21+
Keduanya sedang berada di kamar pengantin. Si gadis terlihat begitu menggiurkan dengan Lingerie hitam yang melekat ditubuh ranumnya. Sedang si pemuda hanya menggunakan boxer putih tanpa atasan.
"Setelah ini, kita ngapain lagi?", tanya si gadis dengan tatapan polosnya.
"Sebelum kita lanjut ke sesi selanjutnya, ada baiknya kalau kamu kenalan dulu sama burungku", gurau si pemuda sambil mengedikkan dagu kebawah tubuhnya.
"Burungmu? Aku kan sudah kenal lama sama burungmu. Kamu lupa ya pas habis sunat, siapa yang seharian ngipasin burungmu? Aku."
"Iya. Tapi kan itu dulu. Pas aku kelas 1 SD. Kalau kamu lihat lagi, pasti pangling sama ukuran dan bentuknya."
"Masa sih? Coba sini aku lihat. Jadi penasaran", dengan sigap, si gadis menarik lepas boxer yang dikenakan si pemuda, lalu terkesiap.
"Ihh iyaa. Dulu kecil terus lembek. Sekarang besar. Keras...", takjub si gadis. Penuh minat, dia mengusap, mengelus setiap bagiannya. Terpesona bagaimana benda yang ada ditangannya sekarang bisa begitu lembut namun keras disaat yang bersamaan.
"Sudah kenalannya?", tanya si pemuda. Wajahnya menggelap, suaranya terengah akan gairah.
"Sudah. Lalu bagaimana lagi?"
Dengan cepat, lampu tidur disamping pemuda itu dipadamkan. Menyisakan cahaya temaram dari bulan yang mengintip dibalik jendela.
"Ayo kita pulangkan burung ini kesarangnya", bisik si pemuda dengan suara serak yang sensual. Si gadis hanya pasrah saat si pemuda mulai mencumbu dan membaringkannya ke ranjang pengantin mereka. Keduanya saling menikmati rasa asing yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Saling melenguh, saling mendesahkan nama masing-masing saat keduanya bersatu dalam gairah yang tak tertahankan. Malam ini rasanya akan panjang. Dan kepada sepasang pengantin belia itu, malam ini adalah permulaan ...
Kedua sahabat kecil itu menapaki kehidupan baru sebagai suami istri, sahabat dalam suka dan duka, hingga maut memisahkan.
The end
