Ch. 12 - Hot

69 12 0
                                    

Sudah sejak kapan ini melenceng menjadi lebih buruk? Keseharian mahasiswi miskin ku menjadi lebih buruk dari pada kata miskin.

Mungkin karena minggu kemarin kedua bola mataku tak sengaja menangkap pria sedang bercumbu, preman yang menghalangiku, atau setelah direktur gila berusaha menusukku.

Aku akan gila. Sudah gila.

Selama ini bukan hanya mentalmu yang dipukul dan dicabik-cabik oleh kehidupan, namun sekarang tubuhku dijadikan samsak pelampiasan.

Seberapa jauh lagi hal psikopat ini akan menerjang kehidupan ku. Sejak pagi aku merasakan rasa sakit menyelimuti seluruh tubuhku, dari atas sampai bawah.

Bahkan punggungku serasa akan copot bila aku paksa untuk bangkit dari atas kasur ini. Aku bertanya tanya apakah aku mengalami gejala menstruasi, tapi ini bukan jadwalnya.

Sialan.

Ah, kenapa juga tenggorokan ku terasa begitu kering, nafasku berat dan panas, kaki tanganku terasa beku saking dinginnya.

Demam, gejala paling tidak menyenangkan dalam hidupku. Tidak apa jika aku mengalami ini ketika aku seorang pengangguran kaya raya. Berbeda dengan ketika setiap hari aku harus betkutak-atik diluar untuk memenuhi kebutuhan.

Ah.. Sialnya. Tidak ada orang lain dirumah ini, disaat tubuhku tidak sanggup untuk mengangkat satu jari pun.

Apa aku perlu menghubungi temanku?

Aku tidak tau apakah Athena ada jam kuliah atau tidak hari ini, aku lupa. Apakah dia sedang kencan, bagaiamana jika aku malah mengganggu.

Ketika kau berusaha berpikir siapa yang bisa ku hubungi, nama senior terlintas di kepalaku.

"Geo.." Aku harus meneleponnya, tapi aku sedang tidak sanggup meraih ponselku.

•-•-•

Lihat lah dia bahkan tidak menyadari keberadaan seorang pria yang berada di depannya "Geo?" Bisa bisa nya menyebut nama seorang pria padahal kesadaran diri sendiri sudah di ambang batas.

"Apa kebiasaan mu memanggil nama seorang pria saat sedang sakit?"

"Eung?"

Aku mendengar suara tak asing, suara berat milik seorang pria, aku mengenal suara itu. Langkah kaki nya terdengar semakin mendekat.

"Hei, aku sedang bertanya."

Pandangan samar ku memperlihatkan sedikit postur tubuh miliknya. Ah, si brengsek itu rupanya. Aku menutup mata ku dengan telapak tangan kanan ku "Kembalilah." Ucapku.

"Apa itu jawabannya?" Dia bertanya lagi.

Aku menghela napas lelah "Sekarang aku tidak punya tenaga untuk meladenimu."

Dia menggenggam tangan kanan ku, mengangkatnya dari atas mata ku membuat secarik cahaya perlahan-lahan masuk diantar mataku. "Panas sekali." Ucapnya lagi.

Ya.. Karena aku sedang sakit.. Menyebalkan, melihat mu tersenyum seperti itu saat melihat keadaan ku yang seperti ini, kau benar benar menyebalkan. Leon.

"Clara, jangan tertidur." Ucapnya, tangan nya terasa dingin ketika menyentuh kulit pipiku.

Suara nya yang menggema dikepala ku mulai memudar.. bersamaan dengan kesadaran ku.

"Clara?" Leon meniup ujung rambut dikepalanya, kesadaran Clara hilang, hanya terdengar deruh napas kasar.

"Jika seperti ini, kau harus ke rumah sakit."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Trapped in CEO's worldWhere stories live. Discover now