•46•

10.5K 1.4K 110
                                    

Haizal di tarik Jevian untuk duduk di ruang keluarga bersama yang lainnya untuk membicarakan hadiah taruhan balapan yang mereka lakukan beberapa waktu yang lalu. Dengan ogah-ogahan Haizal duduk di apit oleh Jevian dan Jemian sehingga anak itu tidak bisa kemana mana.

"Sesuai kesepakatan bersama kalau yang menang bebas minta apa aja ke yang kalah"ucap Jevian ketika semua anggota keluarga nya sudah lengkap berkumpul di ruangan.

"Trus lo- ah maunya bang Jeje apa an sekarang?"tanya Haizal dengan wajah cemberut.

"Wait, Jeje?"Juna menyala saat Jevian hendak menjawab.

"Ck iyaa"ucap Haizal memutar bola matanya malas.

"Oh okok lanjutkan"

"Jevian belum mikirin permintaan buat Jemian sama kak Juna jadi besok aja"

"Trus ngapain kudu ngumpul begini sih ah"celetuk Haizal membuat Jefan terkekeh.

"Eitt. Kalau buat Haizal udah ada, makanya bang Jev ngumpulin kalian disini biar jadi saksi"

"Emang mau minta apaan ke gue- anu maksudnya Aku?"

"Oke ekhem jadi-

"Bentar! Sebelum itu gu- anu aku mau peringatkan kalau misalnya bang Jeje minta duit ke gu- aish! Aku itu percuma karena.. ya aku mana punya duit, jadi mintanya ke Daddy jangan ke gue- ah maksudnya aku"

"Dengerin dulu Izal ih"ucap Jevian gemas.

"Ah iya lanjutkan"

Semua yang menyaksikan hanya bisa terkekeh melihat interaksi si kembar yang nampak lucu.

"Jadi Bang Jev cuma minta hal sederhana sama Haizal dan bang Jev harap Haizal bisa penuhi permintaan bang Jev karena Jev yakin semua yang ada disini juga berkeinginan sama kayak Jev"Jevian mengulur waktu untuk mempersiapkan diri nya yang akan meminta sesuatu yang mungkin bisa di bilang cukup sulit dilakukan Haizal.

"Aish dari tadi muter muter ngomongnya, tinggal bilang aja sih. Apaan? Bang Jeje mau minta apaan ke gue?"tanya Haizal tak sabaran.

"Eeem... Bang Jev minta Haizal kembali seperti dulu lagi, kembali jadi Haizal yang kita kenal dulu"ucap Jevian, suara yang begitu lembut dan terdengar tulus itu membuat seluruh anggota keluarga menatap Jevian sendu. Sedangkan Haizal langsung terdiam dengan tangan yang mengepal.

Yona merasakan aura yang berubah drastis setelah Jevian mengatakan permintaan nya pada Haizal. Sega menyadari air muka Haizal berubah menjadi suram sambil menatap karpet tebal di bawah kakinya.

Sunyi dan hening yang cukup lama membuat ruang keluarga menjadi terasa dingin dengan seluruh manusia yang berada disana sibuk dengan pikiran mereka masing masing, mereka harap harap cemas menanti respon yang akan di berikan Haizal.

"Gak bisa"lirih Haizal. Pandangannya masih menatap lurus kebawah enggan menatap salah satu anggota keluarga nya.

"Kenapa? Kenapa gak bisa? Kamu bahkan bisa berubah jadi kayak sekarang, tapi kenapa gak bisa kembali kayak dulu lagi?"ucap Jevian frustasi.

"Apa karena bang Erran?"hardik Juna. Serran yang namanya di sebut langsung menatap Haizal menanti jawaban anak itu.

"Bukan"jawab Haizal dengan nada kecewa. Ia kecewa mendengar keinginan mereka yang secara tidak langsung menginginkan Jovan, alter egonya yang mengambil alih tubuh nya.

"Zal kita sayang banget sama kamu, kamu gak perlu berubah. Tetep jadi Haizal yang dulu, Haizal yang penurut, ramah, murah senyum, lucu. Kakak kangen sama Haizal yang dulu"ucap Jemian lirih.

"Gue gak bisa jadi dia"gumam Haizal namun masih bisa di dengar oleh Jevian dan Jemian yang ada di dekat nya.

"Maksud kamu?"tanya Jemian intens.

𝙁𝙞𝙣𝙙 𝙈𝙚 || 𝙃𝙖𝙞𝙯𝙖𝙡  [ Terbit ]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt