07.

3.1K 334 6
                                    

Happy Reading Everyone!🦖

"Kau dilarang berdekatan dengan Lady Hubert."

"Memangnya kenapa?" Tanya Edward heran. Dia disini sebagai teman bermain Lilia, masa tidak boleh berdekatan sih.

"Lilia adalah tunangan Putra Mahkota, kau
pasti paham perasaan apa yang dirasakan
Putra Mahkota saat kau terus bersama Lilia."

"Tapi Lady Lilia tidak pernah mengusirku saat berada didekatnya. Lagipula, Lady Lilia sudah bukan lagi tunangan Putra Mahkota, Duke Hubert sendiri yang mengatakan."

"Itu karena Lady Lilia tidak mencintai Damian, bodoh!"

"Kenapa kalian bermuka tegang seperti ini, apakah ada hal bahaya yang terjadi?" Lilia datang sebagai penengah, antara Edward dan Edward.

Kalian tau kan nama tangan kanan Damian dan teman bermain bermain Lilia itu sama?.

"Tuan ini mela---"

"Tidak ada apa apa Lady, kalau begitu saya permisi. Semoga keberkahan Dewa selalu menyertai anda." Pamit Edward memberi salam.

"Iya,"

"Ayo kita ke pasar sekarang Edward, hari sudah mulai panas." Ingat kan janji Duke ingin mengajak Lilia ke pasar, karena dia tidak bisa, maka Duke memerintahkan Edward sebagai penggantinya. Tentu saja dengan puluhan penjaga bayangan yang ikut menjaga mereka berdua.

Mereka menaiki kereta mewah dengan lambang keluarga Hubert sebagai pengenal, kereta tersebut menyusuri jalan hingga Lilia dan Edward sampai ke pasar.

"Hah, ternyata jauh juga jarak pasar dari mansion." Lilia turun dari kereta sambil merentangkan badannya.

"Iya, membutuhkan waktu 45 menit untuk menempuh jarak menuju pasar." Itu adalah Edward.

"Aku sangat lapar, bagaimana kalau kita makan dulu?" Usul Lilia.

"Boleh, lady. Saya tau restoran enak disini."

"Baiklah, tapi jangan memanggilku sekaku itu. Panggil saja aku Lilia atau Lili, kita kan teman." Lilia mengedipkan matanya genit.

Edward mengangguk tanda mengiyakan, Lilia berjalan disamping Edward, mereka sudah seperti pasangan yang sedang menghabiskan weekend di pasar.

Lilia mengambil tangan Edward untuk digenggam, Edward langsung melepasnya untuk mencegah kesalahpahaman publik.

"Bukannya saya menolak Lili, nanti beredar rumor yang akan menyusahkan anda."

"Berarti, kalau di tempat ramai kamu mau ya?" Goda Lilia, diluar dugaan Edward mengangguk.

"Kamu benar mau?!" Kaget Lilia.

Edward balas mengedipkan matanya, Lilia jadi malu.

Setelah makanan datang, mereka makan dengan tenang tanpa pembicaraan.

Di meja lain, tidak jauh dari meja Lilia dan Edward terdapat dua orang yang sedang adu mulut.

"Masih banyak pekerjaan, Putra Mahkota. Tidak ada waktu melakukan hal tidak berguna seperti ini." Omel Edward pada Damian yang menutup mukanya dengan buku.

"Kalau begitu, kau pulanglah."

Edward berusaha menahan emosinya, jika Damian terus seperti ini, pekerjaan mereka di kediaman Duke tidak akan selesai selesai. Ia tidak bisa cepat kembali ke Istana untuk menemui kekasihnya. Memang benar sialan.

"Kembaranmu memang tidak bermodal ya, mengajak tunanganku berselingkuh di tempat murah seperti ini." Ejek Damian.

"Murah bagi anda."

Looking For Happiness✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang