30 Hari

1.1K 52 6
                                    

Blurb:

Saat melihat tawanya mengudara, aku yakin jika lukaku ikut melebur bersamanya.

"Temui aku disini 30 hari lagi, jika rasamu masih sama." -Krist

"Aku akan menjemputmu 30 hari lagi, sebagai kekasih." -Singto

__________

Jalanan sepi, cahaya bulan meredup tertutup mendung, angin dingin semilir merasuk dalam tubuh. Seorang pria dengan tampilan yang kusut dan raut muka yang tertekuk sedang membelah jalanan dengan kedua kakinya, ia tak memiliki tujuan yang jelas, membiarkan kakinya melangkah tanpa batas. Perasaan kalut mendominasi dirinya akibat penolakan yang baru saja diterima olehnya. Gadis yang ia idam-idamkan ternyata tak memiliki perasaan yang sama dengannya, meskipun mereka sudah begitu dekat selama satu tahun lamanya.

 Gadis yang ia idam-idamkan ternyata tak memiliki perasaan yang sama dengannya, meskipun mereka sudah begitu dekat selama satu tahun lamanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah sudah berapa langkah yang ia tempuh, tetap tidak menghilangkan kegundahan dalam hatinya. Semua rasa seakan menghilang, bahkan rasa lelah akibat terlalu jauh melangkah pun tak ia rasakan. Begitupun dengan angin malam, meski menusuk, ia tak merasa kedinginan.

Mata kosongnya terus menatap kedepan, tanpa memperdulikan kanan dan kiri yang berlalu lalang. Hingga tanpa sengaja, seseorang dari arah yang berlawanan menabraknya dan membuat tubuhnya limbung ke belakang. Sekali lagi, ia tak merasakan sakit meskipun terjatuh cukup keras.

“Eh maaf Khun, saya buru-buru. Anda baik-baik saja, 'kan?” Pria yang tidak sengaja menabraknya langsung berjongkok untuk memberikan bantuan padanya. “Mari saya bantu.”

“Saya baik-baik saja, terima kasih.”

“Kalau begitu, saya pergi dulu. Sekali lagi, maafkan saya Khun.”

Pria itu hanya mengangguk, kemudian membiarkan pria satunya untuk pergi. Ia membersihkan celana yang ternoda akibat mencium aspal yang penuh debu. Perlahan pandangannya mengarah pada benda persegi berwarna hitam yang tergeletak didekat kakinya. Apa orang tadi menjatuhkannya?

Kepalanya menoleh ke belakang untuk mencari pria yang menabraknya beberapa saat lalu, namun matanya tak menemukan keberadaan pria itu. Tangannya terulur untuk mengambil benda yang terlihat seperti dompet dan membukanya perlahan, mengucapkan kata maaf dalam hati karena dengan lancang membuka barang pribadi milik orang lain. Ia membuka setiap lipatan untuk mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk mengetahui pemiliknya. Satu kartu ia temukan, kartu identitas diri.

Perawat Sangpotirat

Matanya beralih pada alamat yang tertera pada kartu itu, ternyata tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ia mengembalikan identitas diri pada tempatnya semula dan menutup kembali dompet itu. Memasukkannya pada saku belakang celana, ia memutuskan untuk menyimpannya, mungkin nanti ia akan mengembalikan jika ada waktu luang.

Oneshoot [SingtoKrist]Where stories live. Discover now