"Kau tahu, mungkin akan lebih cepat kalau kau juga membantuku." Protes Kyle yang agak terengah napasnya.

Will tergelak kecil mendengar keluhan Kyle. Jelas dia tahu benda itu tidak seringan kelihatannya. "Maaf, kupikir kau bisa melakukannya. Ayo, kita perlu beberapa lagi untuk melapisi monster kita!"

Setelah memindahkan pelat-pelat baja ke dekat mobil hitam itu, Will memulai pekerjaannya. Will merombak bagian-bagian yang dianggapnya lemah. Ia merubah bemper bagian depan menjadi runcing dan agak landai. Kemudian menghancurkan jendela-jendela mobil itu lalu diganti teralis baja serupa tirai.

Sampai dua hari Will mengerjakan perombakan mobilnya dibantu oleh Kyle. Mobil berjenis SUV bermerek Hummer tersebut berubah menjadi kendaraan anti mayat hidup yang tampak sangar bak kapal perang.

"Kita berangkat besok siang, bagaimana menurutmu?" Tanya Will yang tampak puas dengan hasil kerjanya.

"Ya, boleh juga."

~~~•••~~~

Diantara gelapnya hutan oak di malam itu, seorang pria berjalan pelan penuh kehati-hatian. Langkahnya begitu pelan sampai sulit didengar. Seperjurus kemudian dia berhenti, matanya tajam menatap ke sekitar.

"Sial, bahkan kalian mengikutiku sampai ke dalam hutan seperti ini!" Kesalnya.

Tangannya merogoh saku jaketnya. Pria berpakaian militer itu mengeluarkan pisau sangkur dari sarungnya. Setiap hembusan napasnya semakin hilang suaranya. Agaknya dia sedang siaga menanti apapun yang akan keluar dari balik kegelapan.

(Suara erangan)

Tatkala suara memilukan terdengar merayap di daun telinganya, si pria tentara segera memutar tubuhnya lalu menggapai leher dari zombi yang sudah bertukar tempat di depannya. Pisaunya mulus menggorok leher kehijauan yang mengeluarkan darah hitam yang baunya mulai menggelitik hidung.

Tak sampai di situ, satu mayat hidup lain datang menerjang. Tubuhnya lebih besar dari yang sebelumnya, suaranya juga lebih beringas bak raungan beruang yang mengamuk. Si pria tentara melompat ke belakang tepat sebelum sebongkah tinju besar menghantam angin.

Chaos; GenesisWhere stories live. Discover now