I Got You [21+]

903 42 11
                                    

Blurb:

Singto pergi ke club malam untuk mencari ketenangan, siapa sangka jika hal itu malah membawanya pada keadaan yang lebih rumit.

__________

Suara gemuruh memasuki gendang telinga pria tampan saat memasuki club malam. Musik mengalun dengan keras, ditambah dengan berisiknya orang-orang yang sedang merancau karena telah menengguk beberapa gelas alkohol. Lantai dansa penuh dengan lautan manusia, maklum saja, ini hari sabtu.

Niat hati pergi ke club untuk mencari kesenangan namun malah pening yang ia dapat. Sepertinya tempat ini memang tidak cocok untuknya, bahkan ini adalah kunjungan pertamanya di club malam. Ia memang pria yang kuno dan tidak suka macam-macam.

Pria itu adalah Singto, pemuda yang baru saja kehilangan pekerjaan karena fitnah dari orang yang tidak bertanggung jawab. Singto dituduh menggelapkan dana perusahaan sehingga perusahaan tempatnya bekerja sempat merugi. Entah bagaimana atasannya bisa menemukan uang jutaan bath dalam laci meja kerjanya.

Dunia kerja memang kejam.

Karena tak mendapatkan ketengan yang Singto cari, pria tampan itu hendak pergi dari sana—lebih baik ngopi di tongkrongan. Saat kakinya hendak melangkah keluar, ia tidak sengaja menabrak seseorang yang berjalan sempoyongan karena mabuk, pria itu terjatuh.

“Hei, Khun, anda baik-baik saja?”

“Kongpob, kau benar-benar kongpob? Aku sangat merindukanmu.” Ujar pria itu dengan menitikan air mata, wajahnya berubah sendu.

“Kongpob? Kongpob siapa?”

“Kongpob, kenapa kau tidak kembali? Ini sudah dua tahun lamanya, aku masih menantimu.” Lanjutnya.

“Maaf, Khun. Sepertinya anda salah orang, nama saya bukan Kongpob.”

“Kau bohong! Kau bilang begitu karena kau menghindariku, 'kan?”

“Tidak, Khun. Namaku Singto, bukan Kongpob.”

Pria itu tidak percaya, ia langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Singto. Rancauannya semakin tidak jelas seiring bertambah erat pelukannya pada tubuh Singto. Posisi mereka masih duduk bersimpuh di tengah keramaian, Singto berharap semoga tidak ada orang yang tiba-tiba menendang dirinya.

“Maaf, Khun. Saya harus pergi, saya mohon lepaskan pelukan anda.” Titah Singto yang tidak digubris oleh pria yang memeluknya.

Beberapa menit setelahnya, perlahan pelukan itu merenggang hingga membuat Singto sedikit lega. Namun tak bertahan lama, karena pria itu dengan tiba-tiba mencium bibir Singto dengan penuh nafsu. Singto menolak, tapi semakin ia menolak maka hisapan pada bibirnya semakin kencang.

“Mpptth, K-Khun—”

Tidak ada waktu mengatakan sepatah kata untuk menolak karena pria itu terus mencium Singto dengan kasar. Tanpa Singto sadari, tangan pria itu sudah berada dipahanya, mengelus pelan hingga perlahan naik untuk meremas bagian selatan Singto.

“T-tunggu, s-stop akhh—”

Singto tidak bisa menolak, gelayar aneh mulai membangkitkan sisi gelapnya. Sungguh, Singto belum pernah merasakan senikmat ini. Sedangkan pria itu terus menggesek tangannya pada penis yang masih terbungkus rapi oleh kain jeans yang digunakan Singto. Ciumannya tidak berhenti, semakin dalam dan bernafsu. Singto sudah berada dipuncak nafsu, ia juga ikut menyesap bibir tipis yang terasa begitu manis.

Oneshoot [SingtoKrist]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin