Ch. 1 - Teman

272 27 2
                                    

•·•·•·•·•·•

Secangkir teh terpapar didepan mata wanita yang memiliki nama lengkap Clara Deolinda Keisha. Wanita itu baru saja berumur dua puluh tahun.

Clara mengambil secangkir teh ditangan kanannya kemudian dia menyeruput teh tersebut sampai habis. Bunyi notif masuk dihandphonenya membuat tangan kanannya sekarang memegang benda tersebut.

'Tagihan pembayaran SMP Sinau Karya'

Sepintas notif yang dia lihat membuatnya menghela nafas berat. "Kenapa aku bukan terlahir menjadi anak dewan saja." Ketus kesalnya saat melihat notif tersebut.

Kemudian saat dia mengscroll layar handphonenya, notif lain membuatnya mengendus kasar dan pasrah. 'Tagihan pembayaran Universitas Vortika'.

Tentu saja dia merasa sulit bernafas atas tagihan ini. Bagaimana tidak, disaat bersamaan dia mendapatkan tagihan dari sekolahan adiknya dan kampusnya.

Setelah mendapatkan kabar buruk tentang keadaan keuangannya yang akar terkuras habis, Clara mengambil satu helai roti yang sudah diolesi selai coklat, kemudian dia memakannya dengan cepat.

Clara berdiri dari kursi makanya, berjalan menuju ruang kamarnya. Kemudian dia mengambil ransel yang berisi buku Kuliahan untuknya.

Dia langsung pergi kedepan pintu rumah kos nya, kemudian memakai sepatu yang berada dirak sepatu yang menempel pada dinding kiri pintu masuk.

Setelah selesai memakai sepatu, Clara melirik jam tangan yang melingkar ditangan kirinya. Jam tersebut menunjukan pukul tujuh pagi. Setelah itu dia bergegas keluar dari rumahnya, dan tak lupa mengunci pintu.

Tanpa berpamitan dengan siapapun karena memang tidak ada siapapun dirumah mini yang ia sewa itu. Hanya ada dirinya dan dirinya.

Clara berniat pergi ke Kampusnya untuk mengambil jadwal jam pagi. Namun dia tidak terburu buru menuju tempat itu, dia memilih jalan kaki dengan santai.

Dengan sepasang Earphone menempel dikedua telinganya. Karena tempat Kampusnya tidak sampai berjarak satu kilo meter dari rumah.

Karena itu dia sangat beruntung mendapatkan rumah sewa kosong yang harganya sangat terjangkau dan tempatnya sangat dekat dengan Kampusnya. Jadi dia tidak perlu mengeluarkan biaya hanya untuk menuju Kampus.

Saat jarak dirinya dan Kampusnya sekitar sepuluh meter lagi, Clara terkejut diakibatkan ada seseorang yang menepuk punggung belakangnya dengan cukup keras. Itu membuatnya refleks hampir memukul wajah orang itu ketika dia berbalik badan.

"Omg, santai dong. Masih pagi mau mukul orang, temperamen banget. " Pekik wanita yang berdiri disamping Clara, dia merupakan teman semasa SMA nya Clara, nasibnya Clara harus sekampus lagi dengan temannya itu.

"Makanya Jangan ngagetin orang, kalau cowok, terus kamu kena sikut gimana?" Balas Clara dengan wajah meledek.

Temannya mendengus kesal. "Aku udah memanggil namamu ratusan kali, tapi kamu kayaknya tuli sih." Kemudian temannya Clara mencopot satu earphone yang berada ditelinga kirinya.

"Ngajak ribut mulu, nanti dapet karma." Eluh Clara pada temannya yang memiliki nama panjang Athena Putri Wirapurna.

Athena malah asik mendengarkan lagu pada earphone nya Clara yang dia pakai sebelah. "Loh, sekarang kamu yang tuli. Padahal cuma pakai sebelah."

"Gapapa biar kita tuli bareng." Ucap Athena, seraya tersenyum.

"Dih ogah, mana masih muda." Jelas Clara pada Athena, membuat mereka tertawa bersama.

Setelah itu Athena memundurkan dirinya dua langkah, membaut dirinya berada dibelakang Clara. "Eh kamu mau ngapain?. Mau nyolong tugas aku lagi ya?." Tanya Clara.

Kemudian menggoyangkan tas ransel kecil yang berada dibelakangnya agar Athena kesusahan mengambil hal yang dia inginkan dari tas itu.

"Ga boleh gitu ra, kita sesama manusia harus saling membantu." Kemudian Athena berhasil mendapatkan buku tugasnya Clara dan mengambilnya dari tas itu.

