Part 27 : Nina Cemburu

59K 1.4K 32
                                    

#Theme song Sugar by Maroon 5.

Part ini berkonten dewasa 18+.

Ian

Nina marah dan berimbas pada aktivitas malam kami menjadi terhambat. Aku mengacak-acak rambutku, lalu mendekati Nina di tempat tidur.

"Sayang, katakan salahku apa? Apa karena aku terlalu nafsu,uhm agresif? Oke oke, aku akan coba pelan-pelan. Ayo dong, baikan. Aku gak tahan kalo kamu diam aja." Aku tidak peduli meski terdengar seperti merengek.

Dan aku juga tidak tahan kalau malam ini aku tidak menyentuhmu. Tentu saja aku tidak mengatakan bagian yang itu.

Sementara ini, sebisa mungkin tanganku harus bersabar untuk tidak meraba-raba tubuh Nina.

Pagi tadi Nina masih ceria dan aku bahagia melhatnya. Ini hari pertama kami di sini.

Aku membawa Nina ke Lombok. Sesampainya di cottage tempat kami menginap, aku memang langsung menubruknya berlanjut ke sesi bercinta sampai jam makan siang tiba.

Seingatku siang tadi kami masih baik-baik saja.

Bahkan Nina tidak segan memberiku pelukan, merangkul pinggangku ketika kami berjalan bersisian, sampai sesi percumbuan di sebuah kebun stroberi. Nina meresponku dengan gairah sekaligus kelembutannya.

Aku tersenyum sendiri mengingatnya, hingga tak sadar Nina memandangku dengan wajah herannya.

"Sayaaang," suaraku seperti bernyanyi, mencoba mencuri perhatiannya.

Nyaliku besar untuk terus mendekatinya sampai aku akan memeluknya, Nina memukul pelan lenganku.

Aku malahan senang, semakin menyodorkan tubuhku kepadanya.

Sekarang aku berhasil mengurung tubuhnya.

"Aku mau tidur," kata Nina.

Ketika dia akan berbaring, aku tidak membiarkannya.

"Kamu lagi datang bulan?" tanyaku tiba-tiba.

"Gak," jawabnya cepat.

"Kok ngambekan? Biasanya kalo cewek datang bulan, hal menyenangkan bisa jadi mengerikan. Terus gampang bad mood."

"Aku gak haid dan apa aku gak boleh ngambek? Apa karena aku lebih tua dari kamu, terus aku gak pantes ngambek?"

"Aku suka kok kamu ngambek, tapi aku harus tahu alasannya."

"Ngambek ya ngambek, apa selalu harus ada hal yang melatarbelakanginya?"

Aku mengangguk. "Harus."

"Aku capek, Ian."

"Tidurlah, sayang. Aku tidak bertanya lagi, besok aku juga tidak akan menanyakan alasanmu marah," ucapku seraya mengecup keningnya.

Syukurlah dia tidak tidur membelakangiku dan tak menolak saat aku mendekapnya.

"Oh ya, aku mencintai apapun tentang kamu termasuk usiamu yang terpaut dariku. Percayalah."

Dengan mengatakan itu, Nina pasti tahu bahwa besok dan selanjutnya dia tidak lagi menyinggung masalah perbedaan usia kami.

Paginya, aku ingin memberi Nina kejutan tetapi dia hanya ingin berjalan-jalan di area cottage. Daripada melihatnya lebih murung, aku mengalah dulu.

Aku memandangi Nina yang berjalan di sampingku. Kami memang bergandengan tangan, namun aku merasa Nina mengacuhkanku.

Kesabaranku banyak diuji oleh wanita ini. Wanita yang membuatku jatuh cinta setengah mati.

"Mas Adrian!" Teriakan kencang yang asalnya dari suara seorang wanita terdengar di belakang kami.

Best Friend for LifeWhere stories live. Discover now