SELAMAT MEMBACA ^_^
Jangan lupa vote agar Author semangat update😘
"Aahh..."
Dengan nafas yang melemah, Ran menggelengkan kepalanya karena sudah tidak kuat dengan kenikmatan yang dialaminya sekarang. Sejak setengah jam yang lalu dia telah mengalami tiga kali orgasme dan sekarang dia harus bisa mengontrol dirinya untuk berhenti dari rangsangan yang amat menggairahkan ini.
"Aku...ingin..keluar.."
Saat merasa hampir pada puncaknya dia membuka kedua kakinya semakin lebar agar dua jari besar yang memasuki intinya semakin leluasa bergerak. Bersamaan dengan itu, kedua tangannya yang meremas gaun tidurnya yang terbuka hingga atas perut berubah menjadi cengkraman kuat.
"Oohh..Ken..Kenzo.."
Bagian intinya yang terus berdenyut mulai menegang dan tidak sampai hitungan menit pahanya bergetar hebat seiring cairan mesumnya yang keluar dengan deras dari intinya membuat dua jari besar tersebut basah kuyup.
"Kenzo...." Untuk terakhir kalinya Ran memanggil nama sang suami sebelum akhirnya dia terkulai lemas di atas meja kerja milik pria tersebut.
Sosok Kenzo yang berdiri disana hanya terdiam dengan wajah dinginnya menatap Ran sejenak lalu meraih tisu untuk membersihkan tangannya yang ternodai. Setelah membuangnya ke tong sampah, dia segera mengambil ponselnya yang berbunyi dan menjawab panggilan tersebut dengan posisi memunggungi sang istri.
"Baiklah. Aku akan segera kesana."
Ran yang menyadari sang suami yang hendak pergi langsung mencegahnya dengan menahan lengan kerasnya. "Mau kemana? Ini sudah malam."
"Bukan urusanmu."
Ran segera turun dari meja mengejar Kenzo yang kini sudah berada di depan pintu, lalu memeluknya dari belakang membuat langkah Kenzo terhenti.
"Lepaskan."
Ran hanya menjawab dengan gelengan cepat.
Kenzo yang mulai kehabisan kesabarannya menghela nafas kasar. "Ran, tolong jangan bersikap kekanakan begini."
Ran semakin mempererat pelukannya lalu diam tak bergeming pada posisinya sampai Kenzo kembali menghelakan nafas.
"Apalagi yang kamu inginkan?"
"Dirimu."
"Bukankah tadi aku sudah memuaskanmu? Apa itu belum cukup?" Kenzo yang tidak bisa menahan dirinya lagi melepaskan pelukan lalu berbalik menatap Ran dengan tatapan marah. "Ran!"
"Mengapa? Kamu tidak suka?" Balas Ran dengan suara bergetar dan mata berkaca - kaca. Sejujurnya mendengar Kenzo yang meninggikan suaranya barusan membuat Ran ingin menangis, namun dia masih berusaha untuk terlihat tegar. "Aku sangat sedih, Kenzo. Kenapa kamu bersikap seperti ini kepadaku? Apakah karena dia adalah orang yang sangat kamu cintai?"
Gawat, saat dia mengucapkan 'orang yang sangat kamu cintai' jantungnya langsung berdebar - debar cemburu. Akhirnya dia tidak bisa menahan emosinya lagi sehingga air matanya yang tertahan mengalir perlahan ke pipinya.
"Tidak, Kenzo. Aku tidak akan membiarkanmu bersamanya. AKU TIDAK AKAN MENGIZINKANMU BERTEMU DENGANNYA LAGI!"
"CUKUP, RAN!"
"Kenapa? Kamu takut para pembantu mendengarnya? KAMU TAKUT FAKTA KAMU ADALAH SEORANG GAY AKAN DIKETAHUI SEMUA ORANG?!!"
"RANYA!"
Kenzo terlihat murka melihat sikap Ran yang semakin menantanginya. Tapi Ran sendiri tidak peduli jika setelah ini Kenzo akan menampari wajahnya karena sudah berbicara melewati batas, meskipun selama ini pria itu tidak pernah melakukan kekerasan fisik terhadapnya.
"Kita sudah lima tahun bersama, Kenzo. Apa selama itu belum cukup bagimu untuk belajar mencintaiku? Aku hanya ingin kita seperti pasangan normal lainnya. Aku ingin hidup seperti wanita normal lainnya. Aku ingin dicintai oleh suamiku sendiri. Aku ingin kita memiliki keturunan dan bahagia bersama. Aku sudah tidak tahan lagi sebagai boneka bagimu! Aku bukanlah wanita yang bisa diperalat untuk menutupi kelakuan busuk dirimu dan kekasihmu itu!!"
Kenzo mengepalkan tangannya kuat - kuat. Jika saja Ran bukan istrinya, dia pasti sudah menamparinya dengan keras karena sudah berani menyebut dirinya 'busuk' yang membuat harga dirinya ternodai.
"Jika kamu ingin menamparku, tampar saja. Tapi aku tetap memintai cerai dan aku akan menceritakan kepada orang tuamu siapa dirimu yang sebenarnya."
PRANG! PRANG! PRANG! Seluruh pajangan keramik satu per satu berjatuhan ke lantai. Kenzo lebih memilih melampiaskan amarahnya dengan menghancurkan benda - benda di sekitarnya, tidak peduli seberapa mahal harganya. Lalu dia mencengkram lengan Ran menariknya lebih dekat hingga kedua wajah mereka tidak berjarak, tidak peduli dengan Ran yang meringis kesakitan.
"Kamu kira ini lucu, hah? Kamu mencoba mengancamku?!!"
"Sa..sakit.."
"Kamu berani melakukannya? Apa kamu sudah siap menghadapi keluargaku?"
Ran langsung terdiam jika dirinya teringat akan keluarga Kenzo. Keluarganya itu merupakan keluarga yang keras karena sang ayah mertua merupakan mantan tentara. Jika dia menceritakan Kenzo kepadanya pasti dia juga ikut terkena masalah karena merahasiakan hal ini selama bertahun - tahun.
"Hentikan omong kosongmu!"
"Ah!!" Ran kembali meringis saat Kenzo menariknya pergi ke kamar. Disana tubuhnya dihempaskan dengan kasar hingga jatuh tersungkur di atas ranjang.
"Tidurlah! Jangan menggangguku lagi!" Ucap Kenzo dan dia keluar dari kamar sambil membanting pintu, meninggalkan Ran yang terduduk menangis tanpa suara.
TBC
Mohon maap jika adegannya kurang panas ✌😬
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)
RomanceMemiliki suami yang tidak percaya akan adanya cinta yang tumbuh dalam kehidupan antar lawan jenis? Bagaimana kelanjutan hubungan ini? Apakah pernikahan yang telah dibangun selama 5 tahun akan kandas? Atau memilih untuk tetap bertahan demi keluarga? ...