Dalam obrolan asik mereka. Mereka sudah sampai di kampus mereka. "Capek saya sama perilaku anda yang seperti ini, ceraikan saya mas."

"Najis emang kita pernah nikah, saya suka lanang ya!" Tekan Athena.

"Lah juga idih." Kemudian mereka memasuki ruang kelas, namun baru terdapat dua orang didalamnya, dengan mereka baru teerdapat empat orang.

Kemudian mereka berdua duduk di barisan kedua, dan saling bersebelahan. "Kamu putus sama Dika?" Tanya Clara yang berusaha membuka topik karena Athena yang terlalu fokus menyalin tugasnya. Hingga dia dibiarkan melamun sendirian.

"What?!. Ya engga lah, kamu kayaknya dukung banget aku putus dah. Hampir seminggu sekali nanya tentang itu." Pandangan Athena langsung beralih terkejut ke arah Clara.

Clara tertawa. Dia merasa meledek temannya itu hal yang paling bagus untuk mengembalikan mood tadi paginya yang anjlok akibat beberapa tagihan.

"Engga gitu juga sih. Bagiku masih terasa aneh aja, kok kalian bisa pacaran."

"Kagak aneh lah, namanya juga jodoh. Makanya cobain pacaran biar tau rasanya." Pekik Athena yang seraya mengalihkan pandangannya pada tugas yang sedang ia kerjakan.

"Sama siapa?. Tembok?!"

"Dih, kasian. Mana masih muda." Ledek Athena kemudian terkikih dengan puas.

Clara merasa sedikit jengkel "Padahal niatku itu mau bully kamu, ini malah aku yang kena."

"Kasihan. Mana masih muda."

"Kasihan. Mana udah tua."

Kemudian mereka terkekeh dan sedikit menutup mulut mereka karena takut tawa mereka mengganggu orang lain yang berada di ruangan ini.

Kemudian setelah itu Dosen masuk kekelas karena pelajaran sudah dimulai. Untungnya Athena sudah selesai menyalin tugas Clara sehingga dia tidak mendapat poin.

Beberapa jam terlewatkann Clara Karena dia telah mengikuti berbagai kelas hari ini. Dan saat ini jam sudah menunjukan pukul tiga sore. Dan mengakhiri jadwal Atghina hari ini dikampusnya.

Kemudian setelah selesai membereskan peralatannya Clara dan Athena pergi meninggalkan kelas mereka. "Mau langsung pulang?" Tanya Athena pada Clara.

"Mau kerja, jadwalku emang sore sih." Pekik Clara, setalah nya terpantul wajah suram dari Athena.

"Jangan ditekuk gitu dong mbak, ntar Dika minta putus loh." Ejek Clara pada temanya.

Kemudian Athena memegang lengan Clara. "Kamu ga mau pake uang ku dulu gitu?" Athena menawarkan uangnya pada Atghina. Dia tahu bahwa Minggu ini adalah jadwal jatuh tempo pembayaran Kampus mereka.

Athena juga tau kalau Clara juga bekerja untuk membayar uang sekolah adiknya dan membantu orang tuanya. Belum lagi uang sewa bulannya.

Walaupun Clara tidak pernah menceritakan banyak tentang hal itu, tapi pertemuan mereka yang sudah lebih dari tiga tahun cukup untuk membuat Athena peka terhadap keadaan temanya.

Namun Clara memilih menolak tawaran temannya. Dia tidak suka bergantung pada orang lain terlalu berlebihan, atau menceritakan semua tentang dirinya secara berlebihan.

Dia hanya ingin, hanya dirinya yang tau.

Walaupun keadaan ekonomi Athena lebih baik dari pada Clara mereka teman, jadi Clara tidak ingin berteman dengan dia hanya karena uang.

"Ngapain ih, jangan alay jadi jijik aku." ucap Clara berusaha menghindari topik tersebut.

Athena mengela nafas kasar. "Yaudah lah, nanti kalo butuh sesuatu call aku aja. Aku kayaknya sih pulang sama Dika."

"Iya iya. Hati hati diperkodok ya, ntar nyusahin."

"Kurang ajar." Kemudian Athena melambaikan tangan ke Clara dan menjauh darinya menuju Dikka yang sedang menunggunya diluar kampus.

Clara membalas lambaian temannya. Setelah itu dia menghela nafas berat, mengingat bahwa masih banyak yang harus dia kerjakan setelah ini.

Trapped in CEO's worldWhere stories live. Discover now