Bab 7

21.6K 657 7
                                    

SELAMAT MEMBACA ^_^

Jangan lupa vote agar Author semangat update😘

Sambil menatap air jernih yang menenggelamkan pergelangan kakinya, Ran mencoba menenangkan diri di tepi kolam renang. "Aku marah lagi dengan Kenzo."

Ran menjambak rambutnya dan menggeleng. "Tidak. Seharusnya aku tidak boleh seperti itu."

Ran memukul kepalanya pelan. "Bodoh.. bodoh..."

Dalam pikirannya, dia takut jika dirinya terlalu sering bertengkar dengan Kenzo justru akan membuatnya semakin dibenci sehingga kesempatan untuk mendekatinya akan hilang. Ran tidak mau itu terjadi.

"Tuan Kenzo? Anda ingin pergi?"

"Hm. Dimana istriku?"

"Nyonya? Sepertinya ada di kolam renang."

Ran menajamkan pendengarannya ketika mendengar dengungan suara sang pembantu dan Kenzo yang saling berbicara. Kebetulan jenis kolam renang tersebut merupakan kolam renang yang letaknya berada di dalam ruangan dan pintu yang menutupinya terbuat dari kaca sehingga tubuh mungil Ran dapat terlihat oleh Kenzo dari jauh.

"Apakah dia sudah memakan makanannya?"

Sang pembantu menggeleng tidak tahu. Terpaksa Kenzo naik lagi ke lantai atas dan mengecek makanan Ran di kamarnya. Sama sekali tidak tersentuh.

"Hah.."

Kenzo menghela nafas dan membawanya pada Ran yang saat kehadirannya disadari, wanita itu langsung bersikap acuh.

"Ayo aku antarkan kamu istirahat."

"Tidak mau."

"Baiklah terserah."

Ran melirik. Dia mengira Kenzo langsung pergi. Tapi nyatanya pria itu mengambil posisi duduk di sampingnya.

"Mengapa kamu duduk disini?"

Kenzo melingkarkan tangannya di pinggang Ran dan menariknya mendekat yang membuatnya salah tingkah. Apalagi saat mata Kenzo memandanginya. Irama jantungnya langsung berdetak cepat.

"Berhenti menyiksa dirimu." Kenzo menyerahkan piring yang dibawanya kepada Ran. "Makanlah. Atau aku yang akan menyuapimu."

Ran memalingkan wajah ke arah lain. "Aku kan sedang kesal denganmu. Mengapa kamu tiba - tiba..."

Kenzo menolehkan wajah Ran dan menyium keningnya.

Ran merona merah. Dia tidak menyangka sang suami melakukan itu yang membuat suasana mendadak berubah romantis dan hatinya luluh.

"Ayo makan." Kenzo mengarahkan sendok di depan mulut Ran.

"Apa kamu yakin ingin menyuapiku?"

"Hm."

Ran tersenyum. Dengan senang hati dia menerima suapan dari Kenzo hingga makanan habis tak bersisa.

"Maaf untuk tadi. Aku seharusnya aku tidak marah seperti itu padamu. Aku.. aku hanya cemburu." Ran meletakkan piring ke lantai dan meraih kedua tangan Kenzo, menggenggamnya erat.

"Kau tahu? Saat seseorang begitu mencintai pasangannya, dia pasti tidak rela melihat pasangannya bersama yang lain. Begitulah yang terjadi padaku. Aku tidak rela kamu bersama dia."

"Aku tahu kamu tidak mencintaiku. Tapi ingat satu hal, Kenzo. Aku masih menjadi istrimu. Apa kamu rela menyakiti perasaanku?" Ran mengelus lembut pipi sang suami.

"Aku tahu ini sepenuhnya bukan salahmu. Jangan khawatir. Aku akan berusaha membuatmu berubah. Membuatmu mencintaiku seperti aku mencintaimu."

Ran tersenyum begitu tulus membuat Kenzo terus kepikiran sepanjang perjalannya menuju rumah sakit. Sebelumnya dia sudah pamit untuk pergi pada Ran ketika suasana rumah kembali damai. Namun dia hanya bilang ingin pergi untuk suatu urusan.

"Tidak ada masalah serius. Hanya sedikit robek dan luka lecet." Terang dokter yang memeriksa Kenzo yang terbaring menyamping di atas ranjang pemeriksaan.

"Robek? Apakah harus dijahit?"

"Tidak perlu. Saya sudah olesi dengan salep penyembuh. Nantinya lubang Anda akan rapat kembali dengan sendirinya. Tapi saya akan tetap beri resep untuk obat minum untuk meredakan sakitnya."

Sang dokter melepas sarung tangannya dan mengetikkan resep di komputer di mejanya. Sedangkan Kenzo turun dari ranjang dan kembali memakai celana.

"Kedepannya saya harap saat berhubungan sebaiknya Anda harus selalu berhati - hati dan tidak terlalu kasar. Takutnya bisa terjadi resiko yang lebih jauh lagi daripada ini."

Dokter tersebut merupakan dokter khusus yang kebanyakan menangani pasien sesama jenis sehingga dia paham betul penyebab luka Kenzo.

"Saya mengerti."

Setelah urusan dengan dokter selesai, Kenzo pergi. Dia hendak pulang namun di tengah perjalanannya ponselnya berbunyi. Seseorang mengiriminya pesan yang membuatnya memutarbalikkan arah mobil menuju suatu tempat.

TBC

Hai semuanya, maaf jika Author tidak update kemarin 🥺 Author senang ternyata cerita ini banyak pembacanya. Author banyak berterima kasih kepada pembaca yang sudah memberikan vote novel ini. Jika kalian ada saran atau kritikan boleh banget kok komen disini. Sejujurnya Author juga masih pemula takut2 ada kesalahan😌

Terus baca kisahnya dan jangan lupa vote tiap babnya, ya 🥰 selamat malam🌜

My Beauty Husband (Sedang Proses Revisi Dan Penamatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